“KISAH SANG PENANDAI”
Judul Novel :
Harga Sebuah Percaya
Penulis : Tere Liye
Penerbit :
Mahaka Publishing
Tahun Terbit : 2017
Tebal Buku :
298 Halaman
Kategori :
Fiksi
"Pecinta sejati tidak akan pernah
menyerah sebelum kematian itu sendiri datang menjemput dirinya."
Kisah
dalam novel ini diawali oleh seorang laki laki bernama Jim dan seorang
perempuan bernama Nayla. Cerita ini berlatar di salah satu kota terindah
benua-benua utara yang pernah ada. Dikota inilah Jim akhirnya bertemu dengan
kekasih pujaan hatinya, Nayla. Pertemuan mereka terjadi saat Jim sebagai pemain
musik menghadiri pernikahan teman dekatnya, Marguiretta yang menikah dengan
putra dari keluarga penguasa Negeri Seberang. Dan Nayla merupakan salah satu
dari rombongan besan mempelai pria Negeri Seberang itu. Pertemuan itu
berlangsung dengan cepat, secepat perpisahan sepasang kekasih ini.
Menurut saya, cerita ini memang
dimulai dengan kisah yang menyakitkan. Lebih menyakitkan lagi ketika si pria mendapatkan
ganjaran atas ketidakmampuan memperjuangkan cintanya. Tapi cerita ini tidak
berakhir begitu saja. Cerita yang sebenarnya dimulai ketika si tokoh utama
bertemu dengan Si Penandai. Si Penandai adalah seseorang yang membuat
dongeng-dongeng tentang kehidupan.
Jim akhirnya terpilih untuk memulai
dongengnya sendiri. Awalnya Jim sulit untuk mengerti apa yang dimaksud oleh
penandai. Tapi keadaan memaksa Jim untuk mempercayai Si Penandai dan akhirnya
memulai perjalanannya dalam mencari dongengnya sendiri.
Di perjalanan tersebut, Jim
memutuskan untuk ikut dalam ekspedisi untuk menemukan tanah harapan. Selama
ekspedisi tersebut Jim akan bertemu dengan berbagai macam tokoh lain. Seperti
Laksamana Ramirez pemimpin ekspedisi “Tanah Harapan”, Pate teman kelasi Jim
yang berkulit gelap, dan si Mata Elang seorang Kepala Pasukan Legendaris di
Armana Terapung.
Si kelasi yang menangis, itulah julukan Jim diatas
kapal Pedang Langit. Tapi dengan seiring waktu, si kelasi yang menangis dapat
berubah menjadi lebih jantan, kuat, berani, yang bisa menghabisi perompak
terkuat sekalipun. Tapi apakah Jim bisa memperkuat hati dan perasaaannya ketika
berhubungan dengan masalah Nayla? Apakah Jim bisa melupakan Nayla-nya? Apakah
dia akhirnya akan bersama dengan Nayla-nya?
Poin penting dalam novel ini adalah sebagai manusia
kita tidak bisa menentukan takdir. Walaupun kita tau petunjuk akan takdir itu
sendiri, tetapi sampai akhir kita tetap tidak tau apa yang akan takdir bawakan
untuk manusia. “Harga Sebuah Percaya” memang dipertaruhkan. Percaya akan takdir
baik, dan berusaha untuk mewujudkan takdir baik itu sendiri. Jangan pernah
menyerah menjemput takdir, karena ketika kita menyerah hanyalah penyesalan yang
akan kita temui di akhir.
Banyak sekali ungkapan yang ditulis Tere liye dalam
novel ini yang saya suka. Entah kenapa, bukannya membandingkan tere liye dengan
penulis yang lain. Tetapi, menurut saya pilihan kata yang dipaparkan oleh tere
liye sarat akan makna dan terasa menggema. Banyak kalimatnya yang membuat kita
berpikir tentang kehidupan. Secara pribadi, saya memang lebih tertarik dengan
novel yang bercerita tentang kehidupan. Yang bisa membuat saya berpikir dan
merenungi apa arti kehidupan saya di dunia ini. Untuk itu, bagi pembaca yang
memiliki ketertarikan yang sama dengan saya kayaknya novel ini bisa menjadi
tambahan untuk list bacaan kamu.
Buku ini memiliki banyak kelebihan yang mampu
membuat pembaca terbawa dalam suasana ketika membacanya, menggunakan bahasa
yang mudah dipahami, penggambaran suasana dan tokoh yang jelas serta ringan
bila dibaca oleh kalangan manapun. Dilihat dari judulnya buku ini sangat
menarik. Kisah yang di ceritakan dalam novel ini lebih condong ke kisah
percintaan yang pastinya sangat di minati oleh para remaja di masa sekarang,
dengan pemilihan sampul yang sederhana membuat novel ini tidak lepas dari sisi
ekstrinsik atau nilai-nilai sosial yang terkandung di dalamnya.
Kekurangan dalam buku ini terdapat kata yang sering
diulang-ulang. Di beberapa halaman ada cetakan yang hurufnya kurang jelas,
sehingga sulit untuk dibaca. Pembukuan yang kurang kokoh membuat beberapa
lembar halaman bisa saja terlepas. Beberapa tokoh didalamnya tidak digambarkan
secara jelas, contohnya nama “gadis” membuat pembaca kurang mengerti siapa dia
sebenarnya walaupun terdapat nilai sosial tapi unsur religius dan mendidik
tidak termasuk didalamnya, mungkin karena novel ini mengisahkan tentang
percintaan saja, sehingga penulis tidak begitu menekankan nilai tersebut.
Terlebih lagi akhir dari novel tersebut masih belum klimaks yang membuat
pembaca masih bertanya-tanya apa akhir dari cerita itu apakah membahagiakan
atau malah justru menyedihkan. Tidak seperti novel percintaan lainnya yang
memiliki ending yang sempurna tanpa menggantung dan membuat pembaca
bertanya-tanya dan tentunya pasti penasaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar