Follow Us @literasi_smkn23jkt

Minggu, 23 November 2014

Elizabeth Tudor “Sang Ratu dari Inggris”


Oleh : Tantri


Elizabeth Tudor lahir pada 7 September 1533 di Greenwhich, Inggris. Elizabeth adalah putri Raja Henry VIII dan Anne Boleyn yang dinikahi Henry setelah istri pertamanya Catherine dari Aragon dan mempunyai putri yaitu Mary Tudor, Henry berusaha mencari cara agar bisa memperoleh anak laki-laki sebagai seorang penerus tahta. Pada tahun 1535 Anne Boley dihukum mati oleh Raja Henry karena dituduh selingkuh saat Elizabeth baru berumur 2 tahun. Henry kemudian menikah lagi dan mempunyai seorang putra yaitu Edward ditahun 1537. Melalui akta suksesi Henry menetapkan Edward sebagai pewaris utamanya, disusul oleh Mary, kemudian Elizabeth.

Dimasa kecilnya, ia tampak sebagai anak pendiam yang serius, berwajah pucat dengan rambut pirang cerah. Ia sangat mengagumi ayahnya, namun jarang berkesempatan menemuinya, sampai saat ayahnya menikahi istri terakhirnya Catherine Parr, seorang ibu tiri yang baik, yang menghendaki semua anak Henry sesering mungkin tinggal disatu istana bersama ayahnya.

Setelah kematian Edward tahta sempat dipegang oleh seorang kerabat jauh Lady Jane Grey sebagai Ratu sementara, lalu Mary menjadi Ratu definitif dan mulai menjalankan kebijakannya untuk mengembalikan Inggris sebagai sebuah negara Katolik, agama yang taat dijalankannya sebagaimana ibu dan kerabatnya yang lain di Spanyol. Tokoh Protestan yang menentang Mary dan calon suaminya, Phillip dan Spanyol, berusaha memanfaatkan Elizabeth guna merencanakan pergulingan Mary. Elizabeth pun harus berhati-hati agar tidak terlibat. Ketakutan Mary pun menggiring Elizabeth ke penjara. Ketika pertama kali dipenjarakan, Elizabeth justru dibawa ke penjara yang paling mengerikan , yakni Menara London. Elizabeth kemudian dikenai tahanan rumah di Woodstock Oxforshire. Ia kemudian berdamai dengan Mary setelah berhasil menegosisasikan pembebasannya dengan janji untuk tidak berusaha tampil, tidak berusaha merubut tahta, dan meyakinkan Mary bahwa ia tidak bersalah. Pada akhirnya kedua saudara itu berdamai kembali. Ketika Mary sekarat akibat penyakitnya ia menyebut Elizabeth sebagai penggantinya, dan memohonnya untuk mempertahankan agama Katolik di Inggris.

Elizabeth maklum bahwa penyelesaian sengketa agama harus diprioritaskan. Ia sendiri tidak menyukai kondisi keagamaan ekstrim seperti yang terjadi ketika kedua saudaranya Edward dan Mary berkuasa. Ia lebih memilih iklim keagamaan yang moderat setahun setelah penobatannya, ia memberlakukan undang-undang yang mengembalikan Inggris sebagai Negara Protestan, mewajibkan semua kitab agama ditulis dalam bahasa Inggris, bukannya bahasa Latin, dan memperkenalkan Book of Common Prayer. Ketika parlemen memintanya mengambil langkah yang lebih keras, Elizabeth menjawab ia tidak ingin jendela rakyatnya terbuka. Kesetiaan pada mahkota Inggris lebih penting daripada kesetiaan pada agama tertentu. Rakyatnya adalah pertama-tama adalah orang Inggris, baru kemudian ia bisa menjadi orang Katolik atau orang Protestan.

Meskipun kelompok garis keras dari Katolik maupun Protestan kurang puas, namun pembentukan Gereja Protestan tanpa menghancukan Gereja Katolik dapat memulihkn stabilitas sipil, dan suasana damai ini terus terjaga selama Elizabeth berkuasa. Namun pada akhirnya Elizabeth bertindak lebih keras terhadap kubu Katolik setelah terungkapnya rencana pembunuhan terhadap dirinya setelah Ratu Mary Stuard dari Skotlandia tiba di Inggris tahun 1568, dan ketika paus menyatakan penganut Katolik di Inggris tidak usah tunduk kepada Elizabeth sebagai Ratu.

Meskipun tidak pernah bertemu muka langsung dengan Mary Stuart, begitu mendengar namanya saja Elizabeth sudah gelisah. Mary sebelumnya dipaksa turun tahta oleh rakyatnya sendiri di Skotlandia akibat serangkaian skandal yang dilakukansuami-suaminya sehingga terpaksa mengungsi ke Inggris. Paham bahwa kedatangan Mary bisa menyulut pemberontakan umat Katolik, Elizabeth memerintah agar Mary segera ditangkap dan di penjarakan. Kemudian terungkap bahwa Mary memang bersekongkol dengan sejumlah tokoh Katolik guna menggulingkannya. Setelah cukup lama menimbang-nimbang, Elizabeth akhirnya memerintahkan Mary dihukum mati pada tahun 1587.

Setelah kematian Mary, giliran Paus dan Raja Phillip II dari Spanyol yang berusaha menghasut pemberontakan kaum Katolik di Ingris guna menggulingkan Elizabeth sekaligus menempatkan kembali monarki Katolik di tahta Inggris. Pada akhir musim panas 1588 Armada Spanyol yang saat itu masih merupakan kekuatan laut terkuat didunia memasuki perairan Inggris, sekaligus membuka jalan bagi penyerbuan pasukan darat Spanyol di kepulauan Inggris. Elizabeth sendiri menyampaikan pidatonya yang sangat terkenal guna mengobarkan semangat pasukannya di Tilbury, dekat London. “Aku tahu tubuhku adalah tubuh perempuan yang lemah dan rapuh; tetapi aku memilki hati seorang Raja, terlebih lagi Raja Inggris”. Lalu berlangsunglah salah satu perang laut terpenting dalam sejarah. Diluar dugaan armada Spanyol dikalahkan oleh supremasi armada angkatan laut Inggris. Inggris unggul berkat kegigihan para pelautnya, dan pemakaian jenis-jenis kapal meriam dan layar-layar lebar guna memanfaatkan tiupan angis Protestan.

Pada Februari 1603, kematian Catherine Howard keponakan sepupunya dan teman Catherine, Lady Knollys sangat berdampak bagi Elizabeth. Pada bulan Maret, Elizabeth jatuh sakit dan tetap berada dalam pilu yang tetap tak dapat dihilangkan. Elizabeth meninggal pada tanggal 24 Maret 1603 di Istana Richmond antara pukul dua atau tiga pada pagi hari. Peti mati Elizabeth dibawa pada malam hari ke Istana Whitehall dengan menggunakan kapal yang diterangi oleh obor. Pada prosesi pemakamannya pada tanggal 28 April, peti matinya dibawa ke Biara Westminster oleh kereta jenazah yang ditarik oleh empat kuda yang menggunakan beludru hitam. Elizabeth dimakamkan di Biara Westminster dibilik yang sama dengan Mary. Tulisan Latin di makam mereka “ Regno consortes & urna, hic ob dormimus Elizabetha et Maria sorores, in spe resurrectionis “, berarti “Partner ditahta maipun di makam, disini kami bersemayam, Elizabeth dan Mary, dua bersaudara, mengharapkan kebangkitan”.


Selama pemerintahannya ia berusaha dan berhasil menunjukkan dedikasinya bagi kesejahteraan rakyatnya. Menjelang akhir hayatnya ditahun 1603 ia menyatakan “inilah yang kuanggap kejayaan kekuasaanku, yakni bahwa selama ini dapat memerintah dengan bekal cinta kalian semua”.



                           Buku Biografi di Perpustakaan

1 komentar:

  1. Apa yang anda tulis cukup baik, rinci, dan lugas. Artikel yang anda tulis telah mencakup sepenggal kisah hidup seorang Ratu Inggris yang sangat anggun dan bijaksana. Alangkah lebih baiknya, anda bisa memberikan postingan yang ada "filler" di dalamnya. Agar tidak terlihat klise dan vulgar.Serta agar apa yang anda tulis dapat secara langsung berinteraksi dan memikat komunikasi dengan pembaca. Namun secara keseluruhan sudah sangat baik. Salam pena.

    BalasHapus