Oleh : Vira Purnama Sari
Cahaya yang berpendar luar biasa anggun
dalam dinginnya atmosfer lintang tinggi. Kemilau cahayanya yang
terang menyerupai fajar di pagi hari, mampu menimbulkan mitos di kalangan
Bangsa Yunani. Mereka menyebut pendar cahaya itu sebagai kehadiran Sang Dewa
Fajar. Namun demikian, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, mitos Dewa
Fajar itu telah tersisihkan dengan nama Aurora.
Aurora adalah fenomena pancaran cahaya yang
menyala-nyala pada lapisan ionosfer dari sebuah planet sebagai akibat adanya
interaksi antara medan magnetik yang dimiliki planet tersebut dengan partikel
bermuatan yang dipancarkan oleh matahari (angin matahari).

Sunspot ini dianggap sebagai
bendungan pasir pada arus air yang liar, ketika kekuatannya sudah tak sanggup
lagi menahan tekanan arus, maka ia akan jebol. Jebolnya sunspot ini akan
memuntahkan kandungan energi yang disalurkan sebagai arus proton atau elektron.
Energi yang dilontaran keluar matahari tersebutlah yang disebut sebagai
angin matahari. Jika dengan intensitas yang besar maka dinamakan badai
matahari.
Perjalanan
angin matahari menuju bumi, dapat ditempuh selama 18 jam hingga 2 hari
perjalanan antariksa. Ketika melewati Merkurius dan Venus, angin matahari akan
langsung begitu saja menerpa atmosfernya, sehingga planet tersebut mengalami
peningkatan suhu yang luar biasa akibat dari terpaan aliran proton dan elektron
yang dibawanya. Namun demikian, lain halnya ketika angin matahari itu
menghantam bumi.
Bumi ini bagaikan magnet yang
berukuran sangat besar, dengan kutub-kutub magnetnya hampir berdekatan dengan
kutub geografis bumi. Sehingga bumi ini dilapisi oleh medan magnet
(magnetosfer) yang berbentuk sebuah perisai yang mirip dengan buah apel, dimana
bumi berada pada inti buahnya dan magnetosfer berada pada kulit buah
apel.magnetosfer ini terdiri dari beberapa lapisan, dengan lapisan terbawahnya,
sabuk radiasi van allen yang berada di sekitar ekuator (khatulistuwa). Layaknya
sebuah perisai, magnetosfer dan sabuk van allen melindungi bumi dari terpaan
partikel angin matahari.
Ketika
angin matahari menerpa magnetosfer, partikel-partikel angin matahari dibelokkan
dan tertarik menuju kutub medan magnet bumi. Semakin tinggi energi partikel,
maka semakin dalam lapisan magnetosfer yang berhasil ditembus olehnya. Aliran
partikel yang tertarik ke kutub medan magnet bumi akan bertumbukan dengan atom-atom
yang ada di atmosfer. Energi yang dilepaskan akibat reaksi dari proton dan
elektron yang bersinggungan dengan atom-atom di atmosfer, dapat dilihat secara
visual melalui pendar cahaya yang berwarna-warni di langit, atau yang kita
kenal sebagai Aurora. Di kutub utara bumi, aurora ini disebut sebagai aurora
borealis, dan di kutub selatan, disebut sebagai aurora australis.

Karena
intensitas cahaya yang rendah, aurora hanya dapat dilihat pada malam hari,
dengan aktivitas yang semakin tinggi mendekati tengah malam. Aurora dapat
bergerak dan berubah bentuk dengan cepat, tetapi biasanya terlihat dengan
bentuk untaian cahaya panjang yang membentang di langit untuk sebagian besar malam.
Keunikan
Bahaya
aurora tehadap manusia sampai saat ini belum pernah dibuktikan. Akan tetapi
fenomena ini dapat mengganggu jaringan telekomunikasi. Pengaruh proton-proton
yang bertumbukkan dengan atom di atmosfer dapat mengganggu penerimaan radio, televisi
dan telegram. Hal ini disebabkan karena saat titik-titik di atmosfer terganggu
oleh proton dari matahari, atmosfer tidak lagi menahan sinyal dan
memantulkannya ke bumi. Sinyal tersebut justru diteruskan ke luar angkasa.
Akibatnya tidak ada sinyal yang diterima televisi, radio atau telegram.
Partikel yang bermuatan dalam angin matahari, magnetometer dan ionosfer membawa
aliran listrik berskala besar. Jika aliran ini berubah di dekat bumi, dapat
menyebabkan kerusakan peralatan listrik.
Aurora dapat dilihat secara langsung di
daerah-daerah lintang tinggi, seperti Tromso (Norwegia), Yellowknife (Kanada),
Fairbanks (Amerika), Kangerlussuaq (Greenland), wilayah Selatan, dll. Ketika
aktivitas matahari dalam keadaan stabil, maka frekuensi terbentuknya aurora
lebih sering pada bulan ekuinoks musim semi jatuh pada tanggal 23 Maret, dan bulan
ekuinoks musim gugur tanggal 21 September.
Daftar
Pustaka
2014. Penyebab Terjadinya Aurora dan Foto-foto Aurora
yang Menakjubkan. http://lampukecil.com/2014/10/15/penyebab-terjadinya-aurora-dan-foto-foto-aurora-yang-menakjubkan/
Yanto, Avri. 2014. Artikel Menarik
Tentang Asal Mula Aurora. http://avriyanto001.blogspot.com/2014/02/artikel-menarik-tentang-asal-mula-aurora.html
2014. Penjelasan
Lengkap Aurora dan 5 Tempat Untuk Menikmatinya. http://sainsforhuman.blogspot.com/2014/05/penjelasan-lengkap-aurora-dan-Tempat-Menikmatinya.html
Latifah, Erni. 2012.
Aurora dan Proses Terjadinya. http://kafeastronomi.com/aurora-dan-proses-terjadinya.html
Fathia, Ara. Aurora. http://fenomenaalam1.blogspot.com/p/blog-page_3329.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar