Follow Us @literasi_smkn23jkt

Selasa, 21 April 2015

Milky Way atau Galaksi Bima Sakti.

Oleh : Aimmah Hakim


     Milky Way adalah “Kota Bintang”. Kenapa di sebut sebagai kota bintang? Karena didalamnya tersusun atas jutaan bintang yang bersinar. Bintang-bintang ini bisa di analogikan sebagai rumah-rumah atau bangunan-bangunan di sebuah kota. Bintang juga mengalami perkembangan layaknya bangunan yang terus bertumbuh mengkonversi tanah di bumi. William Herschel seorang astronom terkemuka pada tahun 1780 asal Jerman yang pertama kali mengamati distribusi bintang di langit memberikan kesimpulan atas pengamatannya terhadap 600 bintang di langit yang berbeda bahwa bintang mengalami pertumbuhan jumlah dengan mengarah pada satu arah tetap di langit. Yaitu Bimasakti.

Milky Way yang terlihat dari bumi.



     Milky Way termasuk jenis galaksi spiral karena memiliki lengan yang memutar berbentuk spiral dengan black hole sebagai pusat. Lengan Milky Way yang berbentuk spiral dan berwarna gelap tersusun atas jutaan bintang dan nebula. Nebula adalah awan antar bintang yang terdiri dari gas, debu dan plasma. Merupakan rumah bertumbuh kembangnya bayi bintang (baby star) yang baru lahir. Nebula atau tempat si “bayi bintang” ini lahir menghasilkan cahaya berwarna-warni yang memendar indah. Hal ini dikarenakan pengaruh gas yang membentuknya. Setiap gas memiliki pendaran warna yang berbeda. Warna hijau untuk oksigen, merah untuk hidrogen, dan lain sebagainya. Simak saja imaging dari Orion Nebula, Helix Nebula, Eagle Nebula dan Crab Nebula. Di mana merupakan nebula-nebula yang memendarkan warna-warni cahaya sangat indah di galaksi kita.

Crab Nebula hasil foto dari Hubble Space Telescope dan Orion Nebula hasil citra dari Teleskop Vista (Infrared)
     Jika ada bayi bintang, lalu bagaimana bintang mengalami tumbuh kembang? Perlu kita ketahui bahwa bintang juga mirip seperti mahluk hidup yang bisa lahir dan mati. Kelahiran bintang di tandai dengan adanya reaksi fusi nuklir antara hidrogen dan helium. Bintang merupakan benda massif bermassa 0,08 – 200 massa matahari yang sedang dan pernah melangsungkan pembangkitan energi melalui reaksi fusi nuklir. Proses pembentukan bintang ini sangat unik dan membutuhkan waktu jutaan bahkan miliaran tahun lamanya. Awal pembentukannya di mulai dari adanya reaksi yang terbentuk dari debu dan gas di balik awan gelap di angkasa di mana reaksinya menghasilkan energi yang sangat panas. Gravitasi yang tertekan secara bersamaan antara debu dan gas yang terjadi secara memusat, menyebabkan terciptanya sebuah energi yang sangat besar. Ketika gaya gravitasi lebih dominan maka material-material yang ada akan semakin tertekan. Material-material yang tertekan secara terus menerus membuat material-material tersebut mengalami perkerasan dan lambat laun bertransformasi hingga ahirnya meledak akibat terjadinya reaksi fusi nuklir antara atom hidrogen dan helium yang berada di antara kumpulan material. Reaksi fusi nuklir inilah yang memunculkan cahaya terang yang kita sebut bintang. Yup ! reaksi inilah yang menyebabkan bintang bersinar.

Tumbuh kembang bintang ditandai dengan perubahan warna pada cahaya bintang. Ada tahapan-tahapan warna yang bisa memberikan informasi kepada kita berapa umur bintang. Bintang yang baru lahir ditandai dengan warna biru yang mempunyai magnitudo atau tingkat kecerahan sekitar -5(lebih terang di bandingkan venus) dan mempunyai suhu sekitar 25.000 derajat Kelvin. Matahari di mana merupakan satu-satunya bintang di tata surya kita, kini telah memasuki masa remajanya. Ini dapat kita ketahui dari klasifikasi bintang dimana matahari mempunyai kelas G.

      Lebih lanjut. Masa berahirnya bintang ditandai dengan meledaknya bintang yang kita kenal dengan ledakan nova atau ledakan supernova. Sebutan ledakan supernova adalah untuk kategori ledakan nova yang lebih besar. Ledakan supernova mungkin saja terjadi jutaan atau bahkan miliaran tahun yang lalu, namun cahaya hasil dari ledakan bintang ini baru sampai di bumi saat ini. Ledakan ini menghasilkan cahaya yang lebih cemerlang yang bisa mencapai ratusan juta kali cahaya bintang tersebut sebelum meledak. Tetapi dia hanya akan bersinar dalam tempo waktu beberapa bulan saja. Selanjutnya meredup dan mati. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh seorang astronom professional Andy Howell dari Las Cumbres Observatory. Jika kita ingin mendapatkan peluang untuk mengamati satu ledakan supernova, diperlukan pengamatan terhadap 70 galaksi dalam jangka waktu satu tahun. 700 galaksi dalam waktu 10 tahun. 7000 galaksi dalam waktu 100 tahun. Dan begitu seterusnya.


Fenomena Milky Way pernah terjadi di Gunung Bromo Indonesia.

     Biasanya fenomena seperti ini akan terlihat jelas pada daerah dengan dataran tinggi dan langit masih bersih dari debu dan polusi termasuk juga cahaya bulan. Selain itu Milky Way akan terlihat sangat indah sekali jika pada saat bulan april - september karena pada bulan tersebut Indonesia mengalami musim kemarau.

Fenomena milky way di gunung bromo.

Salah satu fenomena Milky Way yang sangat bagus bisa dilihat dari Wisata Gunung Bromo yang selama ini sudah banyak dibicarakan oleh wisatawan mancanegara. Selain terkenal dengan wisata yang menyajikan keindahan sunrice, wisata ini juga sangat cocok untuk menikmati fenomena Milky Way karena berada didataran yang tinggi sekaligus terhindar dari debu dan polusi.

Fenomena seperti ini sangat diminati oleh banyak wisatawan yang ingin menikmati suasana tersebut hingga mengabadikannya. Selain wisatawan, photografer juga banyak yang memburu moment seperti ini untuk mendapatkan suatu karya seni foto yang cantik. Banyak wisatawan asing yang mengatakan bahwa fenomena Milky Way di Bromo lebih indah dari pada ditempat wisata lainnya.


Gunung Bromo memang memiliki beragam pesona dan fenomena alam yang beragam. Tak heran jika tempat ini selalu ramai pengunjung dan menjadi salah satu tujuan wisata yang tak bisa dilewatkan baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.



Sumber :
http://id.wikipedia.org | http://www.eso.org | National Geographic  “Inside The Milky Way”


 http://toeropong.blogspot.com/2015/02/fenomena-cantik-milky-way-di-bromo.html 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar