Follow Us @literasi_smkn23jkt

Minggu, 19 April 2015

Bullying

Oleh : Clarissa Elvira Widjaya



Sejauh ini kekerasan masih saja terjadi di lingkungan kita. Tanpa kita sadari kekerasan tersebut bisa menimpa kita kapan saja dan dimana saja. Seperti hal nya di sekolah, kita mungkin terkadang tidak sadar apa yang kita lakukan dan apa yang terjadi dalam hidup kita itu termasuk dalam kekerasan. Kekerasan yang dengan mudah terjadi di sekolah adalah bullying yaitu tindak kekerasan yang didasarkan oleh kekuatan atau kekuasaan untuk menyakiti seseorang. Terkadang kita tak menyadari apa yang kita lakukan masuk dalam golongan bullying. Entah Anda adalah pelaku bullying atau korban bullying. Maka dari itu sangat perlu kita mempelajari apa itu bullying dan dampak nya.
Bullying adalah penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti seseorang atau sekelompok, sehingga korban merasa tertekan, trauma dan tidak berdaya (kejadiaanya selalu berulang).Bullying berasal dari kata Bully, yaitu suatu kata yang mengacu pada pengertian adanya “ancaman” yang dilakukan seseorang terhadap orang lain (yang umumnya lebih lemah atau “rendah dari pelaku), yang menimbulkan gangguan psikis bagi korbannya (korban disebut bully boy atau bully girl) berupa stress (yang muncul dalam bentuk gangguan fisik atau psikis, atau keduanya; misalkan susah makan, sakit fisik, ketakutan, rendah diri, depresi, cemas, dan lainnya).
Ada berbagai macam bentuk bullying yaitu secara fisik; secara verbal; dan secara psikologis.Bullying cenderung terjadi pada anak yang terkesan lemah, berbeda dari yang lain, tidak berdaya untuk membela diri, tidak punya banyak teman.
Sedikitnya ada tiga faktor yang menyebabkan terjadinya perilaku bullying, yaitu : Hubungan Keluarga, lingkungan emosional yang beku dan kaku dengan tidak adanya saling memperhatikan dan memberikan kasih sayang yang hangat; pola asuh yang permissive dengan pola asuh serba membolehkan, sedikit sekali memberikan aturan, membatasi untuk berperilaku, struktur keluarga yang kecil; pengasingan keluarga dari masyarakat, kurangnya kepedulian terhadap hidup bermasyarakat, serta kurangnya keterlibatan keluarga dalam aktivitas bermasyarakat; konflik yang terjadi antara orangtua, dan ketidakharmonisan dalam keluarga; penggunaan disiplin,orang tua gagal untuk menghukum atau malah memperkuat perilaku agresi dan gagal untuk memberikan penghargaan; pola asuh orang tua yang otoriter dengan menggunakan kontrol dan hukuman sebagai bentuk disiplin yang tinggi, orang tua mencoba untuk membuat rumah tangga dengan aturan yang standar dan kaku.
Pada usia remaja, anak lebih banyak menghabiskan waktunya di luar rumah. Pada masanya remaja memiliki keinginan untuk tidak lagi terlalu bergantung pada keluarganya dan mulai mencari dukungan dan rasa aman dari kelompok sebayanya, oleh karena itu salah satu faktor yang sangat besar dari perilaku bullying pada remaja disebabkan oleh teman sebaya yang memberikan pengaruh negatif dengan cara memberikan ide baik secara aktif maupun pasif bahwa bullying tidak akan berdampak apa-apa dan merupakan suatu hal yang wajar dilakukan.
Program televisi yang tidak mendidik akan meninggalkan jejak pada benak pemirsanya. Akan lebih berbahaya lagi jika tayangan yang mengandung unsur kekerasan ditonton anak-anak pra-sekolah perilaku agresi yang dilakukan anak usia remaja sangat berhubungan dengan kebiasaannya dalam menonton tayangan di televisi.
Akibat bullying ini tidak dapat dikatakan main-main, karena dapat mengganggu perkembangan sosial dan emosional anak mulai dari yang ringan, sedang, hingga yang serius, dan mampu berakibat pada kematian, yakni:Prestasi belajar menurun; Phobia sekolah; Gelisah, sulit tidur; Gangguan makan; Menyendiri, mengucilkan diri; Sensitive, lekas marah; Agresif, bersikap kasar pada orang lain; Depresi; Hasrat bunuh diri


Diadaptasi dari :
https://nsholihat.wordpress.com/tag/definisi-bullying/ kf/v/berbagaisumber/imoku.multiply.com/journal/detiknews


Tidak ada komentar:

Posting Komentar