Follow Us @literasi_smkn23jkt

Senin, 04 Desember 2017

Bob Sadino: Si sederhana Pengusaha Sukses

Disusun oleh: Devi Lestari



1.    Bambang Mustari Sadino  atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Tanjungkarang,Lampung pada tanggal 9 Maret 1933. Ayahnya bernama Sadino dan ibunya bernama Itinah Soeraputra. Sadino lahir dari sebuah keluarga yang hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara.Ayahnya merupakan Kepala Sekolah di SMP dan SMA Tanjungkarang.

2.    Bob Sadino pernah mengenyam pendidikan di SD Yogyakarta tahun 1947,SMP di Jakara tahun 1950 dan dia melanjutkan sekolah SMA di Jakarta pada tahun 1953.


3.    Ketika orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu dia singgah di Belanda dan menetap selama kurang lebih 9 tahun. Di sana dia bekerja di Djakarta Lylod di kota Amsterdam  dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal di Belanda itu, dia bertemu dengan pasangan hidupnya, Soelami Soejoed.

4.    Pada tahun 1967,Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Dia membawa serta 2 Mercedes miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya dia jual untuk membeli sebidang tanah di Kemang,Jakarta Selatan sementara yang lain tetap dia simpan.

5.    Kembalinya ke tanah air, Bob Sadino bekerja di PT. UNILEVER Indonesia. Suatu hari ia memiliki keingan untuk bekerja secara mandiri sehingga ia memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Memanfaatkan satu mobil yang dimiliki, dia memulainya dengan menyewakan Mobil Mercedesnya dan dia sendiri yang menjadi sopirnya.Tidak berjalan dengan lancar, usaha pertamanya ini boleh dibilang gagal karena Mobil Mercedesnya yang ia sewakan mengalami kecelakan sehingga membuat mobil tersebut rusak parah.Dia tidakbisa memperbaikinya lagi dikarenakan mahal.


6.    Tidak berhenti di situ saja, akhirnya Bob Sadino memutuskan untuk bekerja sebagai kuli bangunan dengan upah harian yang boleh dibilang sedikit sebesar Rp.100,-  yang ia gunakan untuk menafkahi keluarganya.Dengan kondisi seperti ini membuat Bob Sadino sedih, warisan peninggalan dari orang tuanya habis. Kehidupan yang tadinya berkecukupan sekarang berbanding terbalik. Namun dengan keadaan seperti ini tidak membuatnya untuk menyerah dan menerima keadaan begitu saja.

7.    Suatu hari ada seorang sahabat Bob Sadino yang memberikan saran untuk beternak dan berbisnis telur ayam negeri karena pada waktu itu telur ayam negeri masih jarang ada di pasaran. Akhirnya dia menggeluti bisnis ini. Bersama istrinya, dia memulai bisnis dengan berjualan telur ayam negeri yang dia tawarkan dari pintu ke pintu kepada orang asing yang tinggal di daerah Kemang, Jakarta Selatan. Bob Sadino bersama istrinya menjual telur beberapa kilogram perharinya. Dalam tempo satu setengah tahun, dia dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing.

8.    Seiring dengan berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai dikenal sehingga bisnisnya semakin berkembang kemudian ia melanjutkan usahanya dengan berjualan daging ayam. Pada tahun 1970, Bob Sadino mendirikan sebuah perusahaan yang diberi nama Kem Chicks, supermarket yang menyediakan beragam produk pangan impor untuk masyarakat Jakarta. Seiring dengan berjalannya waktu permintaan akan daging dan sosis semakin meningkat.

9. Maka tahun 1975 ia mendirikan sebuah perusahaan yang bernama Kem Food, pelopor industry daging olahan di Indonesia. Kem Food memproduksi berbagai jenis daging olahan seperti Sosis, Burger, dan Baso.

10. Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk konsumsi orang asing di Indonesia. Selain menjadi orang pertama yang memperkenalkan telur ayam negeri, dia juga merupakan orang pertama yang menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia. Namanya Kem Fam, sebuah ladang sayur yang didirikan oleh Bob Sadino dengan sistem hidroponik.

11. Bob Sadino percaya bahwa setiap langkah sukses selalu diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang dikira. Dia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.

12.  Pada tahun 2014 Soelami Soejoed istrinya meninggal dunia,semenjak itu kesehatan Bob Sadino terus menurun. Sempat dirawat intensif selama dua Minggu di Rumah Sakit Pondok Indah, namun pada 19 Januari 2015 pada pukul 17.55 dia meninggal dunia karena sakit.Dia dimakamkan di Tamam Pemakaman Umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan, pada pukul 13.00 WIB. Jasadnya ditempatkan satu liang lahat bersama ayah (Sadino), ibu (Itinah Soeraputra), dan kakak perempuannya (Asiah Sadino).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar