Follow Us @literasi_smkn23jkt

Senin, 11 Mei 2015

Polusi Nuklir


Oleh : Herotul Nisah




Nuklir adalah energi yang berada dalam setiap materi atau zat yang tentunya tersusun atas atom atom dan material penyusun atom seperti elektron, neutron dan proton. Bahan bakar yang umum digunakan pada nuklir adalah plutonium 239 dan uranium 235. Pengembangan nuklir  digunakan untuk keperluan pembangkit listrik, banyak reaktor nuklir dibangunan di seluruh dunia. Namun, sumber daya yang tampak bersih, efisien, dan tidak akan habis ini menciptakan sejumlah bahaya. Pembuangan limbah nuklir yang sangat berbahaya dan dalam skala besar masih menjadi persoalan yang harus diatasi.

Limbah nuklir dihasilkan dari reaktor nuklir, pemrosesan senjata nuklir, tambang uranium, bahkan material obat nuklir menghasilkan limbah yang sangat beracun yang pembuangannya menjadi sebuah persooalan besar. Beberapa limbah dari reaktor dapat diperoses ulang untuk digunakan kembali sebagai bahan bakar nuklir. Namun, limbah yang dihasilkan dalam proses ini bersifat radioaktif tinggi. Tenaga dan kolam temporer telah digunakan selama beberapa dekade untuk membuang limbah nuklir. Situs penyimpanan bawah tanah dianggap sebagai pilihan terbaik, tapi dengan kondisi harus terisolasi dari air tanah dan udara.

Suatu pagi pada 26 april 1986, dunia tersentak oleh luasnya jangkauan suatu kecelakaan nuklir terjadi, ketika pembangkit listrik tenaga nuklir milik Uni Soviet di Chernobly (kini bagian dari Ukraina) melepas berton-ton material radioaktif yang menyebar ke ribuan kilometer persegi. Penyebab reaktor nuklir ini meledak dan terbakar adalah para teknisi yang menguji operasionalnya dalam kondisi tertentu. Saat uji ini, mereka mengurangi batas keamanan, langkah tersebut yang memicu kecelakaan. Saat itu Otoritas Soviet tidak segera mengkonfirmasikan kecelakaan itu terhadap dunia. Namun, pada keesokan harinya, bencana ini terdeteksi oleh Denmark. Seandainya kecelakaan ini terdeteksi sejak awal, ribuan orang di Ukraina dan Belarusia dapat diselamatkan dari radiasi. Konsekuensi yang terjadi dari kecelakaan ini yaitu, terdapat 31 korban tewas seketika, sekitar 350.000 orang dievakuasi, sulit menentukan jumlah yang pasti orang yang terkena radiasi karena angka ini sangat bervariasi antara beberapa orang dan puluhan ribu orang.

Internasional Nurclear Event Scales (INES) dibentuk untuk memfasilitasi pertukaran informasi dan membantu mempercepat penentuan tingkat keparahan suatu peristiwa yang terdiri dari tujuh level. Peristiwa di peringkat 1 sampai 3 dianggap “insiden” dan tidak meemiliki dampak serius bagi populasi atau lingkungan lokal. Peristiwa di peringkat 4 sampai 7 dikategorikan sebagai kecelakaan. Kecelakaan di Chernobly berada di level 7. Dari beragam radioaktif yang terlepas dalam kecelakaan Chernobly menyebabkan beberapa daerah tercemar. Negara yang paling tercemar adalah Ukraina (7% wilayah) dan Bearusia (22% wilayah, rumah bagi 2,2 juta orang). Selain itu awan radioaktif yang terbentuk akibat kecelakaan nuklir tersebut juga bergerak ke Skansinavia, Polandia, negara-negara Baltik, selatan Jerman, Swiss,  utara Prancis, dan Inggris.

Dengan melihat kejadian yang terjadi di Chernobly tersebut seharusnya negara-negara yang memakai sumber energi nuklir harus selalu menjaga keamanan dalam situasi pengujian agar kejadian tersebut tidak terjadi kembali. Jika telah terjadi kejadian serupa negara yang bersangkutan harus secepatnya mengonfirmasi kepada dunia internasional sebagai upaya dari penyelamatan masyarakat setempat dari radiasi nuklir. Untuk negara yang tidak menggunakan sumber energi dari nuklir, sebaiknya memang tidak menggunakan energi dari nuklir. Hal ini di karenakan  limbah yang dihasilkan mengeluarkan radiasi yang bersifat merusak lingkungan dengan kurun waktu selama ribuan tahun.


Daftar Pustaka :
Febe Fenyta. 2012. Ensiklopedia Sains Spektakuler Lingkungan Hidup. PT Aku Bisa. Jakarta

Sumber Internet :

http://www.apapengertianahli.com/2014/07/Pengertian-Energi-macam-macam-bentuk-energi.html#_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar