Disusun oleh Ahmad Hudori
Judul Buku :
Februari Ecstasy
Pengarang :
Ari Keling
Penerbit :
Gramedia Widiasarana Indonesia
Tahun Terbit :
Februari, 2015
Tempat Terbit :
Jakarta
Tebal Buku :
200 Halaman
Novel ini
menceritakan tiga tokoh yang bernama Nugie, Joya, dan Mayang. Joya dan Mayang
merupakan saudara kembar yang merupakan anak dari musuh Sukoco ayah Nugie, yang
merupakan ketua Geng pengedar Narkoba di wilayahnya. Kisah kelam yang dialami oleh Joya dan Mayang
terjadi pada tanggal 14 Februari, ketika orang tua mereka terbunuh pada saat
peperangan antar Geng Sukoco dengan Geng yang dipimpin oleh ayah dari kedua
anak kembar tersebut.
14
Februari merupakan hari dimana manusia merasakan kasih sayang yang begitu
dalam, namun tidak dialami oleh Joya dan Mayang, kedua orang tua mereka
terbunuh pada saat peperangan antar Geng pengedar Narkoba, orang tua mereka
dibunuh oleh salah satu anak buah Geng Sukoco, Sukoco yang mengetahui hal
tersebut langsung membunuh anak buahnya tersebut, karena telah melanggar aturan
bahwa dalam peperangan tersebut tidak boleh terdapat korban. Joya dan Mayang
yang melihat dihadapan mereka kedua orang tuanya terbunuh seketika menangis
dengan histeris, tetapi Sukoco tidak membunuh mereka melainkan menjadikan putri
angkatnya dan tinggal bersamanya di Rusun, dimana rusun tersebut penuh dengan
anak buahnya (Pengedar narkoba)..
Nugie
yang merupakan anak dari Sukoco, namun
ia sangat membenci ayahnya dan meinginkan ayahnya terbunuh. Perasaan yang
sangat kesal Nugie terhadap Sukoco dikarenakan kegilaan Sukoco terhadap
istrinya. Sukoco yang memulai
menyelingkuhkan istrinya sembunyi-sembunyi, akhirnya ketahuan, Istri Sukoco
yang mengetahui kebenaran tersebut sangat terpukul hatinya, sehingga
menginginkan untuk cerai dengan Sukoco. Kegilaan Sukoco terjadi pada saat Ibu
Nugie atau Istri Sukoco akan menceraikan Sukoco, peraduan mulut antara Sukoco
dengan Istrinya membuat Sukoco kesal hingga pada akhirnya sukoco membunuh
istrinya tersebut dengan sangat sadis.
Kematian
Sukoco tepat pada tanggal 13 Februari
membuat fitnah diantara mereka bertiga, Nugie yang selalu menuduh
mayang, dan Mayang yang selalu menuduh Joya, tetapi Joya tidak memihak kedua
belah pihak. Kecintaan Nugie terhadap Joya selalu membela Joya ketika di tuduh
oleh Mayang. Situasi mulai memanas ketika anak buah masing-masing mulai
mengeluarkan senjata tajamnya untuk saling membunuh antar ketiga pihak.
Penguasa yang telah mati akan digantikan dengan pengusa yang baru, tanggal 14
Februari mayat Sukoco di kuburkan di dekat pemakaman istrinya, pastilah di
rusun tersebut terciptanya hukum rimba dimana seseorang yang terkuat akan
menjadi penguasanya. Nugie dan Mayang selalu betentangan, hal ini dikarenakan
Nugie cinta terhadap Joya, pasalnya Nugie tidak mau terjadi apa-apa terhadap
Joya , akhirnya Nugie dan Joya bergabung untuk mengalahkan Mayang. Nugie dan
Joya bermarkas di lanti 4 dan 3 sedangkan Mayang bermarkas di lantai 1 dan 2.
Ketika perang telah berlansgung Mayang lengah, ia tertidur beberapa menit tanpa
ia sadari Nugie dan Joya telah banyak membunuh anak buahnya dan melemparkan mayat-mayat anak buah Mayang di
hadapannya. Mayang memberi siasat kepada Nugie untuk menyerah saja karena
Mayang tidak mau terjadinya pertumpahan darah, sebab Mayang sebenarnya jatuh
cinta terhadap Nugie namun Nugie tidak sebaliknya, dia lebih memilih Joya.
Siasat Mayang sia-sia, Nugie justru
meledek Mayang, hal ini membuat Mayang semakin marah dan memustuskan
untuk melakukan penyerangan. Bunyi adu pedang, bunyi tembakan sudah terdengar
dari lantai 3, anak buah Nugie dan Joya bergabung untuk mengalahkan anak buah
dari Mayang, karena anak buah Mayang terlalu banyak anak buah Nugie dan Joya
kewalahan menangani dan akhirnya banyak terjadi pertumpahan darah di rusun tersebut.
Nugie
sempat berhadapan dengan Mayang dan saling menyerang , Mayang terpental ke
sudut tembok sehingga kepalanya berdarah. Nugie yang selalu perduli terhadap
Joya, mengikuti Joya yang sedang ingin dibunuh oleh Narto anak buah dari
Mayang, Joya berlari bersama Bong anak buah setianya ke atas rooftop yang di
kejar Narto, namun sayangnya Bong terbunuh dengan tertembak di dahinya oleh
Narto, ketika Narto ingin membunuh Joya Nugie datang dan bertarung dengan
Narto. Pertarungan sengit ini akhirnya dimenangkan oleh Nugie. Joya tidak dapat
membantu Nugie saat itu, dikarenakan ia stres berat karena sahabat setianya
mati dihadapannya. Joya memang seseorang yang selalu terbawa perasaan ketimbang
keadaan dirinya. Setelah itu, datang lah Mayang, Mayang yang melihat Narto anak buahnya terbunuh dia
sangat kesal dan seketika itu juga Mayang bertarung dengan Nugie. Pertempuran
ini hampir dimenangi oleh Nugie namun, Nugie kehilangan keseimbangan ketika
menginjak botol pecah ia pun tersungkur kesakitan, Mayang yang sangat mencintai
Nugie dia tidak tega membunuh Nugie, Sehingga Mayang mengeluarkan revolvernya
itu sambil memejamkann mata menembak
Nugie, dan yang terkena adalah bagian
bahu, darah mengucur deras di badan
Nugie, Mayang yang khawatir atas kematian Nugie ia mengahmapiri Nugie, ternyata
Nugie belum mati, ia langsung mencekik Mayang sekeras mungkin, napas Mayang
sudah tersedak serta wajahnya sudah memerah,
yang akan mati, namun tidak terjadi Joya langsung menusuk leher Nugie
dengan belati, Nugie lemas dan melepaskan cekikannya, Mayang yang melihat
kejadian ini nangis tersedak, karena lelaki yang dicintainya mati, dan Mayang
pun tidak menyangka bahwa Joya yang menbunuh Nugie. Terdapat perasaaan kecewa
Nugie terhadap Joya dan Mayang, Mayang yang mencintai dirinya dengan tulus akan
tetapi Nugie ingin membunhnya, tetapi Joya yang dicintainya justru yang
membunuh dirinya. Joya yang stres berat tekah membunh Nugie ia memutuskan bunuh
diri, dan tersisa hanyalah Mayang. Tiga hari Mayang dirawat karena tidak
sadarkan diri, dan dihadapannya terdapat Sukoco dan Dokter Simo, ternyata
kematian Sukoco hanya siasat belaka untuk menentukan siapa yang akan menjadi
penguasa seterusnya. Mayang yang mendengar tersbut kesal lalu mencekik dan
membenturkan kepala Sukoco hingga mati.
Buku ini
memiliki keunggulan dimana cover yang menarik dan penggunaan kertas yang tidak
mudah robek. Alur cerita yang meneganggakan membuat pembaca tidak bosan dengan
cerita yang disajikan, namun terlepas dari keunggulan buku ini menyajikan
cerita dengan sudut pandang masing-masing tokoh sehingga pembaca akan mudah
bosan dengan pengulangan cerita, Penggunaan bahasa remaja membuat novel ini
tidak cocok untuk kalangan usia kanak-kanak.
Buku ini
di fokuskan untuk remaja hingga dewasa, dan di novel ini mengajarkan kita untuk
tidak menggunakan obat-obatan terlarang
, serta mengajarkan untuk tidak terlalu memaksakan diri agar dicintai
seseorang.
Dating for everyone is here: ❤❤❤ Link 1 ❤❤❤
BalasHapusDirect sexchat: ❤❤❤ Link 2 ❤❤❤
UU .