Follow Us @literasi_smkn23jkt

Senin, 16 Maret 2015

BROKEN HOME

OLEH  MEIDI RISKI SURYANI

Istilah “broken home” biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang berantakan akibat orang tua tidak lagi peduli dengan situasi dan keadaan keluarga di rumah. Orang tua tidak lagi perhatian terhadap anak-anaknya, baik masalah di rumah, sekolah, sampai pada perkembangan pergaulan anak-anaknya di masyarakat.
  
Broken Home adalah  kurangnya  perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, brutal dan susah diatur. Broken home sangat berpengaruh besar pada mental seorang pelajar hal inilah yang mengakibatkan seorang pelajar tidak mempunyai minat untuk berprestasi.
Broken home juga bisa merusak jiwa anak sehingga dalam sekolah mereka bersikap seenaknya saja, tidak disiplin di dalam kelas mereka selalu berbuat keonaran dan kerusuhan hal ini dilakukan karena mereka Cuma ingin cari simpati pada teman-teman mereka bahkan pada guru-guru mereka. Untuk menyikapi hal semacam ini kita perlu memberikan perhatian dan pengerahan yang lebih agar mereka sadar dan mau berprestasi.

Sebab-akibat  penyebab broken home

1.Terjadinya perceraian
Faktor pertama adanya disorientasi tujuan suami istri dalam membangun mahligai rumah tangga; faktor kedewasaan yang mencakup intelektualitas, emosionalitas, dan kemampuan mengelola dan mengatasi berbagai masalah keluarga; pengaruh perubahan dan norma yang berkembang di masyarakat.
 
2. Ketidak dewasaan sikap orang tua
Ketidakdewasaan sikap orang tua salah satunya dilihat dari sikap egoisme dan egosentrime. Egoisme adalah suatu sifat buruk manusia yang mementingkan dirinya sendiri. Sedangkan egosentrisme adalah sikap yang menjadikan dirinya pusat perhatian yang diusahakan oleh seseorang dengan segala cara.

3. Orang tua yang kurang memiliki rasa tanggung jawab
Tidak bertanggungjawabnya orang tua salah satunya masalah kesibukan. Kesibukan adalah satu kata yang telah melekat pada masyarakat modern di kota-kota. Kesibukannya terfokus pada pencarian materi yaitu harta dan uang.

4. Jauh dari Tuhan
Segala sesuatu keburukan perilaku manusia disebabkan karena dia jauh dari Tuhan. Sebab Tuhan mengajarkan agar manusia berbuat baik. Jika keluarga jauh dari Tuhan dan mengutamakan materi dunia semata maka kehancuran dalam keluarga itu akan terjadi.

5. Adanya masalah ekonomi
Dalam suatu keluarga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Istri banyak menuntut hal-hal di luar makan dan minum. Padahal dengan penghasilan suami sebagai buruh lepas, hanya dapat memberi makan dan rumah petak tempat berlindung yang sewanya terjangkau.

6. Kehilangan kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak
Kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga menyebabkan hilangnya kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak. Faktor kesibukan biasanya sering dianggap penyebab utama dari kurangnya komunikasi.


Hasil gambar untuk dampak broken home adalah
    Dampak Broken Home Pada Anak


        1. Dampak psikologis

Setiap keluarga yang mengalami broken home biasanya akan berdampak anak-anaknya. Orangtua tidak pernah memikirkan konskuensi dari tindakan yang mereka lakukan. Dampak paling utama yang akan melekat sampai anak tersebut dewasa adalah dampak psikologis. Seorang anak dapat berkembang dengan baik jika kebutuhan psikologisnya juga baik. 

Secara umum anak yang mengalami broken home memiliki
 (a) ketakutan yang berlebihan,
(b) tidak mau berinteraksi dengan sesama,
(c) menutup diri dari lingkungan,
(d) emosional,
(e) sensitif,
(f) temperamen tinggi,
(g) labil. 

     2.  Dampak bagi prestasi anak.

Akibat dari broken home juga mempengaruhi prestasi anak tersebut. Anak broken home cenderung menjadi malas dan tidak memiliki motivasi untuk belajar. Bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar antara siswa berasal dari keluarga broken home dengan motivasi belajar siswa dari keluarga utuh, motivasi belajar siswa dari keluarga broken home lebih rendah daripada motivasi belajar siswa dari keluarga utuh, keadaan keluarga broken home memberi pengaruh yang cukup signifikan terhadap motivasi belajar siswa  

      3.Dampak bagi perilaku remaja.
Remaja broken home yang kurang perhatian membuat self esteem dan self confident rendah sehingga anak cenderung mencari perhatian dari lingkungan. Biasanya dengan memberontak, melakukan bullying, dan bersikap derduktif terhadap lingkungan, seperti merokok, free sex, dan minum minuman keras 

Hasil gambar untuk mengatasi broken home adalah
MENGATASI BROKEN HOME

1.Berpikir positif
Peristiwa yang kita alami kita lihat dari sisi positifnya. Karena di balik semua masalah pasti ada hikmah yang dapat kita petik. Jadikan itu semua sebagai proses pembelajaran bagi kita sebagai remaja menuju tahap kedewasaan. Jauhkan segala pikiran buruk yang bisa menjerumuskan kita ke jurang kehancuran, seperti memakai narkoba, minum-minuman keras, malah sampai mencoba untuk bunuh diri.
Jangan terjebak dengan situasi dan kondisi
Yang jelas, kita tidak  boleh terjebak dengan situasi dan menghakimi orangtua atau diri sendiri atas apa yang terjadi serta marah dengan keadaan ini. Alangkah baiknya apabila kita bisa memulai untuk menerima itu semua dan mencoba menjadi lebih baik. Keterpurukan bukanlah jalan keluar. Sebaiknya kita bisa tegar dan mencoba bangkit untuk menghadapi cobaan.

2.Mencoba hal-hal baru
Tidak ada salahnya kita mencoba sesuatu yang baru, asal bersifat positif dan dapat membentuk karakter positif di dalam diri kita. Contohnya, mencoba hobi baru, seperti olahraga ekstrem (hiking, rafting, skating atau olahraga alam) yang dapat membuat kita bisa lebih fresh (segar) dan melupakan hal-hal yang buruk.

2.Mencoba hal-hal baru

Tidak ada salahnya kita mencoba sesuatu yang baru, asal bersifat positif dan dapat membentuk karakter positif di dalam diri kita. Contohnya, mencoba hobi baru, seperti olahraga ekstrem (hiking, rafting, skating atau olahraga alam) yang dapat membuat kita bisa lebih fresh (segar) dan melupakan hal-hal yang buruk.


4.Jangan panik
Kita tidak bisa mengelak apabila itu terjadi pada keluarga kita walaupun kita tidak menginginkannya. kita tidak  perlu panik ataupun sampai depresi menghadapinya. Walaupun berat, kita juga harus bisa menerimanya dengan bijak.

 sumber :


 


    







Tidak ada komentar:

Posting Komentar