Disusun oleh Dini Aulia Pramesti
Judul Buku : Sang Penguji Hati
Pengarang :
Yuyun Permanasari Utami
Penerbit :
Diva Press
Tahun Terbit :
Juli 2015
Tebal Buku :
252 Halaman
Kinsya
seorang wanita berparas cantik, rambutnya panjang tergerai indah.
Ia kuliah di salah satu universitas
termuka di Malang dan memiliki sahabat bernama Saida.
Kinsya dan Saida aktif dalam organisasi
Ta-Qiya yang merupakan parkumpulan
mahasiswa muslim di universitas tersebut. Kinsya hanya memiliki seorang ayah,
sedangkan ibunya telah meninggal pada saat melahirkannya. Kinsya
tinggal di kos yang letaknya tak terlalu jauh dari kampus nya bersama 4 orang lainnya. Dua kamar
di lantai atas ditempati oleh Kinsya dan Kholifah dan dua kamar
di lantai bawah ditempati oleh Faiz dan
Amina.
Kinsya menyukai seorang lelaki
bernama Gilbran, yang
berhasil membaut jantung kisnya berdetak kencang melalui lantunan suara
adzannya. Namun pada saat Kinsya ingin mengugkapkan perasaanya kepada Gilbran,
ternyata Saida juga mencintai Gilbran. Hati kisya pun hancur,
tapi menurutnya persahabatan lebih penting dibandingkan dengan perasaannya.
Suatu hari, Kinsya menolong Gilbran yang tertabrak di
jalan dan mendonorkan darah serta salah satu ginjalnya. Dan ia meminta supaya
dokter merahasiakan identitasnya. Saida yang mengetahui bahwa Kinsya menyukai
Gilbran marah dengan Kinsya, Kinsya
terus meminta maaf namun Saida menolaknya, akhirnya
Kinsya pun memutuskan untuk pindah kuliah ke Jogjakarta.
Pada saat
di Jogjakarta, Kinsya ditelepon oleh ayahnya,
bahwa ada seorang lekaki yang datang ingin melamarnya. Ashyar namanya. Kinsya
menerima lamarannya namun, Ashyar
harus menunggu Kisnya lulus S 2 . Waktu
pun berlalu dengan cepat,
akhirnya Kinsya kembali ke kampung halamanya. Lalu Ashyar datang,
Kinsya kaget ternyata yang ia terima lamarannya adalah Gilbran Ashyar Ramadhan.
Kinsya marah dan menolak lamaranya, namun
Gilbran tidak menyerah, ia
berulangkali datang untuk menyerahkan mahar. Dan pada saat ingin menyerahkan mahar
terakhir ke Kinsya, Gilbran mengalami kecelakaan sehingga ia meninggal dan
diganti oleh Mas Ibnu, orang yang sempat Gilbran hubungi pada saat
kecelakaan. Akhirnya Mas Ibnu dan Kinsya
menikah dan akan dikaruniai seorang buah hati. Kinsya berniat memberi anaknya
nama Ashyar Lafazh Al- Fatah jika yang lahir
seorang laki-laki dan Aishya Lafazh Ashyar jika perempuan, agar ia tetap mengenang
keberadaan Gilbran Ashyar Ramadhan di dalam hatinya.
Novel ini memiliki kelebihan, ia
menggunakan bahasa sehari – hari sehingga dapat dipahami oleh para pembaca,
terdapat banyak pesan yang dapat memberikan pengalaman bagi para remaja yang
sedang jatuh cinta, alur ceritanya menarik sehingga tidak bosan untuk dibaca,
novel ini memiliki kelemahan yaitu, kurang cocok untuk dibaca anak kecil, karna
cerita ini berisi tentang percintaan dan persahabatan.
Dari novel tersebut dapat disimpulkan
bahwa persahabatan, lebih penting dari sebuah perasaan, dan kita harus belajar
mengiklaskan perasaan kita untuk sahabat kita, karna kita yakin bahwa jodoh itu
pasti bertemu. Dan buku ini layak untuk dibaca oleh kalangan remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar