Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 18 Juni 2015

"Perjalanan Cinta yang Abadi" dalam Film Habibie dan Ainun



Oleh : Indah Fitria Sari

Judul Film                 : Habibie dan Ainun
Tahun                        : 2012
Sutradara                  : Faozan Rizal
Pemain Utama          : Reza Rahardian ( B.J. Habibie ) dan Bunga Citra Lestari ( Asri Ainun Habibie )

ORIENTASI 1
Habibie dan Ainun adalah film Indonesia yang distrudarai oleh Faozan Rizal. Film ini dirilis pada akhir tahun 2012. Film ini merupakan adaptasi dari nover karya Bapak Bacharudin Jusuf Habibie yang mengisahkan perjalanan hidup serta perjalanan cinta dengan seorang perempuan bernama Ibu Ainun Habibie. Bapak Habibie menciptakan novel ini setelah meninggalnya almarhum Uby Ainun Habibie, dan juga sebagai tanda cintanya yang sangat mendalam kepada mendiang istrinya. Film yang berdurasi hamper sekita 2 Jam ini beruhasa menggabungkan romansa cinta antara suami istri dalam keluarga dengan semangat nasionalisme dan pembangunan bangsa. Film ini juga menceritakan sosok pemimpin sekaligus cendikiawan bangsa Indonesia “Bapak BJ. Habibie” dalam menghadapi problema politik yang sempat beliau hadapi pada saat beliau menjabat sebagai presiden RI yang ke-3.

ORIENTASI 2
Perjalanan cinta beliau dengan isteri beliau "Ibu Ainun Habibie" memberikan banyak pelajaran bagi masyarakat awam serta kaum bangsawan dan pemerintah. Kesetiaan, cinta serta pengorbanan yang dilakukan oleh kedua pasangan ini bagi Bangsa Indonesia memberikan banyak pelajaran bagi pemirsa yang menontonnya. Kompleksitas konflik yang ada dalam film ini memberikan kesan yang mendalam bagi Masyarakat Indonesia. Biografi Pak BJ. Habibie dengan Bu Ainun Habibie dikemas dengan elegan. Bumbu-bumbu ilmu pengetahuan serta ambisi beliau menciptakan pesawat terbang untuk Indonesia menjadi nilai positif tersendiri bagi kita sebagai Bangsa Indonesia,

ORIENTASI 3
Reza Rahardian ini memerankan pemain utama dengan sangat baik. Dengan riset dan mempelajari tentang Habibie bahkan sampai wawancara personal untuk mendapatkan feel dalam memerankan peran karakter Habibie ini juga dijalankan, dan Bunga Citra Lestari selain sebagai penyanyi dalam soundtrack film Habibie dan Ainun, Ia juga memerankan karakter Ainun istri dari Bapak Habibie. Bunga Citra Lestari sukses memerankan peran Ibu Ainun walaupun mengalami kesulitan dalam memerankan Ibu Ainun, karena tidak banyak informasi mengenai bagaimana tingkah laku hingga gaya bicara Ibu Ainun Habibie hanya dari masukan orang-orang saja

TAFSIRAN ISI 1
Di dalam trailer itu, Habibie yang diperankan dengan apik oleh aktor Reza Rahadian masuk ke dalam rumah Ainun dengan pelan. Dia terpana ketika melihat sosok Ainun yang diperankan Bunga Citra Lestari. Saat itu Ainun tengah menjahit baju dan langsung berdiri begitu melihat Habibie datang. Habibie yang terpaku dengan kecantikan Ainun malah mengucapkan kalimat pelan, ”Cantiknyaa...gula Jawa menjadi gula pasir.”. “That's not Habibie, Habibie not like that,” kata Habibie kepada Tempo dengan tertawa keras di kediamannya di Patra Kuningan, Jakarta, Rabu, 16 Januari 2013. Habibie melanjutkan, "Kalau saya enggak takut-takut begitu. Saya masuk langsung teriak haloo..haloooo... Lalu, saya mendengar ada suara mesin jahit dan menuju ke situ. Ternyata Ainun. Saya langsung teriak Hey Ainun, cantik kamu yaaa...,” kata Habibie dengan semangat dan tawa berderai. “That is Habibie,” kata ayah dua anak dan enam cucu ini. Selama berbicara, Habibie terlihat sekali menebarkan semangat yang positif dengan gayanya yang khas, meledak-ledak. Tapi di saat yang lain, saat membicarakan rasa cinta dan kangennya pada Ainun, Habibie pun tak segan-segan menangis, matanya berkaca-kaca, atau berbicara dengan suara serak.

TAFSIRAN ISI 2
"Tadi itu bukan saya. Saya tidak begitu. Fisik saya memang seperti ini, tapi karakter saya bukan begitu," Presiden Indonesia ketiga itu mengatakan, seorang Habibie adalah pribadi yang ekspresif. "Harusnya lebih ekspresif," tukasnya. Sebelumnya, Reza Rahardian mengakui tidak mudah untuk memerankan seorang tokoh besar yang masih hidup dan aktif itu. "Ini sebuah tanggung jawab yang besar bagi saya. Ini bukan tokoh fiksi, tapi seorang bapak bangsa," kata Reza Rahardian

TAFSIRAN ISI 3
Dari film yang disutradarai Faozan Rizal sudah memikat. Opening scene: Teriakan Ainun, Ainun ketika sedang bermain kasti di sebuah SMA di Bandung pada 1953, dia adalah seorang remaja yang kulitnya hitam dan agak gemuk, dilanjutkan dengan seorang guru fisika yang mempertemukan Ainun dengan kakak kelasnya Rudi Habibie diminat menjelaskan mengapa langit biru. Ainun fasih menjelaskan: “Kalian jodoh!” Cetus guru itu dengan logat masih berbahasa Belanda. Scene awal yang memuaskan saya, karena saya tahu pasti kasti adalah salah stau olahraga favorit anak sekolah masa itu dan guru-gurunya masih didikan Belanda. Begitu juga kostum dan potongan rambutnya.

TAFSIRAN ISI 4
Cerita melompat ke Aachen, Jerman 1959. Habibie sudah menjadi mahasiswa jenius lulus program diploma ingineur kosntruksi pesawat terbang dalam waktu 4 tahun –mahasiswa lain rata-rata 6 tahun- hingga memikat para teknokrat di negri itu. Dalam salah satu adegan dia digambarkan menderita TBC hingga harus dibawa ke rumah sakit. Ada dialog antar suster yang menyentak: dia dari Indonesia, lalu yang lain berkata: Indonesia di mana ya?

TAFSIRAN ISI 5
Adegan bergulir ke kota Bandung 1962 menjelang lebaran, Habibie diminta ikut adiknya Fanny Habibie mengantar makanan ke Jalan Rangamalela, rumah Ainun. Lalu Habibie teringat kembali masa SMA ketika dia didorong oleh kawan-kawannya mengatakan Ainun kamu gula jawa, hitam dan gendut. Tapi Ainun cuek saja. Namun ketika bertemu Ainun yang sudah menjadi dokter, Habibie terpukau : Kamu sudah semanis gula pasir. Dia jatuh cinta. Ainun terpikat atas kesederhanaan Habibie.

TAFSIRAN ISI 6
Habibie pun menikah dengan Ainun. Dia mengalahkan “kompetitornya”.  Saya suka adegan lima anak muda bertandang ke rumah Ainun dengan mobil, tetapi ia memilih jalan dengan Habibie. Mereka hanya melongo dan ayah Ainun malah menyilahkan para tamunya mengobrol bersamanya.

TAFSIRAN ISI 7
Kisah cinta mereka berlanjut di Jerman, bertahan hidup dalam kesederhanaan. Beberapa adegan menyentuh, seperti Habibie berjlaan tertatih-tatih mencari nafkah tambahan di hamparan salju. Kakinya terluka karena sepatunya bolong. Lalu ia tambal dengan kertas rancangan kerjanya. Pulang Habibie makan apa saja yang dimasak istrinya. Ainun diceritakan sempat goyah dan hendak pulang ke Indonesia. Namun akhirnya kedua anak mereka lahir di Jerman hingga akhirnya Ainun jadi dokter anak.

EVALUASI 1
            Di dalam film ini memang ada beberapa perbedaan dengan novel yang ditulis langsung oleh BJ. Habibie jika pernah membaca dan mendalami novelnya ada beberapa yang  kurang pas atau mengenai. Namun demikian secara keseluruhan film ini sangat menarik untuk ditonton karena berbagai nilai moral tersebut. Kita berharap kehadiran novel yang difilmkan mampu mendorong lahirnya Habibie-Habibie lain yang mampu memberikan kontribusi positif bagi pembangunan bangsa dan Negara ini.

EVALUASI 2
Tema yang diangkat oleh Faozan Rizal adalah tema percintaan yang diadaptasi dari buku Habibie dan Ainun. Tema ini menceritakan kehidupan percintaan Habibie dan Ainun sejak dari awal perkenalan hingga akhirnya terpisah oleh maut, yang ceritanya diangkat dari kehidupan nyata Habibie dan Ainun. Namun, ada beberapa hal yang menarik tapi tidak terlalu kuat dalam alur film, yaitu sejarah. Tema percintaan yang dianggat Hanung seharusnya dapat berkolaborasi dengan sejarah pembangunan bangsa pasca kemerderdekaan dan reformasi. Sayangnya plot-plot yang dipilih seperti sedikit terpotong, sehingga akhirnya tidak secara jelas menggambarkan situasi sosial, ekonomi dan politik era perjuangan reformasi 1998.

EVALUASI 3
Film ini memiliki plot yang cepat. Dengan lompatan waktu yang signifikan. Dibuka dengan adegan Ainun yang sedang bermain kasti semasa sekolah, dilanjutkan dengan seorang guru fisika yang mempertemukan Ainun dengan kakak kelasnya Rudi Habibie diminat menjelaskan mengapa langit biru. Ketika Ainun dengan fasih dapat menjelaskannya seperti halnya Habibie di lain waktu, guru mereka berkata “Kalian jodoh!”. Pembukaan yang manis, dengan akting Marsha yang pas sebagai Ainun remaja. Adegan yang diset memorable lainnya adalah ketika Habibie muda mendatangi Ainun muda dan mengatainya “Gula Jawa” karena secara fisik, Ainun waktu itu hitam dan gempal. Adegan itu menjadi memorable karena dipasangkan dengan adegan pertemuan kembali mereka, dimana Habibie dewasa (Reza Rahadian) justru menyebut Ainun dewasa (Bunga Citra Lestari) dengan sebutan “Gula Pasir” karena Ainun telah bertransformasi menjadi gadis cantik dan putih.

EVALUASI 4
Adegan cepat juga terjadi saat dramatisasi kehidupan rumah tangga mereka yang penuh cobaan. Dimulai dari keadaan ekonomi yang pas-pasan, penyakit Ainun, sampai ditolaknya lamaran Habibie pada perusahaan IPTN. Satu adegan yang sebenarnya menurut saya bisa sangat romantis adalah ketika Habibie berjanji akan membuatkan pesawat terbang untuk Ainun. Begitu juga dengan cerita pergolakan politik, berlangsung dengan cepat. Plot cepat ini sepertinya karena film ini menceritakan masa yang panjang dalam kehidupan Habibie Ainun, dengan banyak kejadian penting dalam hidup mereka.

EVALUASI 5
Kelebihan lain film ini adalah di departemen akting. Reza Rahadian sekalipun tidak mirip Habibie secara fisik, tetapi cara berjalan, cara bertutur Habibie benar. Aktor ini memang bersinar pada 2012 ini. Bunga Citra Lestari tidak telalu memukau di awal cerita, tetapi pada paruh akhir film dia pun ikut bersinar.

RANGKUMAN 1
Film tersebut menggambarkan dengan sempurna bagaimana kisah cinta klasik antara Habibie dan Ainun. Film tersebut juga menggambarkan dengan jelas bagaimana kejeniusan Habibie dan kegigihannya dalam memimpin Indonesia. Habibie dan Ainun telah menyadarkan kita bahwa di balik kesuksesan seorang pria pasti terdapat peran seorang wanita hebat. Hj. Asri Ainun Habibie telah mendampingi Habibie hingga Habibie mencapai puncak kariernya. Film ini sangat menginspirasi generasi muda khususnya para ‘engineer’ untuk kembali membangun bangsa yang sedang mati suri ini dan sangat direkomendasikan sekali untuk ditonton. Hal yang sangat disayangkan dari film yang berdurasi 118 menit ini adalah beberapa adegan romantis yang ditulis secara jelas oleh Habibie di dalam buku tidak ditampilkan di dalam film. Salah satu adegan yang menurut saya wajib ada namun ternyata dihilangkan adalah saat dimana Habibie berjanji kepada Ainun untuk selalu berada dalam satu atap selama ia berada dalam kondisi kritis. Apalagi, Habibie sempat berfikir untuk ikut masuk ke liang lahat saat Ainun akan dimakamkan. Lalu, terdapat beberapa adegan yang menayangkan produk-produk sponsor yang terkadang mengundang gelak tawa penonton. Salju yang jatuh di dalam salah satu adegan juga terlihat sangat tidak nyata.

RANGKUMAN 2
Terlepas dari beberapa kekurangan film ini, film ini merupakan film yang tepat untuk ditonton bagi pasangan kekasih maupun suami-istri yang ingin mencari tahu seperti apa pasangan yang hidup dengan asas cinta yang abadi. Film ini juga dapat menginspiraasi generasi muda agar mencontoh Habibie dalam proses pembangunan bangsa mengingat bangsa ini kekurangan figur seorang pemimpin yang brilliant. Film yang akan diputar di beberapa negara ini juga telah menorehkan beberapa rekor baru dalam segi jumlah penonton. Kisah cinta romantik dan klasik Habibie dan Ainun telah menyihir masyarakat Indonesia. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar