Follow Us @literasi_smkn23jkt

Jumat, 11 Desember 2015

TUANKU IMAM BONJOL –SANG PEMIMPIN PERANG PADRI




Disusun oleh : Sri Wahyuni




  1. Muhammad Shahab atau dikenal sebagai Tuanku Imam Bonjol dia adalah salah satu pahlawan nasional berkat perjuangannya melawan penjajah Belanda dalam perang padri. Beliau lahir di Bonjol, Pasaman, Sumatra Barat 1772.  Beliau memiliki ayah bernama Bayanuddin dan ibu bernama Hamatun. Ayah beliau terkenal sebagai alim ulama asal Sungai Rambang, Suliki, Lima puluh kota. Nama asli Tuanku Imam Bonjol adalah Muhammad Shahab namun ketika dewasa, banyak gelar diberikan kepada beliau yaitu, Tuanku Imam, Malin Basa, Peto Syarif.
  2. Mula-mula ia belajar agama dari ayahnya, Buaya Nudin. Kemudian dari beberapa dari orang ulama lainnya, seperti Tuan Nan Ranceh. Imam bonjol adalah pengasas negeri bonjol. Beliau terkenal ketika perlawanannya melawan penjajah Belanda dalam perang padri.  
  3. Pertentangan kaum adat dengan kaum padri atau kaum agama turut melibatkan Tuanku Imam Bonjol. Kaum padri berusaha membersihkan ajaran agama islam yang telah banyak diselewengkan agar dikembalikan kepada ajaran agama islam yang murni. Meskipun belanda turut campur dalam perang padri tersebut tetapi belanda juga cukup kesulitan dalam melawan kaum padri yang ketika itu sudah dipimpin oleh Tuanku Imam Bonjol. Belanda yang kesulitan kemudian mengajak Tuanku Imam Bonjol untuk berdamai, hal tersebut kemudian dituangkan dalam perjanjian Masang ditahun 1824.
  4. Hingga pada tahun 1833, perang padri kemudian masuk babak baru, kaum adat kemudian berbalik bersatu dengan kaum padri melawan belanda. Dalam MTIB, terefleksi ada rasa penyesalan Tuanku Imam Bonjol atas tindakan kaum padri atas sesama orang minang dan mendailing. Beliau sadar, bahwa perjuangannya sudah melenceng dari ajaran agama “adopun kitabullah banyaklah melampau dek ulah kito juo. Baa dek kalian?”(adapun banyak hokum kitabullah yang sudah terlangkahi oleh kita?. Bagaimana pikiran kalian? MTB (hal 39)
  5. Penyesalan dan perjuangan heroik Tuanku Imam Bonjol bersama pengikutnya melawan belanda yang mengepung beliau dari segala jurusan selama sekitar enam bulan (16 maret-17 agustus 1837) juga dapat menjadi apresiasinya akan kepahlawanannya menentang penjajah seperti rinci dilaporkan G. Teitler yang berjudul Akhir Perang Padri : Pengepungan dan Perampasan Bonjol 1834-1837
  6. Pada tanggal 16 Agustus 1837 barulah benteng bonjol dapat dikuasai oleh belanda setelah lama dikepung. Untuk menangkap Tuanku Imam Bonjol, Belanda mengajak beliau untuk berundig di Palupuh pada bulan oktober 1837. Ditempat itu ia kemudian, ditangkap oleh belanda dan kemudian diasingkan di Cianjur, Jawa Barat. Dari Cianjur, iakemudian dibawa ke Ambon hingga kemudian dipindahkan di Lotak, Minahasa, dekat Manado. Disana beliau kemudian meninggal dunia pada tanggal 8 November 1864 dan kemudian di makamkan ditempat tersebut.
  7. Pemerintah Indonesia kemudian mengangkat Tuank Imam Bonjol sebagai Pahlawan Nasional berkat perjuangannya melawan penjajah belanda. Ia diberi gelar sebagai pahlawan pada tanggal 6 november 1973. Nama tuanku imam bonjol juga banyak dijadikan sebagai nama jalan, selain itu ia juga digambarkan dalam uang pecahan 5.000. Nama beliau juga banyak digunakan sebagai nama ruang public seperti stadion dan nama universitas.

Daftar pustaka :
http://www.biografiku.com/2015/10/biografi-tuanku-imam-bonjol-pahlawan.html
http;//ahlusunahaljamaah-kumpulanartikel.blogspot.co.id./2011/07/biografi-imam-bonjol.html

Diakses pada : 10 November 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar