DISUSUN
OLEH: DEA APRILIA
2. Rendra memang dilahirkan dikeluarga yang kental dengan darah seni. Ayahnya seorang dramawan, dan guru bahasa Jawa dan bahasa Indonesia disekolah katolik di Solo. Sedangkan ibunya seorang penari serimpi yang sering diundang oleh keratin Surakarta.
3. Rendra menhabiskan masa kecil hingga SMA di Solo. Setelah lulus Rendra berniat untuk hijrah ke Jakarta. Namun keinginannnya untuk melanjutkan sekolah di Akademi Luar Negri di Jakarta harus sirnah, karena sekolah tersebut telah tutup.
4. Pada usia 24 tahun, rendra menikah dengan Sunarti Suwandi. Dari pernikahan tersebut Surendra memiliki lima orang anak bernama Teddy Satya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana, Daniel Seta, Samuel Musa, dan Klara Sinta.kemudian Rendra kepincut dengan salah satu murid disanggar teaternya yaitu Bendoro Raden Ayu Sitoresmi Prabuningrat seorang putrid Keraton Yogyakarta. Berbekal restu sang istri Rendra berniat mempersunting Sitoresmi.
5. Pada tanggal 12 Agustus 1970 Rendra berhasil mengucapkan dua kalimat syahadat. Pada hari itu pula ia menikahi Sitoresmi, disaksikan dua rekannya Taufiq Ismail dan Rosidi. Saat menjadi muallaf Rendra menerima banyak komentar bernada sinis. Namun Rendra menanggapi santai, karena ia merasa telah tertarik pada islam sejak persiapan pementasan Kasidah Barzanji.
6. Banyak prestasi yang telah didapat Rendra dalam berbagai bidang diantaranya, Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta (1954), Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956), Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970), Hadiah Akademi Jakarta (1975), Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1976), Penghargaan Adam Malik (1989), The S.E.A. Write Award (1996) dan Penghargaan Achmad Bakri (2006).
7. Rendra juga kerap mengikuti berbagai pementasan drama dan puisi. Rendra aktif mengikuti berbagai festival seni dan sastra diluar negri diantaranya: The Rotterdam International Poetry Festival (1971 dan 1979),The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi (1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne, Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival, Kuala Lumpur (1992), dan Tokyo Festival (1995).
8. Pada tahun 1997sepulang dari Amerika Serikat, Rendra mendirikan Bengkel Teater yang sangat terkenal di Indonesia. Dapat disebut sebagai pelopor teater di Indonesia. Didirikan pada tahun 1968 di Yogyakarta, dan pada tahun 70-an pindah di Jaka dan memiliki pedepokan diwilayah Cipayung, Depok.
9. Pertengahan 2009, Rendra menderita sakit jantung koroner. Dirawat di RS. Mitra Keluarga Kelapa Gading, Jakarta Utara. Dan akhirnya Rendra menghembuskan nafas terakhir pada 7 Agustus 2009 pukul 22.15 WIB diusia 74 tahun.
10. Setelah wafat banayk peneliti yang mengagumi karya Rendra seperti Profesor Harry Avelng seorang pakar Australia yang membicarakan dan menerjemahkan puisi Rendra dalam tulisannya yang berjudul “ A Thematic History of Indonesia Poetry:1920 to 1974”. Juga sastrawan Jerman Profesor Rainer Carle dalam bentuk disertasi berjudul Rendras Gedichtsammulgen(1957-1972).
11. Tokoh ini sangat patut untuk dicontoh karena banyak prestasi yang sudah didapatkan, ia juga banyak mengikuti berbagai festival. Serta ia bersungguh-sungguh menjadi muallaf sepenuhnya.
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar