Follow Us @literasi_smkn23jkt

Selasa, 03 Maret 2015

Rindu Tersirat Dalam Ikrar


Oleh: Adella Shilvania

28 Oktober 1998
Wahai pemuda bangsa
Kau rapatkan tubuhmu dalam satu kesatuan
Peluh terlukis membajirkan wajahmu
Api lentera nusantara telah kau nyalakan
Semangat yang tak kunjung padam telah kau kobarkan
Untuk menggapai cita-cita bangsa

Hembusan nafas tersenggal adalah pengiring juangmu
Detak jantung berguncang adalah sahabat setiamu
Tantangan ....
Rintangan .....
Tak gentar kau hadapi demi negerimu
Bangsa Indonesia

Semua usahamu tak berujung binasa
Tuhan telah berkehendak mengizinkan dikau menegakkan tongkat awal kemerdekaan
Kau lantangkan suaramu lewat ikrar yang terucap
Darah dan jiwamu telah menyatu dalam bait demi bait
Hingga terdengar disetiap sudut penjuru tanah air

Waktu berjalan seperti hembusan angin
Kini, aku hanya bisa meneteskan butir demi butir air mata
Melihat perubahan bangsa dan bahasaku
Serangan beribu-ribu kosakata, mulai merobohkan sedikit demi sedikit bahasa persatuanku
Bahasa Indonesia

Kemanakah bahasaku saat ini?

Miris hatiku mendengar penerus bangsa saar ini lebih mencondongkan bahasanya
ketempat sang surya menenggelamkan sinarnya
Tak banggakah kita, dengan bahasa kita sendiri?
Bahasa yang telah mempersatukan berbagai suku, adat, dan budaya ditanah air tercinta

Kemana semangat sumpah pemuda yang dahulu berkobar?
Apakah hanya dijadikan slogan belaka?

Wahai generasi penerus bangsa
Disinilah kita dilahirkan, disini pula kita berpijak
Jadikanlah ikrarmu sebagai benteng
Jadikanlah semangatmu sebagai senjata
Jadikanlah bahasamu sebagai jati diri
Demi bangsa Indonesia di masa mendatang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar