Disusun
Oleh: Elly Nurlaela
Judul Film: 99 Cahaya di
Langit Eropa part 1
Tahun :
2013
Durasi : 96 Menit
Sutradara : Guntur Soeharjanto
Pemain : Acha Septriasa berperan sebagai Hanum
Salsabiela Rais
Abimana Aryasatya berperan
sebagai Rangga Almahendra
Raline Syah berperan
sebagai Fatma Pasha
Nino Fernandez berperan
sebagai Stefan
Dewi Sandra berperan
sebagai Marion Latimer
Marissa Nasution berperan
sebagai Maarja
Alex Abbad berperan sebagai
Khan
Orientasi 1
Film “99 Cahaya di Langit Eropa” adalah
drama religi tahun 2013 dari Indonesia. Film ini adalah film ke-40 yang dirilis
oleh Maxima Pictures. Film drama ini diadaptasi dari novel berjudul sama karya
Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra dan merupakan film Maxima Pictures
yang termahal kala dirilis, dengan anggaran melebihi 15 milyar. Film ini
mendapat pujian dari Presiden Indonesia pada saat itu, Susilo Bambang Yudhoyono
saat pemutaran film perdana di Djakarta Theatre pada tanggal 29 November 2013.
Orientasi 2
Film ini mengisahkan pengalaman seorang juranlis
asal Indonesia yang sedang menemani suaminya menjalani kuliah doktorat di
Vienna, Austria. Mengisahkan bagaimana mereka beradaptasi, bertemu dengan
berbagai sahabat hingga akhirnya menuntun mereka kepada jejak-jejak agama islam
di benua Eropa yang dibawa oleh bangsa Turki di era Merzifonlu Kara Mustafa
Pasha dari kesultanan Utsmaniyah.
Orientasi 3
Acha Septriasa sebagai Hanum Salsabiela
Rais, seorang juranlis Indonesia yang selama tiga tahun menemani suaminya,
Rangga Almahendra yang sedang menjalani kuliah doktorat, dan kemudian mulai
mengenal sejarah dan pengaruh Islam yang dibawa ileh bangsa Turki di era
kesultanan Utsmaniyah di Eropa, mulai dari Vienna, Paris hingga Istanbul.
Abimana Aryasatya sebagai Rangga Almahendra, suami Hanum yang sedang
menjalankan kuliah doktorat di Universitas Vienna, Austria.
Tafsiran isi 1
Pencarian cahaya Islam di Eropa yang kini
sedang tertutup awan saling curiga dan kesalahpahaman. Untuk pertama kalinya
dalam 26 tahun, Hanum merasakan hidup di auatu negara dimana Islam menjadi
minoritas. Pengalaman yang makin memperkaya spiritualnya untuk lebih mengenal
Islam dengan cara yang berbeda.Tinggal di Eropa selama tiga tahun adalah arena
menjelajah Erooa dan segala isinya. Hingga akhirnya Hanum menemukan banyak hal lain
yang jauh lebih menarik dari sekadar Menara Eiffel, Tembok Berlin, Konser
Mozart, Stadion Sepak Bola San Siro, Colloseum Rima, atau Gondola-gondola di
Venezia. Pencarian Hanum telah mengantarkannya pada daftar tempat-tempat ziarah
baru di Eropa. Hanum tak menyangka Eropa sesungguhnya juga menyimpan sejuta
misteri tentang Islam. Eropa dan Islam Mereka pernah menjadi pasangan serasi.
Kini hubungan keduanya penuh pasang surut prasangka dengan berbagai dinamikanya.
Hanum merasakan ada manusia-manusia untuk memperburuk hubungan keduanya.
Tafsiran isi 2
Pertemuannya dengan perempuan muslim di Austria, Fatma Pasha telah
mengajarkannya untuk menjadi bulir-bulir yang bekerja sebaliknya. Menunjukkan
pada Eropa bulir cinta dan luasnya kedamaian Islam. Sebagai Turki di Austria,
Ia mencoba menebus kesalahan kakek moyangnya yang gagal meluluhkan Eropa dengan
menghunus pedang dan meriam. Kini Ia mencoba lagi dengan cara yang lebih elegan,
yaitu dengan lebarnya senyum dan dalamnya samudera kerendahan hati.
Tafsiran isi 3
Hanum dan Fatma mengatur rencana. Mereka
akan mengarungi jejak-jejak Islam dari Barat hingga ke Timur Eropa. Dari
Andalusia Spanyol hingga ke Istanbul Turki. Dan entah mengapa perjalanan pertamanya
justru mengantarkannya ke Kota Paris, pusat ibu kota peradaban Eropa. Di paris
aku bertemu dengan seorang mualaf, Marion Latimer yang bekerja sebagai ilmuan di
Arab World Institute Paris. Marion menunjukkan kepadanya bahwa Eropa juga
adalah pantulan cahaya kebesaran Islam. Eropa menyimpan harta karum sejarah Islam
yang luar biasa berharganya. Marion membukakan mata hatinya. Membuat Hanum jatuh cinta lagi dengan agamanya, Islam.
Islam sebagai sumber pengetahuan yang penuh damai dan kasih. Museum Louvre, Pantheon,
Gereja Notre Dame hingga Les Invalides semakin membuat Hanum yakin dengan
agamanya. Islam dulu pernah menjadi sumber cahaya terang benderang ketika Eropa
diliputi abad kegelapan. Islam pernah bersinar sebagai peradaban paling maju di
dunia, ketika dakwah bisa bersatu dengan pengetahuan dan kedamaian, bukan
dengan teror atau kekerasan.
Tafsiran isi 4
Perjalanan Hanum menjelajah Eropa adalah sebuah pencarian cahaya
kesempurnaan yang pernah dipancarkan oleh Islam di benua ini. Cordoba, Granada,
Toledo, Sicilia, dan Istanbul masuk dalam manifest perjalanan spiritual
selanjutnya. Saat memandang matahari terbenam di Katedral Mezquita, Cordoba,
Istana Al Hambra Granada, atau Hagia Sophia Istanbul, aku bersimpuh. Matahari
tenggelam yang Hanum lihat adalah jelas matahari yang sama, yang juga dilihat
oleh orang-orang di benua ini 1000 tahun lalu. Matahari ini menjadi saksi bisu
bahwa Islam pernah menjamah Eropa, menyuburkannya dengan menyebar benih-benih ilmu
pengetahuan, dan menyianginya dengan kasih sayang dan toleransi antar umat
beragama. Akhir dari perjalannya selama tiga tahun di Eropa justru mengantarkannya
pada titik awal pemcarian makna dan tujuan hidup. Makin mendekatkan pada sumber
kebenaran abadi yang maha sempurna.
Tafsiran isi 5
Film “99 Cahaya di Langit Eropa”
mempunyai pesan moral yang dapat dipetik, antara lain nilai-nilai ajaran agama
Islam, hubungan sosial dan budaya, dimana Islam merupakan minoritas di Negara
Eropa, selain itu, secara tidak langsung penonton bisa mengetahui dan belajar
banyak hal tentang segala informasi dari negara-negara yang ada di Eropa, mulai
dari pemerintahannya, wisatanya, tempat-tempat bersejarah Islam dan
kebudayaannya. Film yang diadaptasi dari novel best seller tersebut sangat memotivasi dari segala sisi. Baik dari
sisi keyakinan, pendidikan, kasih sayang. Film ini sangat layak ditonton oleh
semua kalangan. Disamping itu, umat muslim dapat mengetahui berbagai macam sejarah Islam
di Benua Eropa dan hidup bertoleransi antar umat beragama.
Evaluasi 1
Film ini banyak memberikan ilmu
pengetahuan kepada penonton tentang sejarah Islam di Austria dan Prancis. Film
tersebut menunjukkan bahwa Eropa juga memiliki peradaban Islam yang kuat. Dari
segi pengambilan gambar film ini termasuk juga yang sukses ketika melakukannya
di luar negeri. Peran dari para pemain juga sangat melekat dengan tokoh
masing-masing yang diperankan.
Evaluasi 2
Film ini dibuat bersambung. Karena ending dari film belum mencapai klimaks,
padahal film ini baru menampilkan prolog. Mungkin alasan pembuat film membuat
ceritanya bersambung sebelum mencapai klimaks agar penonton penasaran dengan
film “99 Cahaya di Langit Eropa part 2”. Untuk pemeran, hanya Acha yang sedikit
kurang dengan pemeran lainnya. Acha kurang dapat memerankan sosok sentral
sebagai Hanum yang notabene adalah
pemeran utama.
Rangkuman
Film
ini sangat bagus untuk ditonton oleh keluarga. Karena banyak memberikan ilmu
tentang sejarah Islam pada masa lampau di Eropa. Acting yang menarik dari para pemain juga berhasil menghipnotis.
Film ini menjadi rekomendasi untuk ditonton. Walaupun sudah sering ditayangkan
di TV tidak akan pernah bosan untuk menontonnya.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar