Oleh : Riska
Aprilia
1. WR
Soepratman atau Wage Rudolf Soepratman lahir tanggal 9 Maret 1903, di
Jatinegara Jakarta. Anak dari seorang sersan di Batlyon VIII yang bernama Senen. WR Soepratman Tujuh bersaudara. Kakanya
yang juga ikut menorehkan sejarah kesuksesan beliau adalah Roekitjem bersuamikan seorang Belanda yang
bernama Williem Van Eldik.
2. Saat
Wr soepratman berumur 11 tahun, ia ikut kakanya tinggal di Makassar. Disekolahkan oleh kakak iparnya. Mendalami bahasa Belanda selama 3 tahun berlanjut ke
Normaalschool. Telah menamatkan pendidikannya, ia lalu menjadi guru di Sekolah
Angka 2. Pada tahun 1925 ijazah Klein Ambtenaar miliknya keluar.
3. Setelah
keluar dari guru di sekolah Angka 2, WR Soepratman kemudian bekerja di sebuah
perusahaan dagang di Ujung Pandang. Kemudian beralih profesi menjadi wartawan
surat kabar Kaoem Muda di Bandung dan berpindah ke surat kabar Sin Poo di Jakarta. Pada saat itulah, WR Soepratman
banyak bergaul dengan tokoh
pergerakan nasional.
4. Dari
hubungannya dengan tokoh-tokoh nasional tersebut, ia menuliskan kebencian pada
sebuah buku karangannya yang berjudul Perwana Desa dan dilarang beredar oleh
Belanda. Kemudian berpindah tugas ke kota Singkang, namun kemudian WR
soepratman mengundurkan diri dari wartawan dan kembali pulang kerumah kakanya
Roekitjem di Makassar.
5. Belajar
musik dari sang kakak dan memabaca buku-buku musik milik kakanya. WR Soepratman menunjukan
kemampuannya dengan bisa dapat mengubah lagu. WR Soeprtaman membaca majalah
yang isinya menantang para ahli musik Indonesia untuk menciptakan lagu
kebangsaan. Merasa tertantang, WR Soepratman lalu mengubah lagu yang kemudian
pada tahun 1924 terciptalah lagu “Indonesia Raya” karyanya.
6. Lagu
Indonesia raya pertama kali di perdengarkan pada saat kongres pemuda II tahun
1928 untuk menjaga kondisi politik saat itu lagu tersebut di perdengarkan
secara instrumental. Setelah kongres itu, lagu Indonesia raya selalu
diperdengarkan di kongres politik dan kongres nasional lainnya.
7. Belanda
khawatir akan efek persatuan dari lagu itu, mereka selalu memburu WR
Soeprtaman. Selalu menghindar dari kejaran Belanda akhirnya WR Soepratman jatuh
sakit di Surabaya, selama sakit ia telah menciptakan lagu “Matahari Terbit”
pada tahun 1938, kemudian menyiarkan
lagu tersebut bersama pandu-pandu NIROM dan membuatnya benar-benar ditangkap
dan dijebloskan di Penjara Kalisosok Surabaya.
8. WR
Soepratman akhirnya jatuh sakit karena mendapat tekanan fisik serta psikis
diburu Belanda dan meninggal dunia pada tanggal 17 agustus 1938 tepatnya di
Surabaya dan dimakamkan secara Islam di Makam Umum Kapasan.
9. WR
Soepratman telah berjasa membuat lagu yang dapat menyatukan rakyat Indonesia
dan mengobarkan semangat juang Indonesia Merdeka. Namun WR Soepratman sendiri
tidak dapat menikmati kemerdekaan itu, karena meninggal lebih dulu. Dan WR Soepratman tidak
pernah menikah atau memiliki anak angkat sekalipun. Hidupnya diabadikan untuk
perjuangan kemerdekaan Indonesia melalui lagu.
10. Sebelum
meninggal, WR Soepratman menulis
surat yang berisi :
“Takdirku
sudah begini. Inilah yang diinginkan pemerintah Hindia Belanda. Biarlah saya
meninggal, Indonesia pasti merdeka”
11. Karya
WR Soeprtam yang lainnya :
·
Kebangsaan
Indonesia Raya (1928)
·
Indonesia
Ibuku (1928)
·
Bendera
Kita Merah Puith (1929)
·
Raden
Ajeng Kartini (1929)
·
Lagu
Mars Kepanduan Bangsa Indonesia (1930)
·
Di
Timoer Matahari (1931)
·
Mars
Parindra (1937)
·
Mars
Surya Wirawan (1937)
·
Matahari
Terbit (1938)
·
Selamat
Tinggal (1938) belum terselesaikan
·
Mengarang buku-buku seperti Perawan Desa, Dara Moeda, Dan Kaoem Panatik (1929)
12. Pada
tanggal 26 Juni 1958 dikeluarkan Kepres No 44/1958 yang isinya menetapkan lagu
Indonesia Raya sebagai lagu kebangsaan Indonesia.
Daftar
Pustaka
http://biografi-orang-sukses-dunia.blogspot.co.id/2013/11/biografi-wr-soepratman-pengarang-lagu.html
Diakses
pada 10 November 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar