Disusun oleh : Sabila Alifi Herdini
Judul
Buku : Omen
Penulis :
Lexie Xu
Penerbit :
PT.
Gramedia Pustaka Utama
Tahun
Terbit : 2012
Tebal
Halaman : 307 halaman
ISBN : 978 – 979 – 22
– 8795 - 0
Harga
Buku : Rp47.000,00
Penulis
memilih buku ini karena judulnya yang menurut penulis cukup menarik. Selain
itu, buku ini juga memiliki jalan cerita yang menarik dan membuat pembaca
penasaran, karena cerita di dalam buku ini mengisahkan tentang sepasang saudara
kembar yang saling membenci.
Buah karya Lexie Xu ini menceritakan
tentang Erika dan Eliza, mereka adalah saudara kembar yang memiliki kepribadian
yang sangat berbeda. Erika yang lahir 5
(lima) menit lebih awal dari Eliza mempunyai reputasi yang buruk di sekolahnya
karena penampilannya yang jauh dari kata rapi. Lain dengan Eliza, adiknya yang
mempunyai sifat lembut, ramah, dan
berpenampilan anggun, terbalik dengan Erika. Jika Erika dibenci hampir seluruh
siswa di sekolahnya, Eliza lah yang menjadi idola satu sekolah. Mereka tidak
pernah akur dan kedua orangtuanya lebih menyayangi Eliza daripada Erika. Sejak
kecil, Erika diberi julukan omen
(yang berarti pertanda) karena sifat kejam yang sudah ia tampakkan sejak kecil.
Berawal ketika foto Erika
dan Ferly ( pacar Eliza) terpajang di mading. Hampir seluruh sekolah semakin
membenci Erika karena mengira Erika merebut pacar saudaranya sendiri. Ferly
meminta Erika untuk menjaga jarak dengannya dahulu agar gosip tersebut mereda.
Dengan berat hati, Erika menyanggupinya walaupun sakit hati .
Konflik
masuk ketika sekolah mereka mengadakan karya wisata. Mereka menyaksikan
pertunjukan hipnotis dan Erika menjadi salah satu sukarelawan. Saat giliran
Erika, si ilusionis memintanya untuk memejamkan mata sambil mengikuti apa yang
dikatakannya. Entah kenapa, intruksi dari sang ilusionis mengarahkannya pada sisinya yang gelap dan
kejam. Sesuatu yang terpendam yang selama ini ingin dilakukan Erika, yaitu membunuh Eliza, adik kembarnya. Di
dalam pikirannya, dia seolah-olah bisa melakukan semua itu. Membayangkan
bagaimana dia membunuh adik kembarnya sendiri.
Ternyata
masalah bertambah pelik seusai pesta Martinus, Eliza tidak kunjung pulang ke
rumah. Dengan hati yang dongkol karena paksaan ibunya, Erika terpaksa kembali
ke rumah Martinus untuk mencari Eliza. Dibantu oleh si Ojek, akhirnya Erika
mulai menjelajah mencari Eliza. Namun mereka tidak menemukan Eliza di rumah
Martinus. Akhirnya, mereka memutuskan untuk mencari di tempat lain. Hingga
Erika melihat bangunan setengah
jadi.Ternyata di dalam bangunan tersebut Erika melihat Eliza sudah
terkapar dengan rambut yang hampir terbabat habis serta empat pisau menancap di
atas tubuhnya. Beberapa hari setelah kejadian tersebut, Erika menemukan Kak Ferly terkapar tak sadarkan
diri, persis seperti adik kembarnya.
Akibat
dari kejadian tersebut Erika dituduh sebagai pelaku dari kejadian tersebut,
karena bukan rahasia lagi jika Erika dan korban saling membenci. Karena merasa
kesal atas tuduhan tersebut Erika akhirnya memilih untuk kabur dari rumah
dengan tukang ojek langganannya untuk membuktikan kepada semua orang bahwa
bukan dia pelakunya. Hari demi hari dilalaui oleh Erika bersama si Ojek untuk
mencari bukti-bukti bahwa dia tidak bersalah.
Suatu
hari hal mengejutkan terjadi saat Erika dan si Ojek datang ke rumah ilusioner
yang ternyata adalah paman dari Ferly (kekasih Eliza). yang lebih mengejutkan
lagi ternyata disana juga ada Ferly dan Eliza yang sedang berbincang dengan si
Ilusioner. Dari pembicaraan itu Erika dan si Ojek dapat mengetahui bahwa yang
berbaring di rumah sakit bukanlah Eliza dan Ferly tetapi mereka adalah sepasang
kekasih dari sekolahnya yang dinyatakan hilang setahun yang lalu, yang wajahnya
dioperasi sehingga mirip dengan Eliza dan Ferly.
Menurut saya kelebihan dari buku ini adalah buku ini sangat
menarik, karena genre buku ini horror-thriller
jadi para pembaca dapat menebak-nebak siapa pelakunya. Ceritanya cukup
menegangkan tapi di samping itu penulis juga memberikan sedikit bagian romantis
antara si tomboy Erika dan si Ojek dan juga komedi di dalam cerita ini yang
membuat pembaca terhibur. Gaya bahasa yang digunakan juga sangat santai
sehingga pembaca merasa nyaman dan tidak cepat bosan saat membacanya, selain
itu sudut pandang yang digunakan dalam buku ini adalah sudut pandang orang
pertama yang membuat para pembaca dapat merasakan jalan ceritanya. Dan yang
paling penting harga buku ini cukup murah. Di samping kelebihannya itu menurut
saya buku ini juga memiliki beberapa kekurangan, salah satunya adalah dari
kertas yang digunakan adalah kertas buram yang mana kertas ini lebih mudah
sobek dan adanya penggambaran adegan kekerasan secara detail di dalam cerita
yang membuat pembaca sedikit tidak nyaman saat membaca.
Buku
ini cocok sekali dibaca oleh remaja karena di dalam cerita ini Lexie Xu
berhasil membuat teka teki misteri yang membuat para pambacanya penasaran dan
juga adanya sedikit bagian adegan romantis antara si Ojek dan Erika yang
membuat pembaca terbawa perasaan. Cerita di dalam buku ini mengingatkan kepada
kita pada sebuah kutipan yang mengatakan “jangan melihat sesuatu dari luarnya
saja” yang memiliki makna bahwa tidak semua orang yang berpenampilan baik dan
cantik memiliki hati yang baik pula begitupun sebaliknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar