Keberanian Menyeruput Kepahitan Kopi Kehidupan

Disusun Oleh : Annisa Fitri

Judul Buku      : Secangkir Kopi Pahit

Penulis            : V. Dwiyani
Penerbit          : PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia

Tahun Terbit    : 2016

Tempat Terbit  : Jakarta

Tebal               :116 halaman

Novel secangkir kopi pahit hadir sebagai novel yang menginspirasi. Buku ini tidak hanya menyuguhkan pembahasan mengenai secangkir kopi melainkan buku ini juga akan menjadi teman baik Anda dalam menyelami kehidupan. Maksud dari 'kopi pahit' ini hanyalah istilah yang digunakan oleh penulis sebagai wujud rasa syukur akan 'rasa pahit' yang pernah dialami oleh setiap orang. Bagi seseorang yang berani meneguk 'kepahitan' kopi kehidupan, hal itulah yang membuat mereka, pada akhirnya, lebih terbiasa dan menyukai kopi pahit.

Novel ini diisi oleh beberapa tokoh yang di dalam ceritanya selalu meninggalkan sejumput pesan yang bisa kita renungkan. Banyak pelajaran yang bisa kita petik dari setiap tokoh yang ada di cerita ini. Sebagai contoh, kita bisa mengambil pelajaran dari sosok Andini yang ada di cerita ini. Andini ialah seorang dokter muda yang dengan senang hati mau mengabdikan dirinya sebagai dokter di suatu desa. Namun sayang, niat baik Andini tidak ternilai di mata orangtuanya. Orangtua Andini, terutama ayahnya, menginginkan Andini untuk bekerja di rumah sakit elite yang ada di kota agar bisa menghasilkan banyak uang dan terkenal. Tentu saja, kemauan Andini dengan ayahnya sangat bertolak belakang. Andini berpikir bahwa sudah banyak dokter yang melayani orang kaya, maka dari itu ia ingin bekerja  di desa agar bisa menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang-orang yang tidak seberuntung dirinya. Hal tersebut yang membuat hubungan Andini dengan orangtuanya menjadi renggang.

Di dalam novel ini juga disuguhkan konflik-konflik kecil dengan penyelesain yang berbeda caranya. Seperti konflik Andini dengan orangtuanya. Setelah orangtua Andini melihat perubahan besar yang dialami putrinya di desa, lama-kelamaan hati mereka terketuk. Ketika orangtua Andini bermain ke desa, tempat tinggal Andini, di situlah mereka menemukan banyak pelajaran yang bisa mereka petik. Terutama saat mereka bertemu dengan Pak Panut. Pak Panut memiliki peran penting pada cerita ini. Pak Panutlah yang suka meninggalkan sejumput pesan yang bisa kita renungkan. Maka tak heran, Pak Panut dikenal sebagai orang yang bijaksana dalam menyikapi permasalahan, dan tak jarang ada warga yang mengunjungi Pak Panut untuk bertemu beliau dengan harapan Pak Panut bisa membantu menemukan jalan keluar dari masalah yang sedang mereka hadapi. Tentu dengan wawasannya yang luas, Pak Panut selalu berhasil membuka jalan pikiran seseorang yang sedang mengalami masalah tersebut. Perkataannya selalu berhasil membuat lawan bicaranya hanyut dan selalu bisa mengajak untuk selalu berprasangka baik kepada Tuhan di setiap masalah yang hadir di kehidupan.

Buku ini memiliki kelebihan dari segi presentasi pada cover buku yang terlihat menarik, dan juga disetiap lembarannya terdapat beberapa ilustrasi yang bisa lebih menghangatkan suasana para pembacanya. Serta dari segi isinya pun mengandung banyak pelajaran mengenai kehidupan yang bisa dengan mudah kita petik, seperti kalimat, "diam dan tenang sejenak... adalah sebuah sikap yang dilakukan oleh orang-orang bijaksana, ketika permasalahan menghampiri mereka."

Namun, terlepas dari kelebihan tersebut, novel ini memiliki kelemahan yaitu dari segi alurnya. Alur dari novel ini tidak berhasil membuat pembaca penasaran akan konflik yang ada dalam cerita. Dikarenakan cerita ini hanya menyuguhkan konflik kecil yang mudah surut.

 Novel ini kurang cocok  bagi segelintir orang yang lebih menyukai suatu cerita yang berisikan penuh konflik, dikarenakan novel ini hanya menyuguhkan konflik kecil yang tidak begitu membuat pembaca penasaran. Namun, disetiap konflik yang ada pada novel ini selalu meninggalkan sejumput pesan untuk pembacanya. Maka dari itu novel ini cocok bagi seseorang yang sedang butuh teman untuk menyeruput pahitnya kehidupan yang sedang dialaminya.