|
Pernyataan Umum :
Gempa
bumi adalah berguncangnya bumi yang disebabkan oleh tumbukan antar lempeng
bumi, patahan aktif aktivitas gunung api atau reruntuhan batuan.
Urutan Sebab :
Lempeng samudera yang rapat
massanya lebih besar ketika bertumbukkan dengan lempeng benua di zona tumbukan
(subduksi) akan menyusup ke bawah. Gerakan lempeng itu akan mengalami
perlambatan akibat gesekan dari selubung bumi. Perlambatan gerak itu
menyebabkan penumpukan energi di zona subduksi dan zona patahan. Akibatnya di
zona-zona terjadi tekanan, tarikan, dan geseran. Pada saat batas elastisitas
lempeng terlampaui maka terjadilah patahan yang diikuti oleh lepasnya energi
secara tiba-tiba. Proses ini menimbulkan getaran partikel ke segala arah yang
disebut gelombang gempa.
Kepulauan Indonesia terletak
pada pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu lempeng Australia, Eurasia, dan
Pasifik. Lempeng Australia dan Eurasia bertumbukan di lepas pantai barat Pulau
Sumatera, lepas pantai selatan Pulau Jawa, lepas pantai Kepulauan Nusa
Tenggara, dan berbelok kearah utara ke Perairan Maluku sebelah selatan. Antara
lempeng Australia dan Pasifik terjadi tumbukan disekitar Pulau Papua. Sementara
pertemuan antara ketiga lempeng itu terjadi di sekitar Sulawesi. Itulah
sebabnya mengapa di pulau-pulau sekitar 3 lempeng itu sering terjadi gempa
bumi.
Berikut ini adalah 25 daerah
wilayah rawan gempa bumi Indonesia yaitu: Aceh, Sumatera Utara (Simeulue),
Sumatera Barat (Jambi), Bengkulu, Lampung, Banten, Pandeglang, Jawa Barat,
Bantar Kawung, Yogyakarta, Lasem, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, Kepulauan Aru,
Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Maluku
Utara, Maluku Selatan, dan Kalimantan Timur.
Intensitas gempa bumi adalah
tingkatan kerusukan yang terasa pada lokasi terjadinya. Angkanya ditentukan
dengan menilai kerusakan yang dihasilkan, pengaruhnya pada benda-benda,
bangunan, dan tanah, dan akibatnya pada orang-orang. Skala ini disebut MMI
(Modified Mercalli Intensity) diperkenalkan oleh Giuseppe Mercalli pada tahun
1902. Magnituda adalah parameter gempa yang diukur berdasarkan yang terjadi
pada daerah tertentu, akibat goncangan gempa pada sumbernya. Satuan yang
digunakan adalah skala ritcher. Skala ini diperkenalkan oleh Charles F.Ritcher
tahun 1934. Contohnya gempa bumi dengan kekuatan 8 skala ritcher setara
kekuatan bahan peledak TNT seberat 1 gigaton atau 1 miliyar ton.
Urutan Akibat :
Akibat gempa bumi adalah hancurnya
bangunan-bangunan karena goncangan tanah. Jatuhnya korban jiwa biasanya terjadi
karena tertimpa reruntuhan bangunan, terkena longsor, dan kebakaran. Jika
sumber gempa berada di dasar lautan maka bisa membangkitkan gelombang tsunami
yang tidak saja menghantam pesisir pantai di sekitar sumber gempa tetapi juga
mencapai beberapa km ke daratan. Korban jiwa terbesar gempa bumi Indonesia
terjadi di Nias pada bulan maret 2005 sebanyak 300 jiwa. Sementara korban jiwa
gempa bumi yang kemudian membangkitkan tsunami terbesar memakan korban jiwa
terjadi di Aceh dan Sumatera Utara pada Desember 2004, sebanyak 250.000 jiwa.
Jika gempa bumi mengguncang secara tiba-tiba,
berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan pedoman dimanapun berada.
- Di dalam rumah. Getaran akan terasa setelah beberapa saat. Selama jangka waktu itu, Anda harus mengupayakan keselamatan diri Anda dan keluarga Anda. Masukan ke bawah meja untuk melindungi tubuh Anda dari jatuhan benda-benda. Jika Anda tidak memilliki meja, lindungi kepala Anda dengan bantal. Jika Anda sedang menyalakan kompor maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
- Di sekolah. Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh dari pintu. Carilah tempat lapang, jangan berdiri di dekat gedung, tiang dan pohon.
- Di luar rumah. Lindungi kepala Anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnya kaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala Anda dengan menggunakan tangan, tas, atau apapun yang anda bawa.
- Di mall, bioskop, dan lantai dasar mall. Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.
- Di dalam lift. Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika Anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
- Di kereta api. Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak terjatuh seandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikaplah tenang dan mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
- Di dalam mobil. Saat terjadi gempa bumi besar, Anda akan merasa seakan-akan roda mobil Anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil Anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil. Jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
- Di gunung/pantai. Anda kemungkinan longsor terjadi diatas gunung. Menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya dari tsunami. Jika Anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran tinggi.
- Beri pertolongan. Sudah dapat diramalkan bahwa banyak orang yang akan cedera saat terjadi gempa bumi besar. Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami kesulitan datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan pertama kepada orang-orang berada disekitar Anda.
- Dengarkan informasi. Saat gempa bumi besar terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan bertindak karena informasi orang yang tidak jelas.
Upaya- upaya mitigasi gempa bumi
- Membangun bangunan vital/strategis atau bangunan lainnya yang mengundang kosentrasi banyak manusia di wilayah rawan gempa bumi dengan menggunakan konsentrasi yang tahan terhadap gempa.
- Tidak membangun pemukiman dan aktifitas penduduk diatas, pada atau dibawah tebing.
- Tidak mendirikan bangunan diatas tanah timbunan yang tidak memenuhi tingkat kepadatan yang sesuai daya dukung tanah terhadap konstruksi bangunan diatasnya.
- Pemetaan mikrozonasi di wilayah rawan gempa bumi.
- Menyiapkan alur dan tempat evakuasi bencana.
- Menyelenggarakan pendidikan dini melalui jalur pendidikan formal dan non-formal tentang gempa bumi dan bahayanya di wilayah rawan gempa bumi.
- Membangun alur evakuasi dan tempat pengungsian serta bukit-bukit untuk menghindari dari gelombang tsunami.
- Perlu adanya RUTR dan RTRW yang dituangkan dalam peraturan daerah yang berwawasan dan mempertimbangkan aspek kebencanaan sehingga prinsip bangunan berkelanjutan dapat tercapai. Membangun kewaspadaan masyarakat dan pemerintah daerah melalui pelatihan antisipasi jika sewaktu-waktu terjadi gempa bumi.
Sumber :
- Buku Buklet-Tsunami
- http://denyhendrawansaputra.blogspot.co.id/2015/02/contoh-teks-eksplanasi-gempa-bumi.html?m=1
Diakses pada tanggal 3 Maret 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar