Oleh : Tantri
Elizabeth Tudor lahir pada 7 September 1533 di Greenwhich,
Inggris. Elizabeth adalah putri Raja Henry VIII dan Anne Boleyn yang dinikahi
Henry setelah istri pertamanya Catherine dari Aragon dan mempunyai putri yaitu
Mary Tudor, Henry berusaha mencari cara agar bisa memperoleh anak laki-laki
sebagai seorang penerus tahta. Pada tahun 1535 Anne Boley dihukum mati oleh
Raja Henry karena dituduh selingkuh saat Elizabeth baru berumur 2 tahun. Henry
kemudian menikah lagi dan mempunyai seorang putra yaitu Edward ditahun 1537.
Melalui akta suksesi Henry menetapkan Edward sebagai pewaris utamanya, disusul
oleh Mary, kemudian Elizabeth.
Dimasa kecilnya, ia tampak sebagai anak pendiam yang serius,
berwajah pucat dengan rambut pirang cerah. Ia sangat mengagumi ayahnya, namun
jarang berkesempatan menemuinya, sampai saat ayahnya menikahi istri terakhirnya
Catherine Parr, seorang ibu tiri yang baik, yang menghendaki semua anak Henry
sesering mungkin tinggal disatu istana bersama ayahnya.
Setelah kematian Edward tahta sempat dipegang oleh seorang
kerabat jauh Lady Jane Grey sebagai Ratu sementara, lalu Mary menjadi Ratu
definitif dan mulai menjalankan kebijakannya untuk mengembalikan Inggris
sebagai sebuah negara Katolik, agama yang taat dijalankannya sebagaimana ibu
dan kerabatnya yang lain di Spanyol. Tokoh Protestan yang menentang Mary dan calon suaminya, Phillip dan Spanyol, berusaha memanfaatkan Elizabeth guna
merencanakan pergulingan Mary. Elizabeth pun harus berhati-hati agar tidak
terlibat. Ketakutan Mary pun menggiring Elizabeth ke penjara. Ketika pertama
kali dipenjarakan, Elizabeth justru dibawa ke penjara yang paling mengerikan ,
yakni Menara London. Elizabeth kemudian dikenai tahanan rumah di Woodstock
Oxforshire. Ia kemudian berdamai dengan Mary setelah berhasil menegosisasikan
pembebasannya dengan janji untuk tidak berusaha tampil, tidak berusaha merubut
tahta, dan meyakinkan Mary bahwa ia tidak bersalah. Pada akhirnya kedua saudara
itu berdamai kembali. Ketika Mary sekarat akibat penyakitnya ia menyebut
Elizabeth sebagai penggantinya, dan memohonnya untuk mempertahankan agama
Katolik di Inggris.
Elizabeth maklum bahwa penyelesaian sengketa agama harus
diprioritaskan. Ia sendiri tidak menyukai kondisi keagamaan ekstrim seperti
yang terjadi ketika kedua saudaranya Edward dan Mary berkuasa. Ia lebih memilih
iklim keagamaan yang moderat setahun setelah penobatannya, ia memberlakukan
undang-undang yang mengembalikan Inggris sebagai Negara Protestan, mewajibkan
semua kitab agama ditulis dalam bahasa Inggris, bukannya bahasa Latin, dan
memperkenalkan Book of Common Prayer. Ketika parlemen memintanya mengambil
langkah yang lebih keras, Elizabeth menjawab ia tidak ingin jendela rakyatnya
terbuka. Kesetiaan pada mahkota Inggris lebih penting daripada kesetiaan pada
agama tertentu. Rakyatnya adalah pertama-tama adalah orang Inggris, baru
kemudian ia bisa menjadi orang Katolik atau orang Protestan.
Meskipun kelompok garis keras dari Katolik maupun
Protestan kurang puas, namun pembentukan Gereja Protestan tanpa menghancukan
Gereja Katolik dapat memulihkn stabilitas sipil, dan suasana damai ini terus
terjaga selama Elizabeth berkuasa. Namun pada akhirnya Elizabeth bertindak
lebih keras terhadap kubu Katolik setelah terungkapnya rencana pembunuhan
terhadap dirinya setelah Ratu
Mary Stuard dari Skotlandia tiba di Inggris tahun 1568, dan ketika paus
menyatakan penganut Katolik di Inggris tidak usah tunduk kepada Elizabeth
sebagai Ratu.
Meskipun tidak pernah bertemu muka langsung dengan Mary
Stuart, begitu mendengar namanya saja Elizabeth sudah gelisah. Mary sebelumnya
dipaksa turun tahta oleh rakyatnya sendiri di Skotlandia akibat serangkaian
skandal yang dilakukansuami-suaminya sehingga terpaksa mengungsi ke Inggris.
Paham bahwa kedatangan Mary bisa menyulut pemberontakan umat Katolik, Elizabeth
memerintah agar Mary segera ditangkap dan di penjarakan. Kemudian terungkap
bahwa Mary memang bersekongkol dengan sejumlah tokoh Katolik guna
menggulingkannya. Setelah cukup lama menimbang-nimbang, Elizabeth akhirnya
memerintahkan Mary dihukum mati pada tahun 1587.
Setelah kematian Mary, giliran Paus dan Raja Phillip II dari
Spanyol yang berusaha menghasut pemberontakan kaum Katolik di Ingris guna
menggulingkan Elizabeth sekaligus menempatkan kembali monarki Katolik di tahta
Inggris. Pada akhir musim panas 1588 Armada Spanyol yang saat itu masih
merupakan kekuatan laut terkuat didunia memasuki perairan Inggris, sekaligus
membuka jalan bagi penyerbuan pasukan darat Spanyol di kepulauan Inggris.
Elizabeth sendiri menyampaikan pidatonya yang sangat terkenal guna mengobarkan
semangat pasukannya di Tilbury, dekat London. “Aku tahu tubuhku adalah tubuh perempuan yang lemah dan rapuh; tetapi aku
memilki hati seorang Raja, terlebih lagi Raja Inggris”. Lalu berlangsunglah
salah satu perang laut terpenting dalam sejarah. Diluar dugaan armada Spanyol
dikalahkan oleh supremasi armada angkatan laut Inggris. Inggris unggul berkat
kegigihan para pelautnya, dan pemakaian jenis-jenis kapal meriam dan
layar-layar lebar guna memanfaatkan tiupan angis Protestan.
Pada Februari 1603, kematian Catherine Howard keponakan
sepupunya dan teman Catherine, Lady Knollys sangat berdampak bagi Elizabeth.
Pada bulan Maret, Elizabeth jatuh sakit dan tetap berada dalam pilu yang tetap
tak dapat dihilangkan. Elizabeth meninggal pada tanggal 24 Maret 1603 di Istana
Richmond antara pukul dua atau tiga pada pagi hari. Peti mati Elizabeth dibawa
pada malam hari ke Istana Whitehall dengan menggunakan kapal yang diterangi
oleh obor. Pada prosesi pemakamannya pada tanggal 28 April, peti matinya dibawa
ke Biara Westminster oleh kereta jenazah yang ditarik oleh empat kuda yang
menggunakan beludru hitam. Elizabeth dimakamkan di Biara Westminster dibilik
yang sama dengan Mary. Tulisan Latin di makam mereka “ Regno consortes & urna, hic ob dormimus Elizabetha et Maria
sorores, in spe resurrectionis “, berarti “Partner ditahta maipun di makam,
disini kami bersemayam, Elizabeth dan Mary, dua bersaudara, mengharapkan
kebangkitan”.
Selama pemerintahannya ia berusaha dan berhasil menunjukkan
dedikasinya bagi kesejahteraan rakyatnya. Menjelang akhir hayatnya ditahun 1603
ia menyatakan “inilah yang
kuanggap kejayaan kekuasaanku, yakni bahwa selama ini dapat memerintah dengan
bekal cinta kalian semua”.
Diadaptasi dari : http://id.wikipedia.org/wiki/Elizabeth_I_dari_Inggris
Buku Biografi di Perpustakaan
Apa yang anda tulis cukup baik, rinci, dan lugas. Artikel yang anda tulis telah mencakup sepenggal kisah hidup seorang Ratu Inggris yang sangat anggun dan bijaksana. Alangkah lebih baiknya, anda bisa memberikan postingan yang ada "filler" di dalamnya. Agar tidak terlihat klise dan vulgar.Serta agar apa yang anda tulis dapat secara langsung berinteraksi dan memikat komunikasi dengan pembaca. Namun secara keseluruhan sudah sangat baik. Salam pena.
BalasHapus