Disusun oleh : Riskha Pramoda Y
1. Andrea Hirata terlahir dengan nama Aqil
Barraq Badruddin Seman Said Harun. Lahir di Gantung, Belitung Timur, Bangka
Belitung, pada
tanggal 24 Oktober 1982. Saat ia masih kecil, orang tuanya mengubah namanya tujuh
kali. Mereka akhirnya memberi nama Andrea dan nama Hirata diberikan
oleh ibunya.
2. Andrea Hirata tumbuh dalam keluarga miskin yang tidak jauh dari tambang
timah milik pemerintah, yakni PN Timah (sekarang PT Timah Tbk).
3. Andrea memulai
pendidikan tinggi dengan gelar di bidang ekonomi dari Universitas
Indonesia. Meskipun studi mayor yang diambil Andrea adalah ekonomi, ia amat
menggemari fisika, kimia, biologi, astronomi dan sastra. Ia lebih
mengidentikkan dirinya sebagai seorang akademisi dan backpacker. Saat itu ia sedang mengejar mimpinya yang lain untuk tinggal di Kye
Gompa, desa di Himalaya.
4.
Setelah menerima
beasiswa dari Uni Eropa, Andrea mengambil program master di Eropa. Pertama di
Universitas Paris, lalu lanjut ke Universitas Sheffield Hallam di Inggris.
Tesisnya di bidang ekonomi telekomunikasi mendapat penghargaan dari Universitas
Sheffield Hallam dan ia lulus cum laude.
Tesis itu telah diadaptasikan ke dalam Bahasa Indonesia dan merupakan buku
teori ekonomi telekomunikasi pertama yang ditulis oleh orang Indonesia. Buku
itu telah beredar sebagai referensi ilmiah.
5. Pada tahun 1997, Andrea
Hirata resmi menjadi pegawai PT Telkom. Niatnya untuk menuliskan pengabdian
sang inspiratornya kembali membuncah manakala ia menjadi relawan untuk korban
tsunami di Aceh. Ketika ia melihat rumah, sekolah, dan berbagai bangunan yang
ambruk, memorinya akan masa kecilnyatelurang kembali. Dan
tentu saja, Bu Mus memantapkan hatinya untuk menuliskan perjuangan guru
tercintanya itu ke dalam sebuah karya sastra.
6. Andrea merilis novel ‘Laskar Pelangi’ pada tahun 2005. Novel ini ditulis dalam waktu enam bulan
berdasarkan pengalaman masa kecilnya di Belitung. Ia kemudian
menggambarkannya sebagai "Sebuah ironi tentang kurangnya akses pendidikan
bagi anak-anak di salah satu pulau terkaya di dunia". Novel ini terjual
lima juta eksemplar, dengan edisi bajakan terjual 15 juta lebih. Novel ini
menghasilkan tetralogi novel, yakni ‘Sang Pemimpi’, ‘Edensor’,
dan ‘Maryamah Karpov’.
7. Sukses dengan novel tetralogi, Andrea merambah dunia film.
Novelnya yang pertama, telah diangkat ke layar lebar dengan judul yang sama yaitu ‘Laskar Pelangi’ pada tahun 2008. Dengan
menggandeng Riri Riza sebagai sutradara dan Mira Lesmana sebagai produser, film
ini menjadi film yang paling fenomenal di tahun 2008.
Dan jelang akhir tahun 2009, Andrea bersama Miles Films dan Mizan Production
kembali merilis sekuelnya yaitu ‘Sang Pemimpi’.
8. Setelah berhasil dengan
tetralogi Laskar Pelangi tersebut, Andrea kembali membuat karya Dwilogi ‘Padang Bulan’ & ‘Cinta di Dalam Gelas’ pada tahun 2010. Lalu
dilanjutkan
dengan karya ‘Sebelas Patriot’ pada tahun 2011, ‘Laskar Pelangi Song
Book’ pada tahun 2012 dan ‘Ayah’ pada tahun 2015.
9.
Begitu banyak
penghargaan yang Andrea Hirata terima dari hasil karya sastranya tersebut. Beberapa di antaranya adalah penghargaan dari Khatulistiwa Literaly Award (KLA), Aisyiyah Award, Paramadina Award, Netpac
Critics Award, Buch Awards Jerman, Festival
Buku New York (general
fiction category), Honorary Doctor of Letters (Hon DLitt) dari
Universitas Warwick.
10. Andrea Hirata sangat
pantas menyandang julukan “Novelis Sastra Berbakat” karena ia mampu
menghasilkan karya-karya yang sangat menakjubkan. Dan berkat kerja kerasnya
itu, ia berhak mendapatkan penghargaan yang lebih banyak lagi.
Daftar
Pustaka :
http://id.m.wikipedia.org diakses pada bulan
November 2017
http://m.merdeka.com diakses pada bulan November 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar