Follow Us @literasi_smkn23jkt

Minggu, 29 April 2018

TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS -GIZI BURUK”


                                                                                                                          No. Absen  : 26
 

Gizi Buruk
Disusun oleh : Revani Aggustin





         Salah satu masalah sosial yang sedang ramai terjadi terutama di daerah pelosok yaitu gizi buruk yang umunya terjadi pada anak – anak. Gizi buruk adalah kondisi tubuh terparah yang mengalami kekurangan gizi dalam kurun waktu yang lama (menahun).
Dirangkum dari berbagai sumber, diketahui ada 3 jenis gizi buruk yang sering terjadi, yaitu Kwashiorkor atau busung lapar merupakan salah satu jenis dari gizi buruk. Seorang anak yang mengalami kondisi ini memiliki ciri yang khas yaitu terdapat edema (bengkak) pada seluruh tubuh sehingga tampak gemuk. Selain  Kwashiorkor atau busung lapar, terdapat jenis Marasmus merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi buruk yang sering dialami oleh balita, penyebabnya, seperti kurang makan, mengalami infeksi di tubuhnya, bawaan lahir, prematuritas, serta faktor lingkungan. Jenis gizi buruk berikutnya yaitu Marasmik-kwashiorkor merupakan gabungan antara marasmus dan Kwashiorkor. kondisi ini memiliki berat badan kurang dari 60 persen berat badan yang sesuai dengan usianya, kemudian disertai dengan pembengkakan yang tidak mencolok.
Terdapat sebuah model yang dikembangkan Unicef tahun 1990, untuk mengurai faktor penyebab gizi buruk ini (Soekirman, 2000). Dengan model tersebut, penyebab masalah gizi dibagi dalam tiga tahap, yaitu penyebab langsung, penyebab tidak langsung dan penyebab mendasar. Penyebab langsung gizi buruk, yaitu asupan gizi yang kurang dan penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung, yaitu tidak cukup pangan, pola asuh yang tidak memadai, dan sanitasi, air bersih/ pelayanan kesehatan dasar yang tidak memadai, sedangkan penyebab mendasar/akar masalah gizi buruk adalah terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam, yang mempengaruhi ketersediaan pangan, pola asuh dalam keluarga dan pelayanan kesehatan serta sanitasi yang memadai, yang pada akhirnya mempengaruhi status gizi balita.
Gizi buruk pada anak ditangani dengan tiga fase, yaitu stabilisasi, transisi, dan rahabilitasi. Pemerintah menggelar upaya penanggulangan gizi buruk yang terjadi di masyarakat dengan cara Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan salah satu komponen penting Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) dan program yang dirancang oleh pemerintah.
PMT sebagai sarana pemulihan gizi dalam arti kuratif, rehabilitatif dan sebagai sarana untuk penyuluhan merupakan salah satu bentuk kegiatan pemberian gizi berupa makanan dari luar keluarga, dalam rangka program UPGK. PMT ini diberikan setiap hari, sampai keadaan gizi penerima makanan tambahan ini menunjukkan perbaikan dan hendaknya benar-benar sebagai penambah dengan tidak mengurangi jumlah makanan yang dimakan setiap hari dirumah.
Dilakukan penanganan sebagaimana mestinya oleh penyedia layanan kesehatan, selanjutnya antibiotik bisa diberikan apabila diketahui ada infeksi yang menyeratai. Dokter juga akan memberikan suplemen vitamin A dengan dosis yang disesuaikan usia anak.
Multivitamin dan mineral terutama asam folat juga diberikan di hari pertama sebanyak 5 mg dan selanjutnya 1 mg  perhari. Pemberian makanan diberikan  secara bertahap, karena tubuh yang tadinya tidak mendapatkan cukup makanan  perlu  beradaptasi, makanan terbaik adalah yang tinggi protein dan karbohidrat.



Sumber :
http://sehatceriaavail.blogspot.co.id/2012/01/program-penanggulangan-gizi-buruk-dari.html

diakses pada tanggal 28 April 2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar