Disusun Oleh: Rochmawanti
11. Robert
Stephenson Smyth Baden-Powell dilahirkan di London, Inggris,
pada tanggal 22 Februari 1857. para
pandu (pramuka) biasa memanggil beliau dengan sebutan Baden-Powell. Nama kecil
Baden-Powell adalah Ste, Stephe atau Stephenson ( paling sering dipanggil
steevie). Dan baru dipanggil dengan nama Robert atau Sir Robert, setelah
mendapat gelar kesatria dari Raja Inggris.
3. Setelah menemui banyak kesulitan
dalam memilihkan sekolah yang tepat untuk Baden-Powell seperti Rugby atau Eton,
akhirnya Ny. Henrietta Grace memasukkan Baden-Powell ke Charterhouse School
pada tahun 1870. Di Charterhouse, Baden-Powell sangat pandai dalam belajar
sehingga Baden-Powell meraih beasiswa. Di Charterhouse School, Baden-Powell
mendapat julukan lainnya, yaitu ‘Bathing-Towel’.
4. Pada usia 19 tahun
Baden-Powell menamatkan sekolah di Charterhouse School. Dan akhirnya
Baden-Powell bergabung dengan dinas kemiliteran, atas bantuan pamannya Kolonel
Henry Smyth, komandan dari Royal Military Academy di Woolwich. Setelah lulus
dari akademi militer tersebut Baden-Powell ditempatkan di India, dengan pangkat
pembantu letnan.
5. Pengalaman Baden-Powell di
ketentaraan akan banyak mempengaruhi perkembangan berdirinya gerakan kepanduan
di Inggris. Selain itu Baden-Powell mempunyai sahabat yang paling dekat yaitu
Kenneth Mc. Laren. Setelah sempat berpindah-pindah. Baden-Powell akhirnya
bertugas di Mafeking, pedalaman Afrika selatan. Kota inilah yang membuat nama
Baden-Powell menjadi terkenal dan dianggap pahlawan oleh bangsanya, karena jasa-jasanya
dalam memimpin pertahanan kota Mafeking terhadap pengepungan bangsa Boer selama
kurang lebih 217 hari (dari tanggal 13 Oktober 1899 sampai tanggal 18 Mei
1900). Karena jasa-jasanya tersebut, pangkat Baden-Powell dinaikkan menjadi
Mayor Jendral. Selama bertugas di Afrika Baden-Powell banyak melakukan
petualangan sehingga pengalamannya semakin bertambah. Dan karena keberaniannya
Baden-Powell sempat mendapatkan julukan dari suku-suku primitive sebagai
IMPEESA yang artinya Serigala yang tak pernah tidur. Hal ini disebabkan
karena kewaspadaan, kecekatan dan keberanian Baden-Powell (termasuk tindakannya
mencuri kalung manik-manik milik raja Dinizulu).
6. Pada tahun 1901,
Baden-Powell kembali ke tanah airnya, Inggris dengan di sambut besar-besaran
sebagai salah satu pahlawan bangsanya. Kemudian Baden-Powell sempat menulis pengalamannya
dalam buku Aids To Scouting. Pada tahun 1907 Baden-Powell mendapatkan undangan
dari perkumpulan Boys Brigade untuk mengisahkan pengalamannya selama di Afrika
khususnya dan selama di dinas ketentaraan umumnya, dalam sebuah perkemahan yang
diikuti 20 orang anggotanya. Perkemahan pertama tersebut diselenggarakan
di Paula Brownsea (Brownsea Island).
7. Baden-Powell pada tahun
1908 menulis buku Scouting For Boys, sebuah karya yang sangat spektakuler. Buku
inilah yang mengakibatkan perkembangan kepanduan menjadi semakin besar. Buku
ini menyebar di seluruh daratan Eropa sampai ke daerah-daerah jajahan. Pada
tahun 1910, Baden-Powell meletakkan jabatannya di dinas ketentaraan dengan
pangkat terakhirnya adalah Letnan Jendral. Dan mulailah Baden-Powell
berkonsentrasi penuh untuk mengembangkan kepanduan ke seluruh dunia. Pada tahun
1912, Baden-Powell mengadakan perjalanan keliling dunia untuk menemui para
pandu di berbagai negara. Baden-Powell menikah dengan Olave St. Clair Soames
(Lady Baden-Powell) pada tahun 1912, dan dikarunia tiga orang anak yaitu Peter,
Heather, dan Betty.
8. Pada tahun 1920, para
pandu sedunia berkumpul di Olimpia, London, Inggris dalam acara Jambore Dunia
yang pertama. Pada hari terakhir kegiatan jambore tersebut (6 Agustus 1920).
Baden-Powell diangkat sebagai Chief Scout Of The World (Bapak Pandu Sedunia).
Baden-Powell juga dianugerahi gelar Lord Baden-Powell Of Gilwell, dengan
julukan Baron oleh Raja George V.
9. Setelah berkeliling dunia,
termasuk mengunjungi Batavia (sekarang-Jakarta) pada tanggal 3 Desember 1934,
sepulangnya dari meninjau Jambore di Australia. Baden-Powell beserta Lady
Baden-Powell menghabiskan masa-masa akhirnya tinggal di Inggris (sekitar tahun
1935-1938). Kemudian Baden-Powell kembali ke tanah yang dicintainya, Afrika.
Dan Baden-Powell menghabiskan masa tuanya di Nyeri, Kenya. Beliau akhirnya,
meninggal dunia pada tanggal 8 Januari 1941.
10. Dari kisah hidup
Baden-Powell di atas, kita dapat mengambil banyak pelajaran berharga. Dan Kita
Semua dapat menirukan sifat Baden-Powell yang bisa Hidup Mandiri. Tidak salah
jika Baden-Powell dianggap sebagai tokoh universal atau milik semua bangsa.
Gerakan kepanduan yang beliau dirikan sekarang telah menjadi satu organisasi
besar yang mempunyai jumlah anggota yang tersebar di seluruh dunia.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar