Follow Us @literasi_smkn23jkt

Senin, 30 April 2018

BULLYING


Disusun oleh: Halimatun Nisa

   Bullying merupakan sebuah kata serapan dari bahasa Inggris. Bullying berasal dari kata bully yang artinya penggertak, orang yang mengganggu orang yang lemah. Beberapa istilah dalam bahasa Indonesia yang sering kali dipakai masyarakat untuk menggambarkan fenomena bullying di antaranya adalah penindasan, perpeloncoan, pemalakan, pengucilan, dan intimidasi.
CONTOH BULLYING
1. Secara fisik : memukul, mendorong, meludahi, menendang, dan sebagainya.
2.  Secara verbal : mencemooh, menghina, membentak dengan menggunakan kata-kata kasar.
3. Secara sosial : mengabaikan, mengucilkan, dan lain-lain.
Tanda Anak Yang Menjadi Korban Bullying :
1. Malas untuk pergi ke sekolah.
2. Mengalami penyakit fisik atau psikis.
3. Sering kali menyakiti diri sendiri.
4. Ada luka yang tidak bisa diungkapkan.
5. Sering menyendiri.
6. Merasa rendah diri.
7. Pakaian robek atau barang hilang
            Para pelaku bully mendapatkan kepuasan dari menindas orang. Ia merasa lebih kuat dan lebih berkuasa karena ada orang yang takut pada dirinya. Bisa jadi ia berpikiran, ia akan mendapat popularitas disekolah karena ditakuti oleh siswa lainnya. Alasan lain mereka menindas adalah karena mereka iri pada kelebihan target bullying mereka.. Atau sebenarnya mereka memiliki masalah yang menyebabkan mereka menindas untuk menyalurkan amarah mereka kepada orang lain. Orang yang biasanya dijadikan target penindasan adalah orang yang memiliki perbedaan mencolok dibanding yang lain. Perbedaan ini bisa jadi dari fisik, gaya berpakaian, dan perilaku seseorang.
            Bullying dapat membuat seseorang menjadi cemas, ketakutan, konsentrasi dalam belajar di sekolah menjadi terganggu. Bila bullying berlanjut dalam jangka waktu yang lama maka dapat mempengaruhi self-esteem siswa, meningkatkan isolasi sosial, memunculkan perilaku menarik diri, menjadikan remaja rentan terhadap stress dan depresi, serta rasa tidak aman. Lebih parah lagi, bullying dapat mengakibatkan remaja berbuat nekat, bahkan bisa membunuh atau melakukan bunuh diri. Pada umumnya para pelaku ini memiliki rasa percaya diri yang tinggi dengan harga diri yang tinggi pula. Cenderung bersifat agresif dengan perilaku yang pro terhadap kekerasan, tipikal orang berwatak keras, mudah marah dan impulsif. Dengan melakukan bullying, pelaku akan beranggapan bahwa mereka memiliki kekuasaan terhadap keadaan. Jika dibiarkan terus-menerus tanpa intervensi, perilaku bullying ini dapat menyebabkan terbentuknya perilaku lain berupa kekerasan terhadap anak dan perilaku kriminal lainnya.
            Beri kesempatan agar anak mau mengomunikasikan secara terbuka kepada orang tua, guru, atau orang dewasa lain yang mereka percaya dapat membantu mereka. Latih anak untuk berani bicara, dengan kata lain bertindak asertif. Biarkan pelaku tahu bahwa anak tidak nyaman dengan perlakuannya, tetapi dengan kata-kata yang tidak balik menyakiti dan tidak membiarkan tindakan bullying terus berlangsung. Paling ideal adalah apabila ada kebijakan dan tindakan terintegrasi yang melibatkan seluruh komponen mulai dari guru, murid, kepala sekolah, sampai orang tua, yang bertujuan untuk menghentikan perilaku bullying dan menjamin rasa aman bagi korban. Program anti-bullying di sekolah dilakukan antara lain dengan cara menggiatkan pengawasan dan pemberian sanksi secara tepat kepada pelaku, atau melakukan kampanye melalui berbagai cara. Memasukkan materi bullying ke dalam pembelajaran akan berdampak positif bagi pengembangan pribadi para murid.
DAFTAR PUSTAKA
http://satu-untuk-semuanya.blogspot.co.id/2014/05/bullying.html?m=1
https://lifestyle.kompas.com/read/2010/09/27/06563262/Bullying.di.Sekolah
http://shintaberlia.blogspot.co.id/2015/02/artikel-tentang-bullying.html?m=1I
Diakses pada 26 April 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar