Disusun Oleh : Rezky Firmansyah
- Kun-yah beliau Abu Abdillah, namanya Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syaafi’ bin As-Saai’b bin ‘Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim bin Al- Muththalib bin Abdu Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Lu’ai. Nasab beliau bertemu dengan nasab Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam pada Abdu Manaf, sedangkan Al-Muththalib adalah saudaranya Hasyim (bapaknya Abdul Muththalib).
- Beliau lahir di Gaza, Palestina pada tahun 150 Hijriah (767-820 M), berasal dari keturunan bangsawan Qurays dan masih keluarga jauh rasulullah SAW. dari ayahnya, garis keturunannya bertemu di Abdul Manaf (kakek ketiga rasulullah) dan dari ibunya masih merupakan cicit Ali bin Abi Thalib r.a. Semasa dalam kandungan, kedua orang tuanya meninggalkan Mekkah menuju palestina, setibanya di Gaza, ayahnya jatuh sakit dan berpulang ke rahmatullah, kemudian beliau diasuh dan dibesarkan oleh ibunya dalam kondisi yang sangat prihatin dan seba kekurangan, pada usia 2 tahun, ia bersama ibunya kembali ke mekkah dan di kota inilah Imam Syafi’i mendapat pengasuhan dari ibu dan keluarganya secara lebih intensif.
- Sebelum melahirkan beliau, ibunya bermimpi melihat sebutir bintang keluar dari perutnya lalu naik ke langit. Kemudian bintang itu pecah lalu jatuh bertaburan ke bumi. Cahaya dari bintang pecah itu menerangi seluruh muka bumi. Ibunya terkejut bila mengetahui suaminya juga mengalami mimpi yang sama yaitu dia melihat ada sebutir bintang yang keluar dari perut isterinya.Ibu bapanya berasal dari Makkah dan mereka menziarahi Palestin ketika Asy-Syafi`ie masih dalam kandungan. Ayahnya meninggal dunia dan kemudian Asy-Syafi`ie pun dilahirkan. Setelah berusia dua tahun, mereka kembali semula ke Makkah dan menetap di Sya`bu l-Hayf. Beliau seorang yang kuat ingatan, terang hati, rajin serta mempunyaï peribadi yang sangat tinggi. Ibunya Fatimah binti `Abdi Llah bin Hasan bin `Aliy bin Abi Talib. Beliau meninggal dunia pada 29 Rajab tahun 204H/820M di Mesir.
- Beliau tumbuh dan berkembang di kota Makkah, di kota tersebut beliau ikut bergabung bersama teman-teman sebaya belajar memanah dengan tekun dan penuh semangat, sehingga kemampuannya mengungguli teman-teman lainnya. Beliau mempunyai kemampuan yang luar biasa dalam bidang ini, hingga sepuluh anak panah yang dilemparkan, sembilan di antaranya tepat mengenai sasaran dan hanya satu yang meleset.
- Saat berusia 9 tahun, beliau telah menghafal seluruh ayat Al Quran dengan lancar bahkan beliau sempat 16 kali khatam Al Quran dalam perjalanannya dari Mekkah menuju Madinah. Setahun kemudian, Beliau juga mampu menghafal hanya selama 9 hari isi kitab Al Muwatha’ karangan imam malik yang berisikan 1.720 hadis pilihan juga dihafalnya di luar kepala, Imam Syafi’i juga menekuni bahasa dan sastra Arab di dusun badui bani hundail selama beberapa tahun, kemudian beliau kembali ke Mekkah dan belajar fiqh dari seorang ulama besar yang juga mufti kota Mekkah pada saat itu yaitu Imam Muslim bin Khalid Azzanni. Kecerdasannya inilah yang membuat dirinya dalam usia yang sangat muda (15 tahun) telah duduk di kursi mufti kota Mekkah.Beliau diberi wewenang berfatwa pada umur 15 tahun.
- Imam syafi’I mengambil ilmu dari para ulama diberbagai tempat misalnya di sangat berminat untuk menuntut ilmu pengetahuan. Beliau begitu cemerlang dalam dunia pendidikan sejak zaman kanak-kanak lagi. Beliau amat tekun, berdisiplin dan amat disenangi oleh setiap guru yang pernah mengajar dirinya. Beliau tidak pernah mengeluh dan berasa bosan untuk menimba sebanyak mungkin ilmu pengetahuan daripada berbagai guru yang beliau temui.. Setelah mencapai usia baligh, Imam asy-Syafi’i telah mengunjungi suku Huzail di luar Kota Mekah untuk mempelajari ilmu-ilmu yang berkaitan dengan bahasa Arab. Beliau memilih suku Huzail kerana mereka terkenal dengan kehalusan bahasa dan sasteranya yang tinggi. Imam asy-Syafi’i gemar menggelarkan suku Huzail itu sebagai suku Arab yang paling fasih.Makkah, Madinah, Yaman, Kufah, Bashrah, Syam, dan Mekah. Imam asy-Syafi’i .
- Adapun nama guru yang telah mengajari Imam Syafi’I Diantaranya: Muslim bin Khalid al-Zanji, Ismail bin Qastantin, Imam Malik bin Anas, Ibrahin bin Sa’ad al-Ansari, Matraf bin Mazin, Umar bin Abi Salamah, Waqi’ bin Jannah, dan Muhammad bin Hasan. Guru-guru tersebut tentu saja berbagai aliran contohnya, golongan ahli hadis, fiqih dan mazhab al-Auza’i. Sedangkan murid-murid yang telah diajari oleh Imam Syafi’I Diantaranya: Ahmad bin Hanbal, Ahli Hadits dan sekaligus juga Ahli Fiqih dan Imam Ahlus Sunnah dengan kesepakatan kaum muslimin, Al-Hasan bin Muhammad Az-Za’farani, Ishaq bin Rahawaih dan masih banyak lagi.
- Para ulama’ telah menyebutkan karya beliau yang tidak sedikit, di antaranya adalah: al-Umm, ar-Risalah, al-Jadidah, al-Musnad, Mihnatu asy-Syafi’i, Ahkamu al-Qur’an, dan lain sebagainya. Sebagian karya beliau hilang dan sebagian yang lain lagi dihimpun oleh beberapa orang dari kalangan asy-Syafi’iyah(ulama-ulama yang mengikuti Imam Syafi’i dalam ilmu fiqih). Jumlah kitabnya menurut Ibnu Zulaq mencapai 200 bagian. Sedangkan menurut Al-Marwaziy mencapai 113 kitab tentang tafsir, fiqih, adab dan lain-lain. Menurut Yaqut Al-Hamawi mengatakan jumlahnya mencapai 174 kitab yang judul-judulnnya disebutkan oleh Ibnu an-Nadim dalam Al-Fahrasat.
- Karena kesibukannya berdakwah, menebar ilmu dan menulis, beliau menderita penyakit Wasir yang selalu mengeluarkan darah. Makin lama penyakitnya itu bertambah parah hingga akhirnya beliau wafai karena penyakitnya. Beliau wafat pada malam Jum’at setelah shalat Isya hari terakhir bulan Rajab permulaan tahun 204 H/820 M dalam usia 54 tahun(Siyar 10/76). Makamnya beliau (Imam Syafi’i) berada di kota Kairo, Mesir, di dekat sebuah masjid Yazar, sebuah masjid yang berada didalam lingkungan perumahan bernama Imam Syafi`i.
- Bahwa dikehidupan beliau, beliau sangat tekun dalam belajar dan tidak pernah mengeluh dalam belajar. Beliau mampu menghafal Al-Qur’an di usianya yang sangat muda dan mampu menghapal berbagai hadist. Dan juga beliau sangat hormat terhadap guru dan orang tuanya . Saya juga berharap kesungguhan Imam Syafi’i dalam menuntut ilmu dapat menjadi panduan pada zaman sekarang untuk menjadi seorang manusia atau pelajar yang cemerlang dalam hidup. Semoga kita bisa menjadi panutan terhadap beliau.
BUKU PERTAMA IMAM SYAFI'I
Salah satu isi dari kitab Ar-Risalah , Beliau
berkata :’’ Jika kalian dapati dalam kitabku sesuatu yang menyelisihi Sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam maka ucapkanlah
sunnah Rasulullah dan tinggalkan ucapanku.”
|
DAFTAR PUSTAKA :
DI AKSES PADA TANGGAL 19 NOVEMBER 2015
Wahh semoga menjadi panutan untuk kita semua untuk mempelajari ilmu-ilmu fiqih,hadist,adab dan lain-lain . Aamiin
BalasHapusPelajaran yg didapat bnyak dan bermanfaat. Data yg dikumpulkan lumayan lengkap
BalasHapusDan diketik jgn dicopy
BalasHapus