BERPIKIR YANG TERBAIK UNTUK MASA DEPAN
Siswa
Maret 21, 2020
2 Comments
Disusun oleh Jessica Kristi
Judul Buku : Dua Garis Biru
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Juli 2019
Tempat Terbit :
Jakarta
Tebal Buku :
206 halaman
Novel ini menceritakan tentang
Bima dan Dara adalah sepasang anak
muda yang masih duduk di bangku SMA. Bima memiliki nilai akademis yang rendah,
dan itu sebaliknya bagi Dara. Mereka sangatlah mencintai, mereka saling
melengkapi, dan mengisi. Hingga suatu saat, Mereka melampaui batas yang
menyebabkan Dara hamil. Setelah kejadian itu, Bima dan Dara tidak berbicara
satu sama lain. Mengetahui apa yang terjadi Bima ingin mencoba mengatakannya
kepada orang tuanya, namun tidak mampu. Ketegangan hubungan mereka semakin naik
Bima juga menghindari Dara takut emosi akan meluap. Ketika Bima meminta maaf, dia
menyarankan Dara untuk aborsi saja, saran yang takkan Dara patuhi. Suatu hari
dilapangan basket sekolah, Bima dan teman-temannya sedang bermain bola basket,
ketika salah satu temannya tak sengaja melempar bola mengenai kepala Dara dan
membuat sakit di perutnya Dara yang kesakitan menerikkan “Bayi kita gimana?!” di
depan semua murid, mengejutkan semuanya dan menakuti Bima kepala sekolah pun menghubungi
orang tua keduanya dan merekapun datang. Orang tua Bima dan Dara tidak terkendali,
dan merekapun bertengkar di UKS. Ibu Dara mengatakan bahwa Dara di-DO dari
sekolah sedangkan Bima tidak, Ibu Darapun menghukum Dara, dengan tidak
mengijinkan Dara tinggal di rumahnya. Alhasil, Ibu Bima menamparnya.
Dara pun tinggal di rumah Bima.
Selama menyusuri kampung, terdengar gosip-gosip mengenai kehamilan Dara. Dara
pun tidur di kamarnya Bima bersama Bima. Darapun diijinkan pulang balik ke
rumahnya. Malam itu, kakak Bima yang bernama Dewi memasuki kamar Bima dan
memarahi Bima karena tidak menyadari resiko hubungan seks di usia remaja.
Sampai di rumah, adik Dara diam-diam mengatakan bahwa orang tua Dara ingin
menyerahkan bayinya ke tante dan pamannya Dara. Darapun marah kepada orang
tuanya ibu Dara mengatakan bahwa menjadi orang tua muda itu beresiko, namun
Dara mengambil resiko yang begitu berat. Akhirnya, mereka menikah. Setelah
menikah, Bima mendapatkan perkerjaan sebagai waitress di restoran Ayahnya Dara. Beberapa pekan kemudian, Ayahnya
Dara menyuruh Bima untuk tidak usah bekerja lagi.
Hubungan mereka bergoyang emosinya.
Dara yang ambisius ingin belajar di Korea, dihadapi Bima yang khawatir mengenai
anaknya, siapa yang akan menjaganya. Suatu saat datanglah tante dan pamannya Dara
membicarakan tentang anak yang ada dikandungan Dara mereka menceritakan bahwa
mereka sudah lama belum dikarunai seorang anak. Tante dan pamannya Dara
membujuk Bima untuk dipertimbangkan lagi. Dara melahirkan setelah itu Bima
mendekatkan wajahnya ke telinga Adam anaknya untuk di azankan. Tetapi pada saat
Dara melahirkan ada komplikasi, terjadi pendarahan dalam rahim Dara. Dara harus
dioperasi untuk menghentikan perdarahan adalah pengangkatan rahim. Bima merasa
tidak mampu untuk menandatangani formulir perizinan hingga akhirnya Bima menandatangi formulir dengan tangan
gemetar. Sebelum ke ruang operasi Dara berbicara dengan ibunya kalau Dara mau
Bima dan keluarganya yang merawat Adam. Ibu Dara mengangguk-angguk. Pada
akhirnya, Dara memutuskan untuk pergi ke Korea setelah di operasi pengangkatan
rahim dan menitipkan sebuah kotak kuning untuk Adam yang di dalamnya ada foto-foto
mereka berdua, baju bayi, cangkang kerang, dan di bawahnya terdapat sepucuk
surat. Bima berjanjii pada dirinya sendiri akan memastikan Adam membacanya saat
dia sudah besar.
Novel ini memiliki keunggulan dalam
gaya bahasa yang mudah dipahami oleh para pembaca dan mendapatkan pengajaran
tentang edukasi seks sejak dini. Namun disamping keunggulan, novel ini memiliki
kelemahan yaitu alur konflik yang terlalu rumit pada saat konflik anak yang
dikandung Dara harus diberikan atau dirawat sendiri sehingga membuat para
pembaca menjadi bosan dan penyelesaian cerita masih belum tuntas.
Dari novel ini dapat disimpulkan
bahwa sex education merupakan pelajaran penting bagi anak, apalagi bagi anak
yang menuju usia remaja, pendekatan orang tua kepada anak juga berpengaruh
terhadap sifat dan sikap anak, dan dalam melakukan sesuatu hal harus difikirkan
dan dipertimbangkan secara matang-matang karena dapat menentukan ke arah mana
masa depan seseorang.