1. Pidi Baiq lahir pada 8 Agustus 1972 di Bandung, Jawa Barat. Pidi Baiq adalah seniman multitalenta asal Indonesia. Dia juga penulis novel dan buku, ilustrator, komikus, musisi dan pencipta lagu. Sewaktu duduk dibangku Sekolah Dasar, Pidi gemar membuat puisi
2. Pidi Baiq adalah penulis yang sudah cukup terkenal dikalangan remaja Indonesia. Dia memiliki dua orang putra dari pernikahannya bersama Ibu Rosi yang bernama Bebe Bibe Utara dan Timur Langit Hali.
3. Pidi Baiq pernah mengenyam pendidikan di Fakultas Seni Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1991. Ketika SMA dia sering berpindah-pindah sekolah. Saat kuliah dia juga aktif dalam seni musik, saat itu nama grupnya adalah The Panas Dalam dan dia yang menjadi vokalisnya sejak tahun 1998 - 2006. Sejauh ini The Panasdalam yang bergerak lewat jalur indie sudah mempunyai 2 album, yaitu “Only Ninja can Stop Me Now” dan “Only Almarhum Ninja Can Stop My Tambourine”. Semua lirik lagu yang dibuatnya terinspirasi dari realita di sekelilingnya.
4. Selain bermusik, Pidi juga sudah mengeluarkan 5 buku yang terbilang sukses, yaitu Seri "Drunken" (Drunken Monster, Drunken Mama, Drunken Molen, Drunken Marmut) serta "Kitab Al-Asbun Manfaatul Ngawur". Buku keenam yang sudah dirilis bulan Juni, berduet dengan Happy Salma berjudul "Hanya Salju dan Pisau Batu". Prosesnya terbilang unik. Kalau menurut bahasanya, pengerjaan buku ini seperti kegiatan surat-menyurat antara Kartini dan Abendanon. “Lewat email, dan lewat SMS. Awalnya saya mengirim email ke dia. Bilang terima kasih untuk kata pengantar. Terus saya dapat tau darinya bahwa dia juga bikin buku. Ya sudah, habis itu terjadi kesepakatan nulis bareng. Dia kirim tulisan cerpennya. Terus saya respon. Terus dia kirim lagi. Nah jadi banyak. Jadi buku,” sebutnya.
5. Profesinya sebagai dosen di salah satu Universitas terkenal di Indonesia, yaitu ITB ( Institut Teknologi Bandung ) tidak menghentikan dirinya untuk selalu menulis. Novel-novel dia sangat laris dipasaran. Novel karyanya berjudul Dilan dan Dilan 2 merupakan novel best seller. Karya-karyanya sudah banyak dikenal, diantaranya adalah Drunken Monster (2008), Drunken Molen (2008), Drunken Mama (2009), Drunken Marmut (2009), Hanya Salju dan Pisau Batu (2010), Al-Asbun Manfaatulngawur (2010), S.P.B.U (2012), at-Twitter : Google Menjawab Semuanya Pidi Baiq Menjawab Semaunya (2012), Dilan : Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 (2014), Dilan : Dia Adalah Dilanku Tahun 1991 (2015), Milea : Suara Dari Dilan (2016), Asbunayah (2017).
6. Saat ini, Pidi sedang menulis buku "Asbabun Nujulul Qasidatul Panasdalam" dan "Manuskrif Facebook". "Asbabun Nujulul Qasidatul Panasdalam" merupakan buku kisah-kisah munculnya lagu The Panasdalam, sedangkan "Manuskrif Facebook" adalah buku kumpulan statusnya di situs jejaring sosial, Facebook.
7. Pidi sekarang juga sibuk mengurus kantornya. “Saya nggak tahu kantor apa itu. Tapi ada karyawannya. Tapi ada keuntungannya. Semuanya akan saya gabungkan di The Panasdalam Serikat. Saya sudah menyewa rumah. Di dalamnya akan ada banyak biro. Termasuk ada biro bisnis, biro merchandise.
8. Dan juga ada Badan Intelijen The Panasddalam. Ada biro propaganda. Ada juga Palang Merah the Panasdalam. Ada juga institut: Drunken Mosnter Institute. Untuk workshop kreativitas,” sebutnya. Drunken Monter Institute ini berdiri di jalan Muararajeun, Bandung, dan sudah dilaunching bulan Juni.
9. Pidi sangat geram dengan plagiator. Hingga ia punya motto sendiri untuk para plagiator, yaitu Hidup Kami: Mati Kau Plagiator. Kegeraman ini muncul saat ada satu acara di televisi yang mencatut sampai 3 tayangan yang bersumber dari tulisannya di blog pribadinya tanpa meminta izin terlebih dahulu. “Mereka memang kawan saya. Mungkin mereka meyakini saya tak akan marah. Ya saya tak akan marah, tapi saya bisa menulis, HIDUP KAMI: MATI KAU PLAGIATOR!” ujarnya. Dan, akhirnya Pidi merasakan bahwa kalimat yang dibuatnya itu menjadi penting untuk diangkat berkaitan dengan banyaknya plagiatisme di dunia akademis belakangan ini.
10. Pidi Baiq memiliki selera humor tinggi, dan seorang bapak yang mempunyai jiwa seni dan sastra yang mendalam. Perjuangannya dalam menulis buku-bukunya patut diapresiasikan, seperti diangkat ke dunia perfillman misalnya.
11.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber :
“Namanya Pidi Baiq. Ini serius namanya sejak lahir. Tidak ada alasan utama orang tuanya memberikan nama itu, tapi katanya, ”Nyatanya setiap sesuatu tidak memberi nama untuk dirinya sendiri. Selalu dari orang, dan biarlah orang itu yang bertanggungjawab.” Ayah, begitulah saya memanggilnya, lahir di Bandung 8 Agustus 1972.”
“Pidi Baiq adalah seorang seniman multitalenta,sastrawan dan juga termasuk musikalis serta dosen di salah satu Universitas terkenal di indonesia yaitu ITB (institut teknologi bandung)”
Sumber :
“Drunken Monster (2008), Drunken Molen (2008), Drunken Mama (2009), Drunken Marmut (2009), Hanya Salju dan Pisau Batu (2010), Al-Asbun Manfaatulngawur (2010), S.P.B.U (2012), at-Twitter : Google Menjawab Semuanya Pidi Baiq Menjawab Semaunya (2012), Dilan : Dia Adalah Dilanku Tahun 1990 (2014), Dilan : Dia Adalah Dilanku Tahun 1991 (2015), Milea : Suara Dari Dilan (2016), Asbunayah (2017).”
Sumber :
“Pidi sangat geram dengan plagiator. Hingga ia punya motto sendiri untuk para plagiator, yaitu Hidup Kami: Mati Kau Plagiator. Kegeraman ini muncul saat ada satu acara di televisi yang mencatut sampai 3 tayangan yang bersumber dari tulisannya di blog pribadinya tanpa meminta izin terlebih dahulu. “Mereka memang kawan saya. Mungkin mereka meyakini saya tak akan marah. Ya saya tak akan marah, tapi saya bisa menulis, HIDUP KAMI: MATI KAU PLAGIATOR!” ujarnya. Dan, akhirnya Pidi merasakan bahwa kalimat yang dibuatnya itu menjadi penting untuk diangkat berkaitan dengan banyaknya plagiatisme di dunia akademis belakangan ini.”
Sumber :
“ Padahal dia sendiri sudah tua, sudah punya 2 orang anak laki-laki, Babe dan Timur dari istri pertamanya, Ibu Rosi. ”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar