Disusun
oleh : Afifah
Nuraini
1. Muhammad
bin Musa al-Khawarizmi lahir pada 780 M di bagian Barat kota Bagdad. Selain itu
beliau dikenali sebagai Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Yusoff. Al-Khawarizmi
dikenal di Barat sebagai al-Khawarizmi, al-Cowarizmi, al-Ahawizmi, al-Karismi,
al-Goritmi, al-Gorismi dan beberapa cara ejaan lagi. Pada saat Al Khawarizmi
masih kecil, kedua orang tuanya berimigran, pindah dari Uzbekistan menuju
Baghdad, Irak. Ayahnya, Musa bin Syakir adalah seorang pegawai Khalifah al-Ma’mun.
Al-Khawarizmi diperkirakan hidup di pinggiran Baghdad pada masa Khalifah
al-Ma’mun (813-833 M) zaman dinasti Abbasiyyah. Beliaulah yang menemukan Al
Jabru wal Mukobala (penjabaran dan penyelesaian), dinama latinkan menjadi
Aljabar.
2. Al-Khawarizmi
memasuki
Kitab (sekolah rendah) 6 tahun, belajar
membaca, menulis, menghafal al-Quran dan mempelajari asas 'Ulum as-Syariah di
peringkat madrasah (sekolah menengah), beliau berminat terhadap 'Ulum al-Adbiah
(ilmu -ilmu dalam bidang sastera) dan 'Ulum ar-Riyadhiah (ilmu-ilmu dalam
bidang matematik, al-Gebra, dan geometri). Minatnya dalam bidang tersebut
membawa ia menjadi terkenal. Dengan itu, Khalifah al-Makmun telah meminta
beliau menulis buku, yang berkaitan
dengan ilmu tersebut untuk dijadikan rujukan umat Islam.
3. Dalam
usia muda beliau bekerja di bawah pemerintahan Khalifah al-Ma’mun, bekerja di Bayt
al-Hikmah di Baghdad. Dia bekerja dalam sebuah observatory yaitu tempat belajar
matematika dan astronomi. Al-Khawarizmi juga dipercaya untuk memimpin
perpustakaan khalifah. Beliau pernah memperkenalkan angka-angka India dan
cara-cara perhitungan India pada dunia Islam. Ia juga merupakan seorang penulis
Ensiklopedia dalam berbagai disiplin.
4. Khalifah
Al-Ma’mun sangat tertarik oleh salah seorang pegawainya yang kelihatan cerdas
dan cekatan. Orang itu tidak lain adalah Al-Khawarizmi. Khalifah Al-Ma’mun
menawarkan Al-Khawarizmi untuk belajar bahasa Sansekerta karena pada
masa itu, bahasa Sansekerta merupakan bahasa yang banyak diminati orang untuk
dipelajari. Penyebabnya bahasa Sansekerta merupakan bahasa pengantar dari
buku-buku ilmu pengetahuan India. Atas biaya dari Al-Ma’mun, Al-Khawarizmi
kemudian belajar bahasa Sansekerta hingga mahir. Setelah itu, ia diberi tugas
untuk menerjemahkan sebuah buku berbahasa Sansekerta yang berjudul Siddhanta.
Buku yang membahas ilmu astronomi ini, diterjemahkan Al-Khawarizmi ke dalam
bahasa Arab dengan sangat baik. Pada 830 M, Al-Khawarizmi mendapat tugas lagi
untuk menerjemahkan buku geografi karya Ptolomeus, seorang ilmuwan Yunani. Setelah sukses menjadi penerjemah
Al-Khawarizmi mulai menulis buku. Buku pertama yang ditulisnya berjudul Suratul
Ardhi (peta dunia). Dalam bukunya ini, Al-Khawarizmi membagi bumi menjadi tujuh
daerah yang disesuaikan dengan perubahan iklim. Peta dunia karya Al-khawarizmi
ini dijadikan model oleh ahli-ahli geografi Barat untuk menggambar peta dunia.
5. Al-Khawarizmi
pun mulai dikenal sebagai orang jenius yang mahir dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan, terutama dalam bidang matematika. Ia menulis buku matematika yang
berjudul Hisab Aljabar wal Muqabala. Dalam bukunya ini ia menjelaskan cara
menyederhanakan suatu persamaan kuadrat, merumuskan dan menjelaskan secara
detail tabel trigonometri yang biasa kita pelajari saat ini. Tak hanya itu,
jika kita pelajari secara detail, buku ini ternyata mengenalkan teori-teori
kalkulus dasar dengan mudah. Buku Hisab Aljabar wal Muqabala ini kemudian
diterjemahkan pada abad ke 12 ke dalam bahasa Latin. Sampai abad ke 16 buku ini
digunakan sebagai buku pegangan para mahasiswa yang mempelajari matematika di
universitas-universitas di Eropa.
6. Buku
kedua beliau adalah tentang aritmatika, yang bertahan dalam Bahasa Latin, tapi
hilang dari Bahasa Arab yang aslinya. Hasil karya Al-Khawarizmi ini menjadi
penting karena merupakan notasi pertama menggunakan basis angka Arab dari 1
sampai 9, 0 dan pola nilai penempatan. Ini dilengkapi pula dengan aturan-aturan
yang diperlukan dalam bekerja dengan menggunakan bilangan notasi Arab dan
penjelasan tentang empat basis operasi perhitungan, yaitu penambahan,
pengurangan, perkalian dan pembagian. Ini juga mengakomodir bentuk-bentuk
penulisan angka yang lazim digunakan, yaitu penulisan dengan enam digit desimal
dan penggunaan tanda akar.
7. Al
Khawarizmi adalah orang pertama memperkenalkan angka 0 (nol) dalam dunia ilmu
pengetahuan (bilangan/hitungan). Meski ia bukan penemu angka 0 (nol), namun
Al-Khawarizmi orang pertama di dunia yang memperkenalkan angka nol sebagai
suatu bilangan dalam bidang ilmu pengetahuan. ‘Kosong’ atau 0, bukan sebarang
angka, penemuannya merevolusikan pemikiran matematik dan sains modern. Angka
nol ini sudah digunakan di dunia Arab-Islam pada kurun kesembilan. Diantara
serangkaian notasi bilangan Arab yang diperkenalkan Al-Khawarizmi, tidak
terlalu signifikan dibanding notasi nol digit. Tanpa keberadaan bilangan nol
tabel-tabel yang memiliki kolom dalam satuan puluhan, ratusan dan selanjutnya
diperlukan untuk menempatkan satu satuan bilangan sesuai fungsinya. Notasi nol
disimbolkan dengan sebuah ruang kosong dalam satu rangkaian angka, bentuk
lingkaran kecil ini sebenarnya merupakan salah satu temuan matematika yang
terbesar. Notasi nol juga membuka jalan bagi konsep penulisan bentuk positif
dan negatif dalam aljabar.
8. Selain
karya-karyanya di bidang matematika, Al Khawarizmi juga melahirkan karya dalam
bidang astronomi. Ia membuat tabel yang mengelompokkan ilmu perbintangan.
Bersama para ilmuwan lainnya, Al-Khawarizmi kemudian membuat tabel perhitungan
astronomi yang dapat digunakan untuk mengukur jarak dan kedalaman bumi. Ia telah
melakukan hitungan-hitungannya dan mendapat kesimpulan bahwa garis tengah
maksimal bumi mencapai 40.248 km atau lebih banyak 178 km dari ukuran yang kita
kenal sekarang yang hanya mencapai 40.070 km dengan dibandingkan hasil
perkiraan Bethumulus yang mencapai 38.340 km atau kurang 1.730 km dari ukuran
sekarang. Karyanya ini diterima oleh para ilmuwan di Yunani, India dan Cina.
Pada 1226, tabel ini mulai diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan menjadi
dasar penelitian astronomi.
9. Penulis
sejarah matematika, George Sarton mengungkap bahwa Al-Khawarizmi adalah seorang
ilmuan muslim terbesar dan terbaik, hingga menggolongkan periode antara abad IV
– V sebagai Zaman Al-Khawarizmi. Sementara E.Wiedermann mengatakan
tugasnya adalah mengungkapkan bahwa pribadi Al-Khawarizmi sebagai seorang
ilmuan jenius. Smith dan Karpinski menggambarkan pribadi Al Khawarizmi sebagai
tokoh terbesar pada masa keemasan Baghdad, salah seorang penulis muslim yang
menggabungkan ilmu matematika klasik barat dan timur, mengklasifikasikan dan
akhirnya membangkitkan kesadaran dataran Eropa. Pria ini adalah… peneliti besar
dan sumbangsihnya terhadap ilmu aljabar dan aritmatika sangat besar. (David
Eugene Smith dan Karpinski, 1911, The Hindu-Arabic Numerals, Boston
and London: Ginn and Co.Publishers, 4-5).
10. Al-Khawarizmi
wafat tahun 850 Masehi (226 Hijriah) di Baghdad, Irak. Ia telah memperkenalkan
konsep sifat dan penting dalam sistem penomoran pada zaman sekarang. Ia telah
menjadi populer serta karya-karyanya dipelajari oleh para ilmuwan saat ini,
khususnya yang berkaitan dengan matematika. Begitulah, setiap tokoh mempunyai
sifat ketokohannya yang tersendiri. Begitupun Al-Khawarizmi dapat dilihat dari
dua sudut yaitu dari bidang matematik dan astronomi. Beliau banyak menghasilkan
karya-karya yang masyhur ketika zaman keemasan Islam hingga kini.
11. Al
Khawarizmi adalah seorang tokoh matematika besar yang pernah dilahirkan Islam
dan disumbangkan pada peradaban dunia. Dan mungkin tak seratus tahun sekali
akan lahir ke dunia orang-orang seperti dia. Meski namanya dikenal sebagai
seorang ahli dalam bidang matematika, sebenarnya ia juga ahli dalam bidang yang
lain. Al Khawarizmi juga seorang astronomi, ia juga seorang yang ahli dalam
ilmu geografi dan segala seluk belum tentang tanah dan bumi. Al Khawarizmi
meninggalkan dunia dengan warisan khazanahnya dalam ilmu pengetahuan dunia.
Kita yang masih hidup saat ini, tak bisa berbicara matematika tanpa menyebut
nama Al Khawarizmi. Sudah sepantasnya kita menghargai dan mengucapkan terima
kasih kepada sosok yang bersahaja ini. Tapi yang lebih penting dari itu adalah,
bagaimana caranya kita semua, mampu menjadi seperti dia. Menerangi dunia dan
memberi pencerahan dengan Ilmu-ilmu Islam. Kita pasti bisa!
Daftar Pustaka
http://as-shababmuslimin.blogspot.co.id/2011/05/biografi-al-khawarizmi-bapak-al-jabar.html?m=1 (diakses pada 7 November 2015)
http://israini.student.unidar.ac.id/2014/05/biografi-al-khawarizmi.html?m=1 (diakses pada 7 November 2015)
http://nuzulpermatailmu.blogspot.com/2012/05/al-khawarizmi-bapa-algebra.html (diakses pada 12 November 2015)
http://mirajnews.com/id/artikel/tokoh/alkhawarizmi-penemu-matematika-aljabar/ (diakses pada 14 November 2015)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar