SESEORANG
YANG MENCARI CINTA SEJATI
DISUSUN OLEH MESY NOVIANA
Judul : Garis
Waktu
Penulis : Fiersa
Besari
Tempat/penerbit : Jakarta/Mediakita
Tahun terbit
: 2016
Halaman : 212 halaman
ISBN : 978-979-794-525-1
Harga :
Rp 58.000
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju,
akan ada saatnya kau bertemu dengan satu orang yang
mengubah hidupmu untuk selamanya.
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju,
akan ada saatnya kau terluka dan kehilangan
pegangan.
Pada sebuah garis waktu yang merangkak maju,
akan ada saatnya kau ingin melompat mundur pada
titik-titik kenangan tertentu.
Maka, ikhlaskan saja kalau begitu.
Karena sesungguhnya, yang lebih menyakitkan dari
melepaskan sesuatu adalah berpegangan pada sesuatu
yang menyakitimu secara perlahan.
*****
Sosok Fiersa Besari yang akrab disapa
“Bung”, Dari namanya, saya mengira Fiersa Besari ini adalah sosok perempuan,
dan ternyata ia adalah sosok laki-laki.
Sekilas, saya membaca dari Garis
Waktu dan untuk pertama kalinya saya merasa excited terhadap buku semacam ini.
Awalnya, saya kira ini adalah novel, tapi ternyata bukan. Menurut saya, ini
lebih menjurus pada semacam prosa yang indah dengan alur yang sudah disusun sedemikian
rupa.
Tulisan-tulisannya itu menarik dan
mewakili apa yang sedang saya rasakan. Akhirnya, saya pun tertarik untuk
meminjam dari teman saya dan membacanya di rumah. Di dalamnya, penulis
menggunakan sudut pandang orang pertama, sehingga membuat pembaca seperti
diajak untuk masuk dalam dunia ciptaannya.
Garis Waktu merupakan buku pertama
dari Fiersa Besari. Fiersa Besari sendiri adalah seorang penulis yang juga
aktif bermain musik, penangkap gerak, dan pegiat alam.
Buku ini berisi rentetan cerita
dengan format kumpulan surat yang merupakan uraian perasaan-perasaan tokoh aku
(dirinya sendiri) pada kau (wanitanya) secara kronologis dari April tahun pertama
hingga Maret tahun kelima. Ada 49 surat-surat pendek termasuk prolog dan
epilognya, yang secara garis besar memuat curahan tentang perkenalan, kasmaran,
patah hati, keikhlasan dalam melepaskan, dan berakhir dengan kenangan.
Dunia tokoh aku hanya berisi dengan
tugas-tugas yang harus rela dibagi dengan jam tidur dan dengan rutinitas yang
menurutnya monoton. Hingga pada akhirnya, sosok kau datang dan mengubah
dunianya, juga memberi warna dalam hidupnya.
“Kau menjadi seseorang yang memorak-morandakan jagat rayaku. Dengan cara
yang termanis, kau memintaku untuk merasakan dan mensyukuri segala hal yang
cepat atau lambat akan berakhir.”
“Tanpa mau bertanggung jawab, kau tinggalkan aku termabuk sendirian. Jika
kasmaran adalah narkotik, maka kau adalah bandarnya. Dan aku bagaikan pecandu
yang rela menggadaikan jiwa demi menatap matamu sekali lagi.”
Hubungan keduanya makin lama makin
dekat dan makin erat. Tokoh aku merasa dirinya sudah dimabuk cinta akan tokoh
kau. Ia berpikir jika dirinya menempati posisi istimewa di hati tokoh kau.
Namun, ternyata pikirnya salah besar. Bukan tokoh aku yang berhasil menempati
posisi menggiurkan itu, tetapi ada tokoh lain yang menempatinya, yaitu dia.
Bagi tokoh kau, tokoh aku hanyalah sosok tempatnya berkeluh kesah, tidak lebih.
“Sekuat-kuatnya seseorang memendam, akan kalah oleh yang menyatakan.
Sehebat-hebatnya seseorang menunggu, akan kalah oleh orang yang menunjukkan.”
Lalu, di suatu waktu, tokoh dia
meninggalkan tokoh kau, yang membuatnya terpukul dan berakhir dengan
menangisinya. Tokoh aku dalam hati ingin sekali bertepuk tangan, bisa jadi ini
kesempatan baginya untuk kembali mengambil sepotong hati tokoh kau.
Namun, niatnya urung karena sangat
tidak etis jika harus berbahagia di atas penderitaan orang lain, pikirnya.
Kemudian, tokoh kau mulai mencari penghilang rasa sakit di hati dan dengan
sukarela tokoh aku menjadi pemeran pengganti yang selalu meredakan kemuraman
hatinya.
Zona nyaman membuat tokoh aku lupa
akan skenario pemeran pengganti dalam hati dan kehidupan tokoh kau. Tidak hanya
itu, tokoh kau juga sama. Sehingga rasa nyaman dengan tanpa permisi hadir
diantara keduanya.
Jujur saja, banyak kalimat-kalimat
indah yang sayang untuk dilewatkan di dalam buku ini. Karena banyak dan terlalu
“ngena”, saya akan menuliskan beberapa kutipan favorit saya di bawah.
“Pelajari sebelum berasumsi.
Dengarkan sebelum memaki. Mengerti sebelum menghakimi. Rasakan sebelum
menyakiti. Perjuangkan sebelum pergi.”
“Aku, biarlah seperti bumi. Menopang
meski diinjak, memberi meski dihujani, diam meski dipanasi. Sampai kau sadar,
jika aku hancur... kau juga.”
“Beberapa orang berhenti menyapa
bukan karena perasaannya berhenti; melainkan karena telah mencapai titik
kesadaran untuk berhenti disakiti.”
“Cinta bukan melepas, tapi merelakan.
Bukan memaksa, tapi memperjuangkan. Bukan menyerah, tapi mengikhlas. Bukan
merantai, tapi memberi sayap.”
Kelebihan
Ø Desain cover dan ilustrasinya tumblr
banget, dengan background putih berhias poin-poin fotografi yang terkesan unik.
Ø “Sebuah Perjalanan Menghapus Luka”,
membuat siapapun yang pernah merasakan patah hati, dan gagal move on tertarik
untuk membaca, termasuk saya.
Ø Pengolahan dan penyajian kata demi
kata mampu mengaduk-aduk perasaan pembaca. Apalagi, penulis menggunakan sudut
pandang orang pertama sehingga membuat pembaca turut merasakan berperan di
dalamnya.
Ø Alur yang digunakan adalah alur maju,
karena buku ini menyajikan kisah kronologis kedua tokoh utama dari awal hingga
akhir.
Ø Quotes-quotes yang disajikan sebagai
penutup di setiap akhiran suratnya, mampu menyentil hati para pembaca.
Disajikan secara singkat, tapi ngena banget dan berhasil membuat saya baper :)
Ø Tidak melulu soal percintaan, di buku
ini juga ada pesan-pesan tersirat maupun tersurat mengenai diri sendiri,
keluarga, dan cita-cita. Memang tidak saya tuliskan di atas, karena pasti akan
berujung spoiler. Jadi, biarkan saja kalian penasaran dan membeli buku fisiknya
di toko buku terdekat.
Kelemahan
Ø Banyak mengandung kosa kata yang
sulit saya pahami (ex. konstalasi, stagnansi, dsb).
Ø Penggunaan alur maju membuatnya
terkesan datar, kurang greget dan membosankan.
Ø Ada beberapa bagian yang terkesan
dipaksakan untuk panjang dan puitis.
Penutup
- Kesimpulan
Saya menyukai buku ini karena banyak mengandung
quotes yang bisa mewakili perasaan saya. Saya merasa sudah terlanjur jatuh
cinta pada buku bertema “Sebuah
Perjalanan Menghapus Luka” ini.
- Saran
Buku ini sangat direkomendasikan
untuk teman-teman yang pernah patah hati dan masih stuck sama masa lalu, serta
pecinta quotes-quotes baper.
“Nyatakan perasaan, hentikan penyesalan, maafkan kesalahan, tertawakan
kenangan, kejar impian. Hidup terlalu singkat untuk dipakai meratap.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar