Oleh : Lidya Christiana
1. Top Aitthipat Kulapongvanich atau yang lebih dikenal dengan nama Top Ittipat adalah pria muda asal Thailand yang dilahirkan pada tahun 1984. Ia terlahir dari keluarga yang biasa saja dan tidak terlalu memikirkan masa depan. Karena orangtuanya tidak terlalu mementingkan masa depan, pada umur 16 tahun Top Ittipat mengalami kecanduan pada game online sehingga menelantarkan sekolahnya hanya untuk bermain game online.
2. Saat
itu keluarganya sedang mengalami krisis financial
namun, karena kecanduan Top atas game
online ia mampu membuatnya tetap hidup dengan baik melalui hasil penjualan
barang dan senjata di game online
secara ilegal. Top mampu mendapatkan
sekitar 400 ribu bath per bulan atau setara dengan 130 juta rupiah. Namun
karena Top masih terlalu muda dan belum mengerti cara mengatur uang, ia pun
menggunakan uangnya untuk membeli mobil dan hal-hal yang diinginkannya.
3. Seiring
berjalannya waktu, rekening game online
milik Top di tutup paksa karena diketahui melakukan transaksi jual beli.
Mengetahui hal itu, orang tua Top mencoba untuk memasukkan Top ke perguruan
tinggi, Namun karena kemalasannya saat sekolah, Top tidak berhasil masuk dan
terpaksa masuk ke Universitas Swasta. Pada tahun 2002, keluarganya mengalami
kebangkrutan dan memiliki hutang sebesar 40 juta bath atau setara dengan 13
miliar rupiah. Karena Top boros dalam menggunakan uangnya, ia tidak bisa lagi
membantu orangtuanya dengan sisa uang hasil penjualan barang di game online. Akhirnya Top terpaksa
keluar dari universitasnya dan mencoba memasuki dunia bisnis yang sebenarnya
untuk membayar hutang kelurganya.
4. Dengan
sisa uang yang dimilikinya Top mencoba bisnis DVD Player namun ternyata semua DVD
Player yang dibeli oleh Top adalah barang palsu dan tidak bergaransi
sehingga uangnya tidak dapat dikembalikan. Akhirnya, Top berusaha meminjam uang
pada bank untuk memulai usaha baru namun
ternyata itu bukanlah hal yang mudah, pihak bank terus mempertanyakan alasan
Top meminjam uang dan hal ini membuat Top menyesal karena mengabaikan pelajaran
di sekolahnya. Akibat hutang keluarganya yang belum bisa dibayar, pihak bank
menyita rumahnya dan ini membuat Top semakin bertekad untuk terus membantu
keluarganya.
5. Saat
Top sedang memikirkan usaha apa yang akan dimulainya, ia mendapatkan inspirasi
dari orang-orang Cina di Thailand. Ia melihat orang-orang Cina suka memakan
kacang kenari goreng manis yang hanya ada di Chinatown. Top berpikir bahwa ia
bisa memperkenalkan kacang kenari goreng itu kepada masyarakat Thailand lewat mall-mall. Top menyewa mesin untuk
menggoreng kacang di sebuah pameran dengan harga 10 ribu bath per bulan. Dan
ternyata dugaan Top benar, dalam waktu satu setengah tahun ia berhasil membuka
30 toko kenari di mall-mall terbesar
di Thailand.
6. Namun,
ternyata hal itu tidak berlangsung lama karena mesin yang digunakan Top merusak
langit-langit mall sehingga pihak membatalkan kontrak tokonya. Orangtua Top pun
pergi dari Thailand ke China. Top sempat merasa ingin menyerah saja tapi ia
berusaha memantapkan kembali hatinya untuk melanjutkan usahanya. Saat sedang
mengantar kekasihnya, Top terus berpikir usaha apa yang akan ia jalankan
kembali. Top memutuskan untuk mencoba usaha membuat cemilan dari bahan dasar
rumput laut setelah melihat pacarnya memakan rumput laut.
7. Top
membeli rumput laut untuk diolah menjadi cemilan yang disukai orang-orang namun
ternyata rumput laut yang diolahnya hanya mampu bertahan 1 minggu. Top pun
mendatangi professor di bidang pangan untuk berkonsultasi dan mencoba menerapkan
saran professor tersebut untuk membuat vakum kemasan dan mengganti dengan
nitrogen. Setelah di olah kembali justru rumput lautnya menjadi pahit dan tidak
layak di konsumsi. Top dan pamannya terus melakukan uji coba rumput laut hingga
menghabiskan biaya sekitar 28 juta rupiah namun semuanya tetap gagal. Dalam uji
coba terakhirnya dengan sisa rumput laut yang terkena air hujan ternyata
berhasil mendapat rasa yang enak dan tidak mudah basi.
8. Top
pun memasarkan produknya ke pasar-pasar tradisional namun tidak terlalu
membuahkan hasil sehingga ia pun mencoba menerapkan metode penjualan ke
berbagai negara lewat 7-Eleven.
Setelah membawa produknya ke 7-Eleven ternyata
produknya harus memiliki standard
yang tinggi yang harus dipenuhi agar produknya bisa masuk pasaran. Berbagai upaya
telah dilakukan Top agar produknya melewati standard
7-Eleven termasuk memiliki kemasan yang menarik dan pabrik sendiri untuk
mengolah produknya. Dengan bermodalkan kantor kecil milik keluarganya yang
tersisa ia pun merubahnya menjadi sebuah pabrik kecil. Top merancang kemasan
yang bisa menarik dan memberikan nama “Tao Kae Noi” pada produknya yang berarti
pengusaha muda. Setelah memenuhi standard
yang diminta, Top diminta untuk membuat produknya dengan jumlah besar untuk
memenuhi quota permintaan 7-Eleven
untuk dikirim ke beberapa negara. Setelah dengan susah payah berhasil
memenuhinya, 2 tahun kemudian Top berhasil membayar semua hutang keluarganya
dan berhasil mengambil kembali rumah keluarganya yang disita.
9. Kini
diusia 29 tahun, Top Ittipat adalah produsen cemilan rumput laut terlaris di
Thailand yang mengekspor produknya ke sekitar 27 negara dengan penghasilan
sekitar 450 milyar per tahun dan mempekerjakan sekitar 2.000 karyawan. Keberhasilannya membuatnya
memiliki visi hidup “Apapun yang terjadi jangan pernah menyerah, kalau menyerah
habislah sudah”
10. Top
Ittipat adalah satu bukti nyata bahwa kesuksesan tidak datang secara kebetulan.
Kesuksesan adalah impian setiap orang, tapi hanya orang-orang yang mau bekerja
keras dan bertekun dalam menghadapi rintangan tanpa kata menyerahlah yang mampu
mencapai kesuksesan. Dibutuhkan pengorbanan untuk mencapai kesuksesan. Dan Top
Ittipat telah banyak mengorbankan hal yang dimilikinya untuk mencapai
kesuksesannya. Seperti pengorbanan jiwa, raga, waktu masa muda, dan cintanya.
Tapi Top tidak pernah menyesal karena setiap pengorbanannya telah terbayarkan.
Top juga selalu mengingat kata-kata ibunya bahwa “Kamu bisa mendapatkan suatu
hal, tetapi kamu akan kehilangan suatu hal lain”. Kisah hidup Top yang
inspiratif ini diangkat ke layar lebar pada tahun 2011 dengan judul “The
Billionaire”.
Daftar Pustaka :
Diakses
pada tanggal 4 November 2015
Diakses pada tanggal 4 November 2015
Diakses
pada tanggal 4 November 2015
Tidak ada komentar:
Posting Komentar