Disusun Oleh Siti Maesaroh
1. Sultan Muhammad Al-Fatih atau yang juga dikenal sebagai
Sultan Mehmed II lahir pada 30 Maret 1432 di Edirne, yang saat itu merupakan
Ibu kota Utsmaniyah. Sejak kecil, Sultan Muhammad Al-Fatih telah mencermati
usaha ayahnya menaklukkan Konstantinopel. Bahkan dia mengkaji usaha-usaha yang
pernah dibuat sepanjang sejarah Islam ke arah itu, sehingga menimbulkan
keinginan yang kuat baginya meneruskan cita-cita umat Islam. Ketika dia naik
tahta pada tahun 855 H/1451 M saat itu dia baru berumur 12 tahun, dia telah
mulai berpikir dan menyusun strategi untuk melawan kota tersebut. Namun karena
pada tahun pertama ia berkuasa, Al-Fetih langsung diserang oleh kekaisaran Hungaria
yang melanggar perjanjian genjatan senjata. Al-Fetih meminta ayahnya untuk
kembali menempatkan tahta sebagai pemimpin kembali.
2. Sultan Mehmed II merupakan anak dari Sultan Murad II dan
Valide Sultan huma Hatun. Sultan Murad II
memberikan fasilitas pendidikan yang sangat tinggi. Banyak guru yang
mendidiknya, namun yang paling dekat dengannya adalah Syaikh Aaq Syamsuddin.
Sesuai kebiasan dalam kekhalifahan Utsmaniyah kala itu, Mehmed II dikirim untuk
memimpin dan mencari pengalaman di sebuah kota bernama Amasya. Syaikh Aaq
Syamsuddin mengajar Al-Fetih Ilmu-ilmu Agama seperti Al-Qur’an, hadits, fiqih,
bahasa (Arab, Parsi, dan Turki), matematika, falak, sejarah, ilmu peperangan
dan sebagainya.
3. Saat Ayahnya wafat Al-Fetih pun kembali memegang tahta
untuk meneruskan cita-cita umat Islam. Dia pun kembali membuat strategi untuk
melawan kaisar Bizantium untuk merebut Konstantinopel. Konstantinopel atau yang
sekarang dikenal dengan Istanbul merupakan kota yang termasyhur di dunia.
Kedudukannya membuat punya tempat istimewa ketika Islam mulai berkembang pada
masa Kekaisaran Bizantium. Rasulullah SAW juga beberapa kali memberikan kabar
gembira tentang penguasaan kota ini ke tangan umat Islam. Syaikh Syamsuddin
meyakinkan Al-Fetih bahwa dia adalah orang yang dimaksud oleh Rasulullah SAW di
dalam hadits pembukaan konstantinopel.
4. Selanjutnya, strategi yang dibuatnya begitu matang dan
semangat yang begitu membara mengantarkan Al-Fetih dan tentaranya ke gerbang
Konstantinopel. Al-Fetih berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan berjihad.
Kemudian Al-Fetih membacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad SAW
tentang pembukaan kota Konstantinopel. Sementara itu sebelum memulai berperang
Al-Fetih dan para tentaranya melakukan dzikir dan doa bersama yang dipimpin oleh
Al-Fetih. Dia mulai melancarkan serangan untuk meruntuhan kota emas di dunia
tersebut.Sosok Al-Fetih tidak lupa mengingatkan bahwa Allah selalu ada bersama
dan menjadi saksi setiap perbuatan.Ketika dalam keadaan berperang Al-Fetih
tidak lupa untuk selalu mengingatkan para tentaranya untuk beribadah kepada
Allah.
5. Hal itu membuktikanAl-Fetih berhasil menaklukan
Konstantinopel pada saat dia berusia 21 tahun. Karena kerja kerasnya ia
disegani dan dikagumi oleh para pemimpin seluruh dunia.Sultan Al-Fetih jatuh sakit
setelah melakukan perjalanan menyerang Roma,Italia. Akhirnya Al-Fetih wafat
pada tanggal 3 Mei 1481 M karena radang
sendi yang telah lama dia derita. Berita wafatnya sang Penakluk pun tersebar
keseluruh penjuru dunia. Untuk menghormati jasanya Mustafa Kemal Ataturk
membangun Masjid Al-Fatih tepat disamping makamnya.
6. Sultan Muhammad Al-Fatih sosok yang tegas serta
bijaksana. Sudah sebaiknya diteladani dan dikenang oleh manusia penjuru dunia.
Perjuangannya dalam memajukan perkembangan Islam begitu mulia. Sosok yang telah
dijelaskan dalam hadits Nabi Muhammad SAW.
Daftar
Pustaka
http://www.biografiku.com/2009/12/biografi-sultan-muhammad-al-fatih.html?m=1
(diakses pada tanggal 13-11-2017)
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Mehmed_IIII
(diakses pada tanggal 13-11-2017)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar