Disusun
oleh : Ninik Yuliyanti
Judul Film : Bulan Terbelah di Langit
Amerika
Produksi : Maxima Pictures
Sutradara : Rizal Mantovani
Penulis
Skenario : Hanum Rais Dan Rangga
Almahendra
Pemain :
- Acha Septriasa (Hanum )
- Abimana Aryasatya (Rangga)
- Rianti Cartwright (Azima Hussein)
- Nino Fernandez (Stefen)
- Hannah Al-Rasyid (Yasmin)
Orientasi
:
Film
"Bulan Terbelah di Langit Amerika" merupakan film produksi Maxima
Pictures bergenre drama yang
dibintangi oleh Acha Septriasa sebagai Hanum, Abimana Aryasatya sebagai Rangga,
Nino Fernandez sebagai Stefen, Hannah Al Rasyid sebagai Yasmin, dan Rianti
Cartwright sebagai Azima Husein atau Julia Collin. Film ini disutradarai Rizal
Mantovani dengan produser Ody Mulya Hidayat. Film ini menceritakan tentang perjalanan
jurnalistik yang diberi tugas menulis artikel berjudul “Akankah dunia lebih
baik tanpa Islam?”. Film ini merupakan adaptasi novel best seller dengan judul yang sama karya Hanum Salsabiela Rais dan
Rangga Almahendra.
Tafsiran
isi 1 :
Dikisahkan,
setelah mendapat kiriman email video seorang gadis berjudul “Do you know my dad?”, Hanum (Acha
Septriasa) seorang jurnalis muslim yang bekerja di sebuah kantor berita di
Wina, diberi tugas untuk menulis artikel provokatif oleh bos redaksi, berjudul
“Apakah dunia lebih baik tanpa Islam?”. Artikel tersebut nantinya
akan dimuat dalam sebuah koran. Gertrude juga meminta kepada Hanum supaya
mewawancarai dua narasumber dari pihak muslim dan non muslim di Amerika Serikat.
Narasumber tersebut merupakan para keluarga korban serangan World Trade Center (WTC) pada 11
September 2001 di Washington DC, New York.
Di sisi lain, Rangga juga diminta bosnya yang bernama Professor Reinhard
untuk pergi ke Washington, agar bisa mengikuti sebuah konferensi internasional
dalam bidang bisnis. Dalam konferensi tersebut membahas seorang filantropi dunia bernama Brown Phillipus
tentang "Strategi The Power of
" di situlah akhirnya mereka berpisah untuk menyelesikan tugasnya
masing-masing.
Tafsiran
isi 2 :
Hanum
memulai pencariannya dengan menemui Azima Hussein dan Sarah yang merupakan
seorang muslim, ibu dan anak yang telah ditinggalkan suaminya dalam tragedi
itu. Bukan main-main, mereka telah dianggap teroris karena semua orang Amerika
mengira suaminya yang seorang muslim adalah orang yang meletakkan bom untuk
meledakkan WTC. Azima Hussein telah kehilangan kepercayaannya sebagai seorang
muslim hingga ia mengganti namanya menjadi Julia Collins
Tafsiran
isi 3 :
Selain
itu, ia juga harus menemui Michael Jones, seorang yang menolak pembangunan
masjid di Ground Zero, tempat monumen tragedi kemanusiaan itu. Ia bahkan
mengecam umat Islam sebagai teroris dan membuat demo besar-besaran agar
pembangunan masjid itu berhenti.
Sebuah
kejadian yang dialami Rangga dan Hanum secara tak terduga akan mempertemukan
Jones, Julia, dan Brown dalam sebuah pertemuan manis yang menggetirkan ketika
Brown mengisahkan apa yang melandasinya menjadi seorang filantropi dunia pada acara “The
Heroes”
Tafsiran
isi 4 :
Dalam
film “Bulan Terbelah di Langit Amerika” memiliki nilai moral kepada penonton yaitu
kita harus saling toleransi antar umat
beragama. Membiarkan diadakannya pembangunan masjid di Ground Zero. Selalu
menjadi orang yang selalu dikagumi dan disayangi oleh keluarga. Dalam keadaan
bagaimana pun harus selalu mempercayai keluarga. Di saat Azima mulai berfikir
sama seperti yang dituduhkan orang lain terhadap suaminya, tetapi anaknya
selalu percaya bahwa ayahnya tidak seperti itu karena seorang teroris tidak
akan pernah menghadiahkan anaknya Al-Quran. Film ini juga mengajari penonton
tentang akidah, walaupun banyak kecaman dari orang lain kita harus berpegang
teguh terhadap keyakinan kita, jangan pernah hilangkan kebanggan kita menjadi
seorang muslim.
Tafsiran
isi 5 :
Film
drama religi “Bulan Terbelah di Langit Amerika” tidak hanya ditonton oleh
kalangan dewasa tetapi juga menjadi sasaran bagi remaja. Walaupun terdapat
konflik suami istri tetapi topik utama yang dibahas adalah sebuah perjalanan
yang membuktikan bahwa Islam adalah agama yang penuh dengan kedamaian bukan
kekerasan.
Evaluasi
1:
Dari pembawaan peran, Acha
Septriasa, Abimana Aryasatya dan Nino Fernades bermain baik karena mereka sudah
pernah diperankan dalam film yang sama yaitu “99 Cahaya di Langit Eropa”. Rizal
sang sutradara juga pandai mengakali gedung yang ditabrak pesawat. Soundtrack juga lumayan melibatkan penyanyi
asing. Salah
satu pesan yang dibawa film ini adalah Islam bukanlah sesuatu yang harus
ditakuti. Islam adalah pembawa kedamaian. Film ini adalah film kemanusiaan.
Kisah tentang hilangnya kebanggaan muslim pada agamanya, kisah tentang jati
diri muslim yang terinjak-injak oleh isu terorisme. Namun semua ketakutan pada Islam
itu, diakhiri dengan kisah manis, bahwa Islam bukanlah terorisme, Islam ada rahmatan lil'alamin.
Evaluasi
2 :
Ada
beberapa adegan yang menimbulkan tanda tanya. Seperti, polisi Amerika yang
terdiam melihat demonstrasi berlangsung dangan ricuh. Film ini banyak
didominasi dalam ruangan sehingga keindahan Negara Amerika tidak terlalu
diekspos, tidak seperti dalam film “99
Cahaya di Langit Eropa”. Saat pertama kali saya melihat judul filmnya saya
fikir menceritakan tentang hari kiamat namun ternyata membahas ledakan bom yang
terjadi di World Trade Center
(WTC), Amerika Serikat.
Rangkuman :
Secara
keseluruhan film ini adalah salah satu penutup yang manis untuk film Indonesia
2015, layak ditonton. Bagi penonton muslim film ini memberikan inspirasi bahwa Islam
sebagai “rahmatan alamin”, membawa
kedamaian harus dibuktikan dengan perbuatan oleh muslim itu sendiri dan bukan
hanya slogan.
Daftar Pustaka :
intaaanid.blogspot.com/2016/03/teks-ulasan-bulan-terbelah-di-langit.ht
intaaanid.blogspot.com/2016/03/teks-ulasan-bulan-terbelah-di-langit.ht
Diakses
pada tanggal 14 Mei 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar