Follow Us @literasi_smkn23jkt

Senin, 30 April 2018

Teks Eksplanasi Kompleks Fenomenal Sosial Transgender - Sylvia Agnes Zumipah Tisejapalasny XI-AP 1

Disusun Oleh Sylvia Agnes Zumipah Tisejapalasny



Pernyataan Umum :
Orang transgender adalah orang yang memiliki identitas gender atau ekspresi gender yang berbeda dengan seksnya yang ditunjuk saat lahir. Orang transgender juga terkadang disebut sebagai orang transseksual jika ia menghendaki bantuan medis untuk transisi dari satu seks ke seks lainnya. Transgender juga merupakan sebuah kata umum.

Urutan Sebab Akibat :
Tingkat seorang individu untuk merasa asli, murni, dan nyaman dengan penampilan luarnya serta menerima identitas aslinya disebut sebagai kesesuaian transgender (transgender congruence). Banyak dari orang transgender mengalami apa yang disebut disforia gender dan beberapa menerima bantuan medis seperti terapi penyulihan hormon, operasi penentuan ulang seks, atau psikoterapi. Tidak semua orang transgender menghendaki penanganan medis dan beberapa tidak melakukannya karena kendala ekonomi atau kesehatan. Mayoritas orang transgender menghadapi diskriminasi dalam pekerjaan dan pencarian kerja, pemenuhan kebutuhan tempat tinggal,[15] serta pelayanan kesehatan. Orang transgender juga tidak dilindungi oleh hukum dari diskriminasi di banyak tempat.
Pada hakikatnya, masalah kebingungan jenis kelamin atau yang lazim disebut juga sebagai gejala transseksualisme ataupun transgender merupakan suatu gejala ketidakpuasan seseorang karena merasa tidak adanya kecocokan antara bentuk fisik dan kelamin dengan kejiwaan ataupun adanya ketidakpuasan dengan alat kelamin yang dimilikinya. Ekspresinya bisa dalam bentuk dandanan, make up, gaya dan tingkah laku, bahkan sampai kepada operasi penggantian kelamin (Sex Reassignment Surgery). Dalam DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder) – III, penyimpangan ini disebut sebagai juga gender dysporia syndrome. Penyimpangan ini terbagi lagi menjadi beberapa subtipe meliputi transseksual, a-seksual, homoseksual, dan heteroseksual.
Transeksual dapat diakibatkan faktor bawaan (hormon dan gen) dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan di antaranya pendidikan yang salah pada masa kecil dengan membiarkan anak laki-laki berkembang dalam tingkah laku perempuan, pada masa pubertas dengan homoseksual yang kecewa dan trauma, trauma pergaulan seks dengan pacar, suami atau istri. Perlu dibedakan penyebab transseksual kejiwaan dan bawaan. Pada kasus transseksual karena keseimbangan hormon yang menyimpang (bawaan), menyeimbangkan kondisi hormonal guna mendekatkan kecenderungan biologis jenis kelamin bisa dilakukan. Mereka yang sebenarnya normal karena tidak memiliki kelainan genetikal maupun hormonal dan memiliki kecenderungan berpenampilan lawan jenis hanya untuk memperturutkan dorongan kejiwaan dan nafsu adalah sesuatu yang menyimpang dan tidak dibenarkan menurut syariat Islam.

Upaya Pencegahan :
Antara lain adalah ;
1. Menjaga pergaulan 
2. Menutup segala celah pornografi misalnya dari gadget. Orang tua harus aktif dalam hal ini. 
3. Diadakan kajian atau seminar mengenai bahaya Transgender di sekolah-sekolah

4. Adanya undang-undang yang melarang adanya Transgender sehingga hal ini tidak menyebar semakin parah. 

5. Diadakan penyuluhan keagamaan mengenai Transgender yang menyimpang dari aturan agama. 

 
Dengan hal-hal tersebut, diharapkan Transgender dapat dicegah dan penyebarannya tidak semakin luas. Transgender merupakan suatu masalah kejiwaan yang perlu ditangani oleh semua pihak baik dari pelaku maupun lingkungan sekitar. Dengan adanya kerja sama yang baik, bukan tidak mungkin masalah Transgender yang menjadi kontroversi ini bisa diatasi dengan baik.




Daftar Pustaka 


3.    https://id.wikipedia.org/wiki/Transgender_ Pada Senin, 30 April 2018.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar