Disusun
oleh : Ika sofiyatun
Pernyataan Umum
Penindasan (Bullying) adalah penggunaan
kekerasan, ancaman, atau paksaan untuk menyalahgunakan atau mengintimidasi
orang lain. Perilaku ini dapat menjadi suatu kebiasaan dan melibatkan
ketidakseimbangan kekuasaan sosial atau fisik. Hal ini dapat mencakup pelecehan
secara lisan atau ancaman, kekerasan fisik atau paksaan dan dapat diarahkan
berulang kali terhadap korban tertentu, mungkin atas dasar ras, agama, gender,
seksualitas, atau kemampuan. Tindakan penindasan terdiri atas empat jenis,
yaitu secara emosional, fisik, verbal, dan cyber. Budaya penindasan dapat
berkembang dimana saja selagi terjadi interaksi antar manusia, dari mulai di
sekolah, tempat kerja, rumah tangga, dan lingkungan.
Urutan Sebab Akibat
Bully biasanya muncul di usia sekolah.
Pelaku Bully memiliki karakteristik tertentu. Umumnya mereka adalah anak-anak
yang berani, tidak mudah takut, dan memiliki motif dasar tertentu. Motif utama
yang biasanya ditenggarai terdapat pada pelaku Bully adalah adanya agresifitas.
Padahal, ada motif lain yang juga bisa dimiliki pelaku Bully, yaitu rasa rendah
diri dan kecemasan. Bully menjadi bentuk pertahanan diri (defence mechanism)
yang digunakan pelaku untuk menutupi perasaan rendah diri dan kecemasannya
tersebut. “Keberhasilan” pelaku melakukan tindakan bully bukan tak mungkin
berlanjut ke bentuk kekerasan lainnya, bahkan yang lebih dramatis.
Ada yang menarik dari karakteristik
pelaku dan korban Bully. Korban Bully mungkin memiliki karakteristik yang bukan
pemberani, memiliki rasa cemas, rasa takut, rendah diri, yang kesemuanya itu
(masing-masing atau sekaligus) membuat si anak menjadi korban Bully. Akibat
mendapat perlakuan ini, korban pun mungkin sekali menyimpan dendam atas
perlakuan yang ia alami.
Selanjutnya, bukan tak mungkin, korban
Bully, menjadi pelaku Bully pada anak lain yang ia pandang sesuai dengan
tujuannya, yaitu untuk mendapat kepuasan dan membalaskan dendam. Ada proses
belajar yang sudah ia jalani dan ada dendam yang tak terselesaikan. Kasus di
sekolah-sekolah, dimana kakak kelas melakukan Bully pada adik kelas, dan
kemudian Bully berlanjut ketika si adik kelas sudah menjadi kakak kelas dan ia
kemudian melakukan Bully pada adik kelasnya yang baru, adalah contoh dari pola
Bully yang dijelaskan di atas.
Alasan bullying disekolah saat ini
semakin meluas salah satunya adalah karena sebagian besar korban enggan
menceritakan pengalaman mereka kepada pihak yang mempunyai kekuatan untuk
mengubah cara berfikir mereka dan menghentikan siklus bullying, yaitu pihak
sekolah dan orangtua. Korban merahasiakan bullying yang mereka derita karena
takut pelaku akan semakin mengintensifkan bullying mereka. Akibatnya korban
bisa semakin menyerap ”falsafah” bullying yang didapat dari seniornya.
Sumber :
http://semuacontoh.blogspot.co.id/2017/02/teks-eksplanasi-fenomena-sosial-bullying.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar