Disusun oleh : Fadhlika Mayada
Judul Buku : Dilan(Dia adalah Dilanku tahun
1991)
Nama Pengarang : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books (Mizan)
Tahun Terbit : 2015
Tempat Terbit : Bandung
Jumlah Halaman : 344 halaman
Harga : Rp69.000,00
Pidi Baiq adalah seniman multitalenta asal Indonesia.
Pidi Baiq lahir di Bandung pada tanggal 8 Agustus 1972. Dia adalah penulis
novel dan buku, dosen, ilustrator, komikus, musisi dan pencipta lagu. Pidi
Baiq mahir dalam menuangkan ide-idenya ke dalam sebuah lagu. Pidi membuktikan
keseriusannya dalam dunia music dengan membuat sebuah band yang bernama The
Panas Dalam Band yang merupakan band sangat terkenal dimasanya.
Namanya mulai dikenal para pencinta sastra khususnya
bergenre humor melalui karyanya yang berjudul Dilan. Karya
tulisannya dalam novel Dilan 1990 yang merupakan bagian pertama, sukses membuat
para pembaca penasaran dan tertarik akan
kelanjutan kisah dua sejoli ini, Dilan dan Milea. Banyak orang yang memuji
karya-karyanya yang luar biasa serta mengagumi sosok Pidi Baiq yang sangat
menyenangkan, apa adanya namun terkesan romantis dalam tulisan-tulisannya. Tidak
heran jika novel ini menjadi populer di masyarakat khususnya para remaja. Pada
novel bagian kedua yaitu, Dilan 1991, pembaca akan dikejutkan dengan alur yang
tidak biasa yang akan kita bahas disini.
Milea
Adnan Hussain, memulai kembali kisah kasihnya setelah resmi menjalani hubungan
dengan Dilan seorang panglima tempur geng motor di Bandung yang telah
diceritakan sebelumnya pada Novel Dilan 1990 dimana mereka membuat surat
pernyataan diatas materai dan pada saat itu mereka berada di warung Bi Eem.
Dalam
Novel ini kita akan disuguhkan oleh cerita-cerita dari sudut pandang sang lakon
utama yaitu Milea atau yang biasa dipanggil Lia. Novel ini merupakan sambungan
dari novel yang pertama yang alur ceritanya menggemaskan tentang bagaimana
kisah percintaan remaja SMA. Penulis membuat sosok Dilan yang nakal tetapi
sangat menghormati perempuan.
Dilan
yang sangat cinta pada sastra sering membuat puisi untuk Milea seperti “Pr-ku
adalah merindukanmu. Lebih kuat dari Matematika. Lebih luas dari Fisika dan
lebih keras dari Biologi.” Dilan juga
sering mengatakan hal-hal manis yang membuat milea bahagia.
Namun,
banyak hal yang terjadi setelah Dilan dan Milea resmi menjalani hubungan, cinta
mereka langsung diuji. Dalam novel pertama diceritakan Dilan berkelahi dengan
Anhar karena Anhar berani menampar Milea. Setelah itu, Dilan diancam akan
dipecat dari sekolah jika berkelahi lagi. Rasanya bukan Dilan jika takut akan
ancaman pihak sekolah. Milea yang mengetahui hal ini khawatir dan juga
mengancam jika Dilan berkelahi lagi maka mereka akan putus. Kemudian, Dilan
berjanji kepada Milea tidak akan berkelahi lagi, namun sayang, Dilan melanggar
perjanjian tersebut. Akhirnya Milea kecewa dan memutuskan Dilan.
Hari-hari
berlalu, Milea merasa rindu pada Dilan, Dilan yang selalu mengisi kekosongan
pada diri Milea, Dilan yang selalu membuat Milea tersenyum dan bahagia. Milea
menyesal memutuskan Dilan, tetapi itu merupakan kesepakatan yang Dilan langgar.
Singkat cerita Dilan pindah rumah. Milea masih tetap berusaha menghubungi namun
tidak ada kabar sama sekali dari Dilan.
Setelah
lulus sekolah, Milea pindah ke Jakarta untuk kuliah disana. Milea bertemu
dengan Mas Herdi dan akhirnya mereka memutuskan untuk menikah. Sesuatu hal
tidak diduga terjadi, Milea bertemu dengan Dilan ditempat dimana Mas herdi
bekerja. Milea terkejut melihat Dilan lalu mereka bertegur sapa. Meski mereka
tidak bersama namun Cinta Milea pada Dilan tidak berubah sedikitpun, begitupun
sebaliknya.
Pada
novel bagian kedua ini, masalah baru muncul dari berbagai macam konflik sebagai
bumbu tambahan yang membuat cerita menjadi berkesan dan menarik, karena pada
novel sebelumnya, diakhiri dengan kisah yang menggantung dan sangat membuat
penasaran para pembaca akan kelanjutan kisahnya. Novel yang satu ini
benar-benar akan menceritakan semuanya sampai akhir.
Gaya
bahasa dalam novel ini tidak jauh berbeda dari novel yang sebelumnya, dengan
gaya bahasa yang sederhana (mudah dicerna) sehingga novel ini mudah diterima
oleh semua kalangan. Penulis benar-benar ahli dalam membuat kejutan yang tidak
terduga. Hal ini tentu saja membuat pembaca lebih tertarik dan penasaran. Tidak
hanya itu saja, penulis membuat seolah-olah sang tokoh berinteraksi dengan
pembacanya.
Kelebihan
dari novel ini adalah gaya bahasanya yang sederhana, alur ceritanya tidak dapat
diduga dan juga penulisan pada tokoh yang benar-benar membuatnya hidup meski
lewat tulisan. Tokoh Dilan yang mencintai sastra membuat pembaca tertarik dan
terbawa perasaan jika membaca puisinya. Selain itu, ada beberapa gambar
ilustrasi yang tidak berlebihan. Covernya juga sangat cocok.
Sedangkan
kekurangan dari buku ini adalah untuk mengerti keseluruhan ceritanya kita harus
membaca terlebih dahulu novel bagian pertamanya. Bagi pembaca yang suka dengan
akhir bahagia maka akan didapatkan kecewa karena pada akhirnya Dilan dan Milea
tidak bersama. Selain dari hal itu, saya pikir penulis telah berhasil membuat
karya yang luar biasa karena novel ini sukses dijadikan film yang diminati
hampir 3 juta penonton pada hari kelima penayangan.
Untuk
lebih mengerti dengan sempurna semua cerita yang ada. Disarankan membaca
terlebih dahulu novel yang pertama, karena beberapa konflik dan tokoh yang
bersangkutan dinovel kedua ini, dijelaskan pada novel yang pertama.
Pada novel bagian
kedua ini penulis mencoba memberitahu kepada pembaca bahwa tidak semua cerita
cinta harus berakhir dengan bahagia. Novel ini juga mengajarkan kita untuk
keluar dari masa lalu dan melupakan kenangan yang membelenggu. Ini bukan hanya
novel tentang cinta remaja biasa, tapi juga cara mengungkapkan rasa sayang
diluar kebiasaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar