Follow Us @literasi_smkn23jkt

Rabu, 15 April 2015

Kebakaran



 Oleh: Selvia Dewi


Pengertian kebakaran:

Kebakaran adalah suatu nyala api, baik kecil atau besar pada tempat yang tidak kitakehendaki, merugikan pada umumnya sukar dikendalikan (Perda DKI, 1992).

Indonesia menganut klasifikasi yang diterapkan dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No. Per.04/Men/1980 yang membagi menjadi 4 kelas:

  • Kelas A, Mencakup material bahan padat selain logam mudah terbakar /combustibles. Contoh: kertas , kain, kain, material seperti plastik, dsb
  • Kelas B, Mencakup zat cair dan gas. Contoh: bensin, oli, tar, cat, dsb
  • Kelas C, Mencakup peralatan/aparat bertegangan listrik. Contoh: kabel, trafo, sekring, panel listrik
  • Kelas D, Mencakup metal yang mudah terbakar. Contoh: magnesium, titanium, sodium, dsb

Penyebab terjadinya kebakaran antara lain:

1. Bahan yang mudah terbakar- Barang padat, cair atau gas ( kayu, kertas, textil, bensin, minyak,acetelin dll).

2. Panas ( Suhu )- Pada lingkungannya memiliki suhu yang demikian tingginya,(sumber panas dari Sinar Matahari, Listrik (kortsluiting, panas energimekanik (gesekan), Reaksi Kimia, Kompresi Udara).

3. Oksigen ( O2 )- Adanya Zat Asam ( O2 ) yang cukup.Kandungan (kadar) O2ditentukan dengan persentasi (%), makin besar kadar oksigenmaka api akan menyala makin hebat, sedangkan pada kadaroksigen kurang dari 12 % tidak akan terjadi pembakaran api. Dalamkeadaan normal kadar oksigen diudara bebas berkisar 21 %, makaudara memiliki keaktifan pembakaran yang cukup.


Akibat dari kebakaran yaitu:
  • Asap
Asap adalah kumpulan partikel zat carbon ukuran kurang dari 0,5 micron sebagai hasil dari pembakaran tak sempurna dan bahan yang mengandung karbon.
Efeknya iritasi/rangsangan pada mata, selaput lendir pada hidung dan kerongkongan.
  • Panas
Panas adalah suatu bentuk energi yang pada 300oF dapat dikatakan sebagai temperatur tertinggi di mana manusia dapat bertahan /bernafas hanya dalam waktu yang singkat.
Efeknya tubuh kehilangan cairan dan tenaga, luka bakar/terbakar pada kulit dan pernafasan, mematikan jantung.
  • Nyala/Flame
Nyala/Flame biasa timbul pada proses pembakaran sempurna dan membentuk cahaya berkilauan
  • Gas Beracun
Gas beracun antara lain:
  1. Karbon Monoksida ridak berasa, tidak berbau, tidak berasa NAB 50ppm
  2. Sulfur Dioksida (SO2) sangat beracun, menyebabakna gejala lambat diri, kerusakan sistem pernafasan seperti bronchitis
  3. Hidrogen Sulfida (H2S) >NAB 10ppm
  4. Ammonia (MH3) >NAB 25ppm
  5. Hydrogen Sianida (HCN) >NAB 10ppm
  6. Acrolein (C3H4O) >NAB 0,1ppm
  7. Gas hasil pembakaran zat sellulosa (kertas, kayu, kain) seperti karbon monoksida, formaldehida, asam formiat, asam karboksitat, metilalkohol, asam asetat, dll
  8. Gas hasil pembakaran plastik seperti karbon monoksida, asam klorida dan sianida, nitrogen eksida, dll
  9. Gas hasil pembakaran karet seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, dan asap tebal
  10. Gas hasil pembakaran scilena seperti hidrogen sianida, gas amonia.
  11. Gas hasil pembakaran wool seperti karbon monoksida, hidrogen sulfida, sulfur dioksida, dan hidrogen sianida
  12. Gas hasil pembakaran hasil minyak bumi seperti karbon monoksida, karbon dioksida, axcolin, dan asap tebal

Cara mengatasi kebakaran:
  1. Cara penguraian yaitu cara memadamkan dengan memisahkanatau menjauhkan bahan / benda-benda yang dapat terbakar.
  2. Cara pendinginan yaitu cara memadamkan kebakaran denganmenurunkan panas atau suhu. Bahan airlah yang paling dominandigunakan dalam menurunkan panas dengan jalanmenyemprotkan atau menyiramkan air ketitik api.
  3. Cara Isolasi / lokalisasi yaitu cara pemadaman kebakarandengan mengurangi kadar / prosentase O2 pada benda-bendayang terbakar.


 Tips dan trik mencegah terjadinya kebakaran:

1. Waspada Rokok
Tidak membuang puntung rokok sembarangan. Pastikan rokok telah mati total sebelum dibuang ke tempat sampah. Rokok 99% memberikan masalah daripada manfaat, sehingga sebaiknya jangan merokok agar tidak rugi.

2. Waspada Pada Penerang Api
Ketika mati lampu dan menggunakan penerangan api seperti lilin dan lampu tempel semprong / petromak maka jangan pernah lalai untuk mengawasi lampu tersebut dan tidak menaruh di tempat sembarang yang bisa jatuh atau berpindah tempat sehingga bisa membakar benda mudah terbakar yang ada di sekitarnya. Awasi pula penggunaan anti nyamuk bakar.

3. Waspada Anak-Anak dan Lansia
Jauhkan benda-benda yang berapi atau yang dapat mengeluarkan api. Paling tidak ada orang dewasa yang mengawasi seperti bermain korek api, korek gas, kembang api, petasan, obat nyamuk bakar serta benda-benda yang mengeluarkan api dan panas seperti kompor gas, kompor minyak, setrikaan, dispenser air, pemasak nasi, dan lain-lain. Anak-anak sangat berpotensi bertindak ceroboh yang bersifat fatal.

4. Waspada & Rawat Perangkat Listrik dan Perangkat Api
Rawat dengan baik dan rutin kompor gas, setrikaan, mejik jar, solder, kabel-kabel listrik dan perangkat listrik dan api lainnya. Jaringan listrik di rumah, kantor, dll jika sudah usang sebaiknya dilakukan penggantian total dengan mengganti seluruh perangkat jaringan listrik diganti dengan yang berkualitas bagus dan baru demi keamanan dari korsleting listrik (hubungan arus pendek). Hindari mencuri listrik pln agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan seperti misal kesetrum dan konslet listrik.

5. Siapkan Perangkat Pemadam Kebakaran Ringan
Jika bangunan cukup besar gunakan sistem pemadam detektor asap, pemancar air, perangkat penunjang hidup saat kebakaran, hidran, selang penyemprot air, tabung pemadam semprot, dan lain sebagainya. Jangan lupa berikan penyuluhan bagi penghuni bangunan dalam menghadapi bencana kebakaran. Untuk bangunan kecil minimal ada karung yang dapat dibasahi untuk meredam kebakaran ringan / kecil. Siapkan selang panjang atau ember untuk memudahkan menyiram kebakaran dengan air.

6. Melakukan Pembinaan dan Sosialisasi Kebakaran
Berikan penyuluhan kepada seluruh anggota keluarga, pegawai/karyawan kantor, siswa guru sekolah, buruh pabrik, dan sebagainya mengenai penanganan bencana kebakaran yang bisa saja terjadi kapan saja dan di mana saja agar ketika terjadi kebakaran mereka mengerti apa yang harus mereka lakukan. Beritahu nomor telepon polisi dan pemadam kebakaran lokal dan sentral.

7. Waspada Lingkungan Sekitar
Kebakaran juga bisa akibat dari bangunan sebelah yang terbakar sehingga bangunan kita ikut menjadi korban karena api bisa membesar dan merembet ke mana-mana. Tingkatkan kesadaran bencana kebakaran di lingkungan masyarakat sekitar untuk meminimalisir terjadinya kebakaran di lingkungan sekitar. Waspada juga dengan melakukan tindakan-tindakan yang dapat memperkecil resiko kebakaran merembet dari bangunan sekitar ke bangunan kita.


 Sumber Referensi:
  1. https://pemadamapi.wordpress.com/definisi-pengertian-kebakaran/
  2. http://sistemmanajemenkeselamatankerja.blogspot.com/2013/10/pengertian-api-dan-kebakaran.html
  3. https://pemadamapi.wordpress.com/definisi-pengertian-kebakaran/penyebab-kebakaran/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar