Disusun
oleh : TriMarta Xavira
Judul film
: Surya yang Tak Dirindukan
Tahun Rilis
: 2015
Rumah Produksi : MD
Pictures
Sutradara
: Kuntz Agus
Pemain :
1. Laudya
Cynthia Bella (Arini)
2. Fedi Nuril
(Prasetyo)
3. Raline Shah
(Mei Rose)
4. Tanta
Ginting (Hartono)
5. Kemal
Palevi (Amran)
6. Sandrina
Michelle (Nadia)
7. Zaskia Adya
Mecca (Sita)
8. Vitta
Mariana (Lia)
Orientasi 1
“Surga
Yang Tak Di Rindukan” merupakan film terlaris 2015. Film yang berdurasi 2 jam 5
menit ini dibintangi oleh Fedi Nuril, Laudya Cynthia Bella dan Raline Shah.
Diproduseri oleh Manoj Punjabi dan sutradara Kuntz Agus. Skenarionya ditulis Alim
Sudio dan diproduksi MD Pictures. Film ini diadaptasi dari novel karya Asma
Nadia yang berjudul “Surga Yang Tak Di Rindukan”.
Orientasi 2
Film
yang bertemakan religi dan kehidupan sehari-hari terutama yang berkaitan erat
dengan kehidupan dalam sebuah rumah tangga. Kisah dalam film tersebut
terinspirasi dari dongeng yang berjudul ”Madani” (negeri yang damai atau surga
yang diciptakan dibumi). Sang pangeran adalah tokoh Prasetyo yang baik dan
setia. Film “Surga yang Tak Dirindukan” ini mengisahkan kehidupan keluarga yang
dibina oleh sepasang suami istri Prasetya dan Arini. Karena suatu kejadian,
Prasetyo harus mengkhianati Arini dan menikah dengan Mei Rose.
Tafsiran Isi 1
Kisah
cinta pada pandangan pertama Arini dan Pras begitu indah. Pernikahan yang kemudian
terwujud mendatangkan kebahagiaan lain dengan hadirnya Nadia (buah cinta
keduanya). Sosok Pras yang baik dan setia selalu menenangkan Arini. Pras pun
berjanji tidak akan menyakiti hati Arini. Pada awalnya, kehidupan rumah tangga
mereka sama dengan kehidupan rumah tangga yang dibina oleh pasangan lain pada
umumnya, dimana Pras adalah sosok lelaki yang setia dan sayang pada keluarga
sementara Arini adalah istri yang penurut dan ibu yang baik untuk anak semata
wayangnya Nadia. Kehidupan rumah tangga mereka yang bahagia berubah dan
mengalami konflik ketika Pras menyelamatkan seorang wanita yang mengalami
kecelakaan dan berakhir dalam kondisi koma. Alangkah kagetnya Pras saat
mengetahui korbannya, adalah seorang perempuan dalam balutan baju pengantin Mei
Rose (Raline Shah), yang berusaha bunuh diri, setelah laki-laki yang berjanji
menikahi ternyata menipunya. Meirose yang sangat labil itu merasa hidupnya
sudah tak berguna.
Tafsiran 2
Merasa
kasihan dengan nasib Meirose yang depresi dan nasib sang jabang bayi yang akan
terlahir tanpa ayah, Pras memutuskan menikahi Meirose diam-diam dan tidak
memberitahukannya kepada Arini. Namun lama kelamaan Arini yang mulai menyadari
ada yang tidak beres dengan tingkah laku Pras, yang semakin lama semakin merasa
bersalah terhadap Arini dengan keputusannya untuk menikahi Meirose.
Tafsiran 3
Semua
Pras lakukan karena tak ingin melihat 'korban' dari seorang ibu yang ingin
bunuh diri seperti yang pernah ia alami dulu di masa kecilnya. Pada mulanya
Pras menutupi keberadaan Mei Rose dari Arini. Lambat laun, kebohongan itupun
terungkap. Dongeng indah tentang pernikahan yang ia impikan harus dirusak oleh
kehadiran Mei Rose. Arini juga merasa rumah tangganya dengan Pras bukan lagi
bentuk surga yang ia rindukan. Disisi lain, Arini tertampar oleh kenyataan
bahwa hidup bukan untuk dongeng semata. Pernikahan Pras dan Arini berada ditepi
jurang.
Tafsiran 4
Alasan
film ini diberi judul “Surga yang Tak Dirindukan” karena diambil dari sisi
Arini, ketika awal pernikahan ia selalu mengidamkan kisah cinta bagaikan dalam dongeng.
Tetapi ketika mengetahui bahwa suaminya berpoligami, Arini ingin berpisah
dengan suaminya dan ia merasa bahwa bukan ini surga yang dirindukan nya. Ketika
Pras mengalami kecelakaan akibat menolong seorang perempuan, Pras pun masuk
rumah sakit dan Arini yang melihat keadaan suaminya itu sangat menyesal dan
sedih dengan luka-luka yang berada di tubuh suaminya.
Tafsiran Isi 5
Pada
akhirnya Arini menerima kenyataan bahwa ia telah dipoligami oleh suaminya Pras
dan mulai menerima keberadaan Mei Rose. Walaupun sulit, Arini mengambil hikmah
dari kejadian tersebut. Ia bisa lebih sabar dan ikhlas bahwa cintanya dibagi.
Setelah Mei Rose mengetahui bahwa Arini telah menerima semuanya, ia mulai sadar
bahwa tak ada satupun perempuan yang dengan ikhlas menerima cinta untuk dirinya
dibagi kepada orang lain. Akhirnya ia pun memutuskan untuk pergi meninggalkan
Arini dan Pras serta menitipkan buah hatinya kepada mereka.
Evaluasi 1
Film yang dirilis
15 Juli saat lebaran 2015 lalu ini bisa dibilang berhasil memanfaatkan momen
libur lebaran dalam mengumpulkan penonton. Tergolong kurang spektakuler
penjualannya dalam pekan-pekan awal. Namun dengan dibantu dengan promosi gencar
dan respons yang baik dari penontonnya, film ini sanggup bertahan lebih dari
satu bulan di bioskop. Diangkat dari novel karya Asma Nadia, novel terlaris
tersebut memang mengedepankan kisah poligami yang masih tabu bagi sebagian
masyarakat Indonesia. Perbedaan film dari novelnya lumayan banyak dari jumlah
anaknya Arini dan sifatnya Mei Rose. Kelebihan dalam film ini alur ceritanya
jelas dan gampang dimengerti serta penokohan dari setiap tokohnya pas dan natural.
Sayangnya ada adegan yang terlalu terlihat dipaksakan saat Mei Rose bunuh diri
masuk ke dalam jurang dan tiba-tiba Pras bisa mengetahuinya.
Evaluasi
2
Fedi Nuril yang sudah dua kali
melakoni peran sebagai pria berpoligami. Pada filmnya kali ini, akting Fedi
sangat natural. Ia terlihat sangat masuk pada karakter Pras yang sabar dan
tidak tegaan. Bahkan, Fedi tak segan-segan menunjukkan akting menangisnya. Begitupun
dengan Laudya Cynthia Bella. Berperan sebagai Arini, emosi Bella terbilang
meledak-ledak. Wajar saja, Arini digambarkan sebagai karakter yang 'tersakiti'
karena ulah poligami sang suami, Pras. Akting menangis pun tak luput dari
perannya di film ini. Ini merupakan kali pertama bagi Raline Shah melakoni
peran sebagai istri kedua. Meski sempat menolak bergabung, namun Raline
berhasil 'menyatu' dengan sosok labil Meirose. Di film ini, Raline tampil
bertransformasi dari tanpa hijab hingga berhijab. Pada akhirnya, film keluaran
MD Pictures ini jadi film Indonesia dengan penjualan tiket terbanyak di tahun
2015, yaitu sebanyak 1.523.570 tiket.
Rangkuman
Pengemasan film 'Surga yang Tak
Dirindukan' lebih baik dari film drama umumnya. Pasalnya, efek suara dan visual
film benar-benar dibuat hidup, sehingga penonton seperti masuk dalam cerita
dalam film. Alur cerita dan titik klimaks film pun dibuat teratur. Di dalam
film ini memberi perbedaan arti dalam poligami bahwa dalam film ini seseorang menikah
lagi bukan untuk mencari yang lebih sempurna lagi dari pasangannya tetapi untuk
menolong seseorang.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar