Disusun oleh : Lilis Saputri
Judul Buku :
Humaira & Alfarisi
Penerbit : Wahyu Qolbu
Tahun Terbit : 2018
Tempat Terbit : Jl. Moh.
Kahfi II No. 12,Cipedak Jagakarsa, Jakarta Selatan 12630
Tebal Buku : 412
Halaman
Nurul Khaira Sabila
dengan nama pena Camelia Sabrina, lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat.
Perempuan alumnus SMAN di Universitas Andalas.
Menulis adalah hobi
utama yang digelutinya selama sepuluh tahun terakhir ini. Perempuan ini telah
hobi menulis sejak di bangku Sekolah Dasar. Memulai dengan menulis cerita
berupa cerpen, barulah di tingkat SMA ia mencoba menulis sebuah novel. Novel
Humaira & Alfarisi adalah novel pertamanya yang berhasil terbit.
“Jangan menunggu ide
untuk menulis, tetapi menulislah untuk mendapatkan ide.”
Begitulah “quotes” yang
diterapkannya dalam dunia penulisan. Menurutnya, ide tidak akan datang jika
hanya ditunggu, tapi dengan memulainyalah ide itu didapatkan.
Novel Humaira &
Alfarisi merupakan buku terbitan pertamanya, di dalam buku ini terdapat 46 part
cerita dengan judul yang berbeda. Arsyila Zahra Humaira atau akrab dipanggil
Syila salah satu pemeran dalam novel Humaira & Alfarisi adalah seorang
dokter spesialis anestesi. Betapa pintarnya dia, rata-rata dokter menghabiskan
waktu tujuh tahun untuk menyelesaikan S1 nya. Di umurnya 24 tahun dia sudah
menjadi dokter, dan tepat di umurnya yang ke 24 ini dia melanjutkan
pendidikannya di bidang spesialis anestesi, dan sekarang adalah semester
keempat.
Syila adalah anak tunggal. Ibundanya telah lama
meninggal sejak dia masih berada di bangku SMP. Sampai saat ini dia dibesarkan
oleh ayahnya yang super sibuk dengan pekerjaan kantor.
Arfan Alfarisi atau
akrab dipanggil dengan Arfan adalah seorang dokter spesialis bedah yang mampu menyelesaikan
kuliah S1 di Amerika saat umurnya yang terbilang muda, yaitu 24 tahun. Dia
menyelesaikan pendidikan kedokterannya tersebut selama tujuh tahun.
Arfan yang memulai
karirnya dengan menjadi dokter di salah satu rumah sakit di Amerika, Arfan memutuskan
untuk pindah ke Jakarta dikarenakan adik perempuannya yang bernama Riska jatuh
sakit dan harus dirawat di rumah sakit dimana Syila bekerja.
Awal dimana pertama
kali Dokter Arfan dengan Syila bertemu dan saling mengenal. Tidak lama setelah
Dokter Arfan pindah ke Jakarta, dia pun langsung mendaftarkan dirinya untuk
bekerja di rumah sakit tersebut. Sekarang Dokter Arfan pun bekerja di rumah
sakit yang sama dengan Syila bekerja.
Dokter Arfan telah
bekerja di rumah sakit yang sama dengan Syila selama dua tahun. Di umurnya yang
sekarang 26 tahun, tidak heran jika banyak dokter yang kagum pada dirinya.
Syila dan Arfan,
keduanya adalah teman baik yang selalu bersama sebagai profesional medis. Tanpa
mereka sadari, kebersamaan itu telah memunculkan rasa saling membutuhkan. Namun
rasa itu mereka simpan dalam-dalam.
Hingga suatu ketika,
rasa dalam diam itu harus terkoyak oleh sebuah fakta; Arfan akan menikah dengan
seorang gadis, putri dari rekan kerja kantor ayahnya. Pernikahan yang
sesungguhnya Arfan pun tidak menginginkannya.
Syila terluka. Ia
merasa harus membawa rasa perihnya itu ke suatu tempat yang amat jauh. Sehingga
suatu ketika ada pengumuman pendaftaran mengenai dokter yang akan menjadi
sukarelawan di Palestina. Syila yang saat itu ingin sekali menghindaar dari
Arfan, dia langsung mendaftarkan dirinya untuk menjadi sukarelawan.
Namun, jarak antara
Jakarta-Gaza tak juga mampu membasuh rasa perih Syila. Syila merasa bahwa
semakin dirinya menghindar maka perasaan itu semakin sulit untuknya melupakan.
Demikian juga Arfan. Malah, rindu di antara keduanya kian hari kian menebal.
Novel Humaira &
Alfarisi menyajikan cerita yang mengemas tentang percintaan yang berlandaskan
Islam. Di dalam novel ini tidak hanya menyajikan cerita tetapi dilengkapi juga
dengan quotes-qoutes Islam. Novel Humaira & Alfarisi mempunyai keindahan
dalam menyajikan cerita mulai dari segi cerita, cover luar maupun dalam, semua
dibuat sedemikian rupa indahnya, sehingga pembaca akan suka dan merasa terbawa
perasaan (baper) saat membaca novel ini.
Pilihan kata yang digunakan pun tidak terlalu sulit untuk para pembaca
memahaminya.
Novel yang terlihat
bagus bahkan dapat membuat para pembaca terbawa emosi saat membacanya pun
terkadang tak luput dari kekurangan yang tidak banyak kita ketahui. Pada Novel
Humaira & Alfarisi ini sebenarnya tidak banyak memiliki kekurangan, hanya
saja pada saat cerita part 26 sampai dengan berikutnya untuk para pembaca akan
merasakan ketidakpahaman dengan ceritanya, karena dalam part tersebut tidak
dijelaskan secara detail ceritanya. Tetapi semua ketidakpahaman itu akan
dijelaskan pada part akhir dari cerita novel ini.
Terlepas dari kelebihan
dan kekurangan Novel Humaira & Alfarisi. Novel ini merupakan sebuah buku
non fiksi yang sangat bagus untuk dibaca para remaja, terutama untuk remaja Islam
yang sedang merasakan jatuh cinta kepada
seseorang, perasaan yang hanya disimpan dalam-dalam secara diam. Selain itu,
novel ini sangat mudah membawa para pembacanya terbawa emosi, bahkan masuk ke
dalam alur cerita novel. Banyak pula amanat dan pelajaran mengenai kekuatan
doa, dan selalu melibatkan Allah Swt. dalam melakukan segala sesuatu yang dapat kita petik dalam Novel Humaira
& Alfarisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar