Disusun Oleh : Fikri Alwan Kurniawan
Judul Buku : Santri
Milenial
Pengarang : Muhammad
Khozin
Penerbit : Bhuana
Ilmu Populer
Tahun
Terbit : 2018
Tempat
Terbit : Jakarta
Tebal : xviii + 186 halaman
Buku
Santri Milenial bertema pengetahuan keagamaan Islam. Buku ini menjelaskan tentang visi,
misi, budaya, tradisi, dan pernak-pernik pesantren. Buku ini ditulis oleh
seorang santri yang hidup di zaman milenial. Di dalam buku ini juga dijelaskan mengenai pentingnya santri
mengikuti kecanggihan teknologi yang semakin pesat, memilah informasi agar
tidak terjerumus dalam penyebaran berita bohong (hoaks), kemampuan entrepreneur
saat memulai suatu usaha, serta meningkatkan rasa nasionalisme dan semangat
anti korupsi dalam merawat kebhinekaan dan keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
Pembahasan
buku ini dimulai dengan bab “Kehidupan Ala Santri” yang menjelaskan mengenai asal
muasal pesantren di Indonesia. Pada bagian ini dijelaskan bahwa asal muasal
pesantren di Indonesia tidak dapat terlepas dari peran Walisongo. Kesembilan
kiai tersebut menggunakan model pondokan untuk melakukan penyebaran agama Islam
di tanah air. Sehingga proses pengajaran menjadi lebih mudah diterima karena
dilakukan secara bersama-sama. Pada bagian lain dalam bab pertama ini, juga
dijelaskan bahwa santri harus memiliki sembilan nilai unggul dalam mengikuti
pendidikan di pesantren. Kesembilan nilai unggul tersebut antara lain mandiri,
solidaritas, kedisiplinan, kemampuan bahasa, memaknai nilai kehidupan, lebih
paham ilmu agama, mengikuti tren ilmu teknologi (IT), dan semangat silaturahmi.
Selanjutnya,
pada bab kedua yang berjudul Generasi Milenial, dijelaskan mengenai definisi
generasi milenial. Menurut Karl Mannheim, Generasi Milenial adalah mereka yang
lahir di atas tahun 1980 sampai 1987, bisa juga disebut dengan Generasi Y. Generasi
Milenial lahir dan tumbuh ketika komputer mulai berevolusi dari teknologi yang
semula besar, sulit, dan mahal menjadi perangkat rumahan yang mudah digunakan,
bisa melakukan apa pun, dan berharga semakin murah, serta merakyat. Selain itu,
ada juga Generasi Z yang merupakan generasi yang lahir dari tahun 1995 hingga
2020. Generasi Z memiliki keterikatan yang lebih kuat terhadap perkembangan
teknologi yang semakin pesat. Meskipun demikian, Generasi Z cenderung lebih
toleran pada isu-isu sosial, masyarakat, dan piawai menggunakan perangkat
teknologi, serta mengandalkan teknologi sebagai salah satu instrumen penentu
sukses karier mereka di masa datang.
Kemudian
pada bab ketiga yang berjudul Santri Era Milenial, dijelaskan bahwa santri
harus aktif berkomunikasi di dunia maya dengan cara menggunakan media sosial
untuk memberikan segala informasi mengenai kehidupannya. Santri juga harus
melakukan aktivitas dakwah dengan cara yang kekinian, seperti melakukan siaran
langsung dakwah di media sosial. Dengan cara tersebut, maka usaha yang
sederhana dapat memberikan manfaat seluas-luasnya bagi banyak orang dan pola
bahasa yang digunakan pada ceramah zaman now lebih mudah dicerna oleh
umat lintas kalangan. Pada bagian lain dalam bab ketiga ini, santri harus
pandai dalam memilah informasi agar tidak terjerumus dalam penyebaran berita
bohong (hoaks). Hoaks adalah informasi menyimpang dari fakta yang masih dapat
diteliti dengan menggunakan pikiran, sehingga hoaks dapat diberantas
menggunakan senjata akal sehat.
Selanjutnya
pada bab keempat yang berjudul Santripreneur, dijelaskan mengenai
pentingnya entrepreneur di dalam diri santri. Santripreneur
merupakan gabungan dari dua kata yaitu santri dan entrepreneur yang dapat
diartikan sebagai santri yang memiliki jiwa pengusaha. Ada empat pilar utama santripreneur
yang harus ada pada diri santri, sehingga fondasi tersebut akan menjadi lebih
kokoh. Keempat pilar utama tersebut antara lain kemandirian, tanggung jawab,
solidaritas, dan kreativitas. Dengan menerapkan empat pilar tersebut, maka santri
akan berhati-hati dan tidak tergesa-gesa dalam memulai bisnis sehingga hasil bisnis
yang diperoleh akan memuaskan. Selain itu, santri juga harus melakukan analisis
usaha dengan menggunakan analisis SWOT. SWOT adalah metode perencanaan
strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths),
kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats)
dalam memulai suatu proyek atau suatu usaha. Jika santri dapat melakukan
analisis SWOT dengan baik, maka santri akan mudah dalam menjalankan usaha
bisnis yang digelutinya. Pada bagian lain dalam bab ini juga dijelaskan bahwa
santri harus memiliki pemahaman yang luas mengenai manajemen operasional,
manajemen waktu, dan manajemen keuangan. Dengan mempelajari dan memahami tiga
manajemen tersebut secara sungguh-sungguh, maka santri dapat mengelola
bisnisnya dengan baik sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan.
Buku
ini diakhiri dengan bab kelima yang berjudul Nasionalisme Santri. Pada bab ini
dijelaskan mengenai pentingnya merawat kebhinekaan dan keutuhan NKRI serta
semangat anti korupsi. Pada bagian awal bab ini dijelaskan mengenai statistik
jumlah suku bangsa dan bahasa yang terdapat di Indonesia. Menurut Sensus BPS
(Badan Pusat Statistik) pada tahun 2010, jumlah suku bangsa di Indonesia
sebanyak 1.340 suku bangsa dan jumlah bahasa yang ada di Indonesia sebanyak 742
bahasa. Dengan data tersebut, maka keanekaragaman merupakan ciri khas bangsa
Indonesia. Pondok pesantren yang berciri heterogen pada saat ini cukup banyak,
karena ada beberapa pondok pesantren yang menampung santri dari luar negeri
juga ada banyak di Indonesia. Salah satu contohnya adalah Pondok Pesantren Nurul
Jadid Paiton pimpinan KH Zuhri Zaini di Malang, Jawa Timur. Pada bagian
selanjutnya dalam bab ini dijelaskan mengenai jiwa nasionalisme yang harus
dimiliki oleh setiap santri. Banyak contoh yang harus diterapkan oleh santri
untuk mewujudkan kedamaian dan kesejahteraan bersama, seperti setia pada
Pancasila, tidak tergiur korupsi, toleran terhadap pihak lain, terbuka dan
bekerja sama dengan siapa saja yang memiliki kehendak baik, serta menjunjung
perbedaan dan menganggap kebhinekaan adalah anugerah serta Sunatullah.
Semangat anti-korupsi juga harus dijunjung tinggi oleh para santri dengan cara
mendapat pemahaman dini tentang bahaya korupsi. Penulis buku ini optimis bahwa
gerakan santripreneur tidak hanya membantu santri memiliki mindset
bisnis, tetapi juga sistem kerja agar korupsi tidak merajalela. Pada bagian
akhir bab ini dijelaskan mengenai empat sifat kepemimpinan Rasulullah SAW yang
harus diteladani oleh setiap orang untuk menghadapi masalah. Keempat sifat
Rasulullah SAW tersebut antara lain Shiddiq (benar), Amanah
(dapat dipercaya), Fathonah (cerdas), dan Tabligh (menyampaikan).
Dengan menerapkan keempat sifat tersebut, diharapkan santri menjadi teladan
bagi seluruh orang agar mengikuti sifatnya tersebut.
Buku
Santri Milenial ini memiliki kelebihan seperti banyak ilmu keagamaan Islam yang
dapat kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian buku ini juga
memiliki kata-kata mutiara yang dapat digunakan sebagai motivasi dalam
menjalani hidup. Salah satu kata-kata mutiara tersebut adalah, “Zaman boleh
berubah, tunggangan boleh berganti, media syiar boleh timbul dan tenggelam,
tetapi misi dan visi mengembangkan Islam tak boleh surut”. Kelebihan
lainnya yaitu terdapat testimoni-testimoni dari beberapa tokoh nasional yang
menilai positif peluncuran buku Santri Milenial ini. Selain itu, buku ini juga
menjelaskan semua topik yang dibahasnya secara rinci, sehingga pembaca mudah
mengerti. Cover depan buku ini disertai dengan gambar-gambar seperti Al-Qur’an,
Pancasila, media sosial, grafik, dan lainnya yang divisualisasikan dalam
lingkaran-lingkaran dan persegi panjang yang terhubung satu sama lain.
Selain
memiliki kelebihan, buku ini juga memiliki kekurangan seperti tidak adanya
gambar yang mendukung sehingga kurang menarik untuk dibaca. Kekurangan lainnya
juga terdapat pada beberapa singkatan dan istilah yang tidak diketahui kepanjangan
dan padanan katanya. Meskipun begitu, buku ini secara keseluruhan sudah baik,
sesuai dengan teknik penulisan buku, dan cocok untuk dibaca.
Buku
ini sangat cocok dibaca oleh beberapa golongan, seperti orang-orang yang ingin
melanjutkan pendidikan di pondok pesantren, orang yang ingin mengenali
kehidupan pesantren lebih luas, dan umat Islam yang ingin memperdalam ilmu
pengetahuan agamanya. Dengan demikian, pembaca diharapkan dapat memperoleh wawasan
pengetahuan tambahan setelah membaca buku ini dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Dating for everyone is here: ❤❤❤ Link 1 ❤❤❤
BalasHapusDirect sexchat: ❤❤❤ Link 2 ❤❤❤
PZ .