Disusun oleh : Ary Ardiansyah
Judul Resensi “Ini
nikmat ataukah azab?”
Identifikasi buku
Judul buku :
Pudarnya Pesona Cleopatra
Penulis :
Habiburrahman El Shirazy
Penerbit :
Republika
Tahun terbit :
2005
Tempat terbit :
Jakarta
Jumlah halaman :
vii + 111 halaman 20.5 x 13.5 cm
ISBN
:
9789793604008
Harga
: Rp
25.000,00
Pendahuluan
Novel
ini menceritakan tentang seorang laki-laki yang ingin menikahi seorang wanita
pilihan orang tuanya, wanita itu bernama Raihana, Raihana adalah seorang gadis
sholihah yang cantik dan hafal AL-Quran, walaupun dia lebih tua dua tahun dari
lelaki itu, tetapi dia tetap kelihatan lebih muda, seperti baru berumur 17
tahun.
Lelaki itu menikahi Raihana bukan atas dasar cinta melainkan karena kasihan kepada kedua orang tuanya, dan tidak ingin mengecewakan orang tuanya.
Lelaki itu menikahi Raihana bukan atas dasar cinta melainkan karena kasihan kepada kedua orang tuanya, dan tidak ingin mengecewakan orang tuanya.
Karena orang tuanya sudah menjodohkan mereka berdua jauh sebelum
mereka dilahirkan kedunia. Sudah berapa hari lelaki itu menjalani hidupnya
dengan Raihana tetapi benih-benih cinta itu masih belum juga tumbuh. Karena
lelaki itu masih mengharapkan wanita yang dinikahinya dan berada di sampingnya
kini adalah seorang gadis mesir titisan dari ratu Cleopatra, tetapi semua itu
tidak mungkin karena mana ada gadis secantik titisan ratu Cleopatra yang
tinggal di jawa lirihnya.
Dan pembuat novel ini adalah
Habiburrahman el shirazy, lahir di semarang, 30 september 1976. Penulis ini
mengawali pendidikan formalnya di SD Sembungharjo IV dan di Madrasah Al Huda,
Bengetayu Wetan, Semarang, lulus tahun 1989. Lalu melanjutkan di Mts Futuhiyyah
I Mranggen sambil belajar kitab kuning di Pondok Pesantren Al Anwar, Mranggen,
Demak. Pada tahun 1992 ia merantau ke kota budaya Surakarta untuk belajar di
Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) Surakarta, lulus pada tahun 1995. Setelah
itu melanjutkan pengembaraan intelektualnya dengan belajar di Fak. Ushuluddin,
jurusan Hadis, Universitas Al Azhar, Cairo dan selesai pada tahun 1999. Kang Abik~demikian novelis ini biasa
dipanggil adik-adiknya. Ketika menempuh studi di Cairo, Mesir, Kang Abik pernah memimpin kelompok
kajian MISYKATI (Majelis Intensif Studi Yurisprudens dan Kajian Pengetahuan
Islam) di Kairo (1996-1997). Selain itu, penulis yang satu ini, telah
menghasilkan beberapa naskah drama dan menyutradarai pementasannya di Kairo. Kang Abik juga telah menghasilkan
beberapa karya terjemahan, seperti Ar-Rasul
(GIP, 2003) dan Biografi Umar bin
Abdul Aziz (GIP, Jakarta, 2002). Selain itu beberapa tulisannya pernah
menghiasi Republika, Annida, Jurnal
Sastra dan Budaya Kinanah, Jurnal Justisia dll.
Adapun bukunya yang telah terbit
adalah :
·
Bercinta Untuk Surga : Kisah-kisah
Islami Pembangun Jiwa
(Grenada Busur Budaya, Yogyakarta, 2003).
·
Di Atas Sajadah Cinta : Kisah-kisah
Islami Pembangun Jiwa
(Basmala Press, Semarang, 2004).
·
Pudarnya Pesona Cleopatra : Novel
Psikologi Islami.
(Basmala Press, Semarang, 2004).
· Ayat Ayat Cinta (Novel yang ada dalam genggaman
Anda, sebelumnya telah dimuatbersambung di harian Republika).
Dia
tercatat sebagai salah seorang dosen pada Ma’had
Bahasa Arab dan Studi Islam Abu Bakar Ash Shiddiq, Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Bisa dihubungi via e-mail: kangabik@yahoo.com.
Isi resensi
Kadang
dalam hidup kita menginginkan sesuatu yang menurut kita baik tapi tidak baik
menurut Allah Swt. Dan kadang – kadang kita tidak menginginkan sesuatu yang
menurut kita tidak baik tapi baik menurut Allah Swt. Jadi biarlah Allah Swt
yang menentukan kehidupan kita, sebab Allah Swt lebih tahu mana yang terbaik
buat kita. Tugas kita adalah berusaha yang sebaik – baiknya dan menerima segala
takdir yang telah ditetapkan oleh Allah Swt dengan segala keyakinan dan lapang
dada. Jika itu adalah pilihan Allah Swt, maka pasti itulah yang terbaik buat
kita hambanya.
Masih
seperti Ayat – Ayat Cinta,Ketika cinta bertasbih 1&2 Habiburrahman El
Shirazy masih menghadirkan aura Mesir dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra.
Hafalan AlQuran, kuliah di Al-Azhar, kisah cinta karena Allah, serta da’wah
sepertinya telah menjadi ciri khas yang tak pernah lepas dari karya – karya
Kang Abik, termasuk dalam novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini.
Membaca
novel mini ini, rasanya tidak bisa melepasnya dari tangan sebelum akhir
ceritanya dibaca. Memang luar biasa novel PPC ini. Jalan ceritanya lebih
sederhana namun tetap meninggalkan kesan yang mendalam dan masih mewakili
sebutan pada sampulnya yakni “novel psikologi islami pembangun jiwa”.
Ada
dua pemeran utama dalam novel ini. Pria yang memperisteri wanita bernama
Raihana dengan tidak didasari rasa cinta pada awalnya, karena pernikahan yang
dijalaninya hanyalah sebagai bakti kepada orang tua. Raihana digambarkan
sebagai seorang wanita yang cantik , berjilbab rapi, dan hafidz AlQur’an, dan
shalehah tentunya. Ia mencintai suaminya sepenuh hati walau sang suami belum
bisa mencintainya.
Pria
(tokoh utama dalam novel ini) begitu tergila – gila dengan kecantikan gadis –
gadis Mesir yang dia anggap sebagai titisan Cleopatra, Ratu Mesir pada zaman
Romawi. Gadis Mesir dalam angannya begitu cantik sampai – sampai digambarkan
bahwa parasnya putih jelita, dengan hidung melengkung indah, mata bulat bening
khas Arab, dan bibir merah halus menawan. Jika tersenyum, lesung pipinya akan
menyihir siapa saja yang melihatnya. Bahkan dikatakan jika ada 3 orang gadis
Mesir yang berdiri dihadapannya, maka yang cantik ada 6 orang. 3 untuk gadisnya
dan 3 lagi untuk bayangannya.
Sementara
ia terbang jauh dengan khayalan menikah dengan gadis Mesir suatu saat nanti, ia
melupakan istrinya. Ia mengabaikan istrinya. Padahal Raihana adalah wanita yang
shalihah dan patuh terhadapnya. Dan satu hal yang Raihana tidak ingin terjadi
pada dirinya yakni diceraikan oleh suaminya. Meskipun suaminya memperlakukan
Raihana dengan buruk, Raihana tetap setia. Dengan kekuatan do’a yang Raihana
panjatkan dalam setiap tahajjudnya, suaminya akhirnya berubah 180 derajat. Dia
benar benar jatuh cinta pada Raihana.
Namun sayang, cinta tidak menyadari kedalamannya sampai saat ada perpisahan.
Banyak
hal yang menarik dalam novel mini ini. Kemampuan sang penulis untuk membuat
pembaca hanyut dalam emosi para pelakunya, disisipi dengan ayat – ayat AlQur’an
dan akhir dari ceritanya pun tidak terduga. Sebenarnya, bahasa yang digunakan
cukup mudah dipahami. Namun dengan adanya selingan dialek / bahasa Jawa
dalam ceritanya, membuat pembaca bingung dalam memahami makna secara
keseluruhan dalam satu paragraf. Apalagi jika pembacanya bukan orang Jawa.
Sebaiknya Kang Abik menambahkan catatan – catatan kaki sebagai penjelasan dari
bahasa lokal ataupun bahasa asing yang digunakan dalam ceritanya. Penggunaan
selingan bahasa / dialek Jawa dalam novel ini menggambarkan latar dari
ceritanya. Dalam penulisan novel Pudarnya Pesona Cleopatra, Kang Abik
menggunakan penceritaan akuan sertaan. Kang Abik tidak memberikan
detail dalam ceritanya tapi hubungan antara satu bagian dengan bagian yang lain
harmonis, jelas, dan memperlihatkan perkembangan yang wajar dan masuk akal.
Berdasarkan
kelebihan dan kekurangan yang kami temukan dalam novel ini, maka dapat kami
simpulkan bahwa novel “Pudarnya Pesona Cleopatra” adalah memang benar – benar
novel psikologi islami pembangun jiwa. Kami sarankan bagi para muda – mudi
untuk membaca novel ini. Kang Abik sendiri mengkhususkan novel ini bagi siapa
saja yang menganggap bahwa kecantikan adalah segalanya. Novel ini layak untuk
dibaca oleh berbagai kalangan.
Kelebihan novel
·
Novel ini mengajarkan kepada kita
bahwa kecantikan bukanlah segalanya.
Pengarang menjadikan novel ini
sebagai saran dakwah islam.
·
Jalan ceritanya sederhana tetapi
menimbulkan kesan yang mendalam.
Penulis mampu mengajak kita
berkhayal ke negeri Mesir, Andalusia.
Kekurangan novel
· Ceritanya kurang detail dan masih
kurang banyak cerita-cerita menarik yang seharusnya ada dalam novel tersebut.
- · Masih kurangnya teks cerita, agar pembaca dapat lebih benar-benar menghayati.
Penutup
Buku
ini termasuk dalam Novel Psikologi Islami Pembangun Jiwa karena di dalamnya
menceritakan kehidupan sehari-hari yang berkaitan erat dengan Islam untuk
membangun diri kita kearah yang lebih baik.
Novel berjudul Pudarnya Pesona Cleopatra
berisi pergolakan batin yang sangat hebat antara keinginan dan kenyataan yang
dihadapinya sampai akhirnya ada kesadaran yang terlambat penuh penyesalan.
Jangan menilai wanita hanya dari kecantikannya, karena sesungguhnya kecantikan
batin lebih berharga dari kecantikan lahiriah yang terkadang menipu.
Kesimpulan
Kemampuan sang penulis membuat deskripsi dalam otak kita dan membawa kita ke
alam khayalan sangat bagus dan membuat pembaca hanyut dalam emosi para
pelakunya. Disisipi dengan ayat-ayat Al Qur'an dan ending dari masing-masing
cerita pun tidak terduga-duga.
Alur
cerita yang pendek menjadikan cerita ini mudah dipahami dan dinikmati. Dalam
waktu singkat, pembaca dapat merasakan keharuan, penyesalan dan kebahagiaan
yang sangat berkesan dari novel ini. Berlatar pada kehidupan sosial yang kental
dengan nilai, norma dan budaya yang masih menyanjung tentang kesetiaan,
kehormatan, kasih sayang dan tenggang rasa. Dan juga tentang budaya Mesir yang
jauh berbeda dengan kehidupan sosial di Indonesia khususnya Jawa.
Gaya
bahasa novel ini sangat sederhana namun indah. Dapat dicerna oleh semua
kalangan. Selain itu, bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari sehingga
kita dapat dengan mudah memahami isi novel ini. Terdapat juga bahasa
perumpamaan tetapi masih dapat dimengerti karena masih dalam lingkup
keseharian. Namun dengan adanya selingan bahasa jawa dalam ceritanya, membuat
pembaca bingung dalam memahami makna secara keseluruhan dalam satu paragraf.
Apalagi jika pembacanya bukan orang jawa. Penggunaan selingan bahasa jawa dalam
novel ini untuk menampilkan nuansa daerah yang sesuai dengan latar ceritanya.
Novel
ini sangat bagus untuk mengisi waktu
luang dan untuk sedikit memuhasabah diri. Apalagi di dalam novel ini banyak
pesan-pesan yang sangat berguna untuk memperbaiki diri kita. Dan sangat bagus
untuk memberi motivasi para pembacanya.
Saran
Membaca novel ini, rasanya saya tidak bisa melepas buku sebelum akhir cerita. Memang luar biasa novel Pudarnya Pesona Cleopatra ini. Jalan ceritanya lebih sederhana, namun tetap meninggalkan kesan yang mendalam dan masih mewakili sebutan pada sampulnya yakni “Novel Psikologi Islami Pembangun Jiwa”. Meskipun akhir ceritanya ada yang sad ending, tetapi terdapat hikmah yang dapat kita petik sebagai pembelajaran.
Berdasarkan kelebihan dan
kekurangan yang saya temukan dalam novel ini, maka dapat disimpulkan bahwa
novel “Pudarnya Pesona Cleopatra” adalah benar-benar novel psikologi islami
pembangun jiwa. Saya sarankan bagi para remaja untuk membaca novel ini. Kang
Abik sendiri mengkhususkan novel ini bagi siapa saja yang menganggap bahwa
kecantikan adalah segalanya. Novel ini layak untuk dibaca oleh berbagai
kalangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar