Oleh
: Firman Syaputra
1.
Pernyataan
Umum
A.
Pengertian
Hujan Asam
Hujan asam adalah suatu masalah lingkungan yang serius yang benar-benar
difikirkan oleh manusia. Ini
merupakan masalah umum yang secara berangsur-angsur mempengaruhi kehidupan
manusia.
Hujan
asam diartikan sebagai segala macam hujan dengan pH di bawah 5,6. Hujan
secara alami bersifat asam (pH sedikit di bawah 6) karena karbondioksida
(CO2) di udara
yang larut dengan air hujan memiliki bentuk sebagai asam lemah. Jenis asam
dalam hujan ini sangat bermanfaat karena membantu melarutkan mineral
dalam tanah
yang dibutuhkan oleh tumbuhan dan binatang.
Perlu diketahui bersama bahwa hujan asam untuk
pertama kalinya ditemukan pada 1852 oleh seseorang yang bernama Robert Angus
Smith di Kota Manchester. Setelah berselang satu abad lamanya, tepatnya ditahun
1970-an, barulah ilmuwan banyak melakukan penelitian tentang hujan asam.Sejak
tahun 1990-an orang mulai peduli dengan hujan asam yang menyebabkan kerusakan
lingkungan. Tetapi istilah hujan asam tidaklah tepat, yang benar adalah
deposisi asam.
B. Pembentukan Hujan Asam
Secara
sederhana, reaksi pembentukan hujan asam sebagai berikut:
Bukti terjadinya peningkatan hujan asam diperoleh dari
analisis es kutub. Terlihat turunnya kadar pH sejak dimulainya Revolusi
Industri dari 6 menjadi 4,5 atau 4. Informasi lain diperoleh dari
organisme yang dikenal sebagai diatom yang menghuni kolam-kolam. Setelah
bertahun-tahun, organisme-organisme yang mati akan mengendap dalam
lapisan-lapisan sedimen di dasar kolam. Pertumbuhan diatom akan meningkat pada
pH tertentu, sehingga jumlah diatom yang ditemukan di dasar kolam akan
memperlihatkan perubahan pH secara tahunan bila kita melihat ke masing-masing
lapisan tersebut.
Sejak dimulainya Revolusi Industri, jumlah emisi
sulfur dioksida dan nitrogen oksida ke atmosfer turut meningkat. Industri yang
menggunakan bahan bakar fosil, terutama batu bara,
merupakan sumber utama meningkatnya oksida belerang ini. Pembacaan pH di area
industri kadang-kadang tercatat hingga 2,4 (tingkat keasaman cuka). Sumber-sumber ini,
ditambah oleh transportasi, merupakan penyumbang-penyumbang utama hujan asam.
Masalah hujan asam tidak hanya meningkat sejalan
dengan pertumbuhan populasi dan industri tetapi telah berkembang menjadi lebih
luas. Penggunaan cerobong asap yang tinggi untuk mengurangi polusi lokal
berkontribusi dalam penyebaran hujan asam, karena emisi gas yang dikeluarkannya
akan masuk ke sirkulasi udara regional yang memiliki jangkauan lebih luas.
Sering sekali, hujan asam terjadi di daerah yang jauh dari lokasi sumbernya, di
mana daerah pegunungan
cenderung memperoleh lebih banyak karena tingginya curah hujan di sini.
Terdapat hubungan yang erat antara rendahnya pH dengan
berkurangnya populasi ikan
di danau-danau. pH di bawah 4,5 tidak memungkinkan bagi ikan untuk hidup,
sementara pH 6 atau lebih tinggi akan membantu pertumbuhan populasi ikan. Asam
di dalam air akan menghambat produksi enzim dari larva ikan trout untuk keluar
dari telurnya. Asam juga mengikat logam beracun seperi alumunium
di danau. Alumunium akan menyebabkan beberapa ikan mengeluarkan lendir
berlebihan di sekitar insangnya sehingga ikan sulit bernapas. Pertumbuhan Phytoplankton yang menjadi
sumber makanan ikan juga dihambat oleh tingginya kadar pH.
Tanaman dipengaruhi oleh hujan asam dalam berbagai
macam cara. Lapisan lilin pada daun rusak sehingga nutrisi menghilang sehingga tanaman tidak
tahan terhadap keadaan dingin, jamur dan serangga. Pertumbuhan akar menjadi
lambat sehingga lebih sedikit nutrisi yang bisa diambil, dan mineral-mineral
penting menjadi hilang.
Ion-ion beracun yang terlepas akibat hujan asam menjadi
ancaman yang besar bagi manusia. Tembaga di air berdampak pada timbulnya wabah
diare pada anak dan air tercemar alumunium dapat menyebabkan penyakit Alzheimer.
2.
Sebab
Akibat
A. Akibat Hujan Asam
Secara alami hujan asam
dapat terjadi akibat semburan dari gunung berapi
dan dari proses biologis di tanah, rawa, dan laut. Akan tetapi, mayoritas hujan
asam disebabkan oleh aktivitas manusia seperti industri, pembangkit
tenaga listrik, kendaraan bermotor dan pabrik pengolahan
pertanian (terutama amonia).
Gas-gas yang dihasilkan oleh proses ini dapat terbawa angin hingga ratusan
kilometer di atmosfer sebelum berubah menjadi asam dan terdeposit ke tanah.
Hujan asam karena proses industri telah menjadi
masalah yang penting di Republik Rakyat Tiongkok, Eropa Barat, Rusia dan daerah-daerah di
arahan anginnya. Hujan asam dari pembangkit tenaga listrik di Amerika
Serikat bagian Barat telah merusak hutan-hutan di New York
dan New England.
Pembangkit tenaga listrik ini umumnya menggunakan batu bara sebagai bahan
bakarnya.
Pada dasarnya Hujan asam
disebabkan oleh 2 polutan udara, Sulfur
Dioxide (SO2) dan nitrogen oxides (NOx) yang keduanya dihasilkan
melalui pembakaran. Akan tetapi sekitar 50% SO2 yang ada di atmosfer diseluruh
dunia terjadi secara alami, misalnya dari letusan gunung berapi maupun
kebakaran hutan secara alami. Sedangkan 50% lainnya berasal dari kegiatan
manusia, misalnya akibat pembakaran BBF, peleburan logam dan pembangkit
listrik.
Minyak bumi mengadung belerang antara 0,1% sampai
3% dan batubara 0,4% sampai 5%. Waktu BBF di bakar, belerang tersebut
beroksidasi menjadi belerang dioksida (SO2) dan lepas di udara. Oksida belerang
itu selanjutnya berubah menjadi asam sulfat (Soemarwoto O, 1992).
Proses hujan asam terjadi
karena gas sulfur oksida yang mayoritas dikeluarkan dari asap-asap pabrik dan
gas nitrogen oksida yang dihasilkan dari banyaknya kendaraan bermotor berkumpul
menjadi satu dan bereaksi dengan uap air yang ada diudara. Proses reaksi ini
menghasilkan asam sulfat, asam nitrit dan asam nitrat yang berkondensasi
membentuk awan yang menjadikannya huja asam.B. Penyebab Hujan Asam
Sebenarnya terjadinya hujan asam secara alamiah disebabkan oleh aktivitas gunung berapi dan proses-proses bio kimia yang terjadi dibumi ini seperi di rawa-rawa, tanah, laut, dan dimanapun itu. Tapi saat ini terjadinya hujan asam lebih banyak dikarenakan campur tangan manusia seperti dari industri dan kendaraan bermotor. Gas emisi yang dihasilkan dibumi dibawa oleh angin ke atmosfer.
Hujan asam yang sering terjadi saat ini dimulai ketika terjadinya revolusi industri di eropa, sejak saat ini mulailah terlihat dampak dari hujan asam yaitu terjadinya penurunan tingkat keasaman (pH) didaerah kutub dari 6 menjadi 4,5. Tidak hanya perubahan pH saja, dampak lain yang dirasakan bagi kehidupan dikutub adalah marinya organisme-organisme kecil disana yang disebut dengan diatom.
C. Dampak Hujan Asam
Hujan asam merupakan peristiwa alam yang sangat mengkhawatirkan bagi umat manusia, hal ini karena hujan asam dapat berdampak merugikan bagi kehidupan dibumi. Dan inilah beberapa dampak hujan asam bagi kehidupan dimuka bumi:
·
Rusaknya
sarana prasarana (infrastruktur) dibumi.
·
Menghambat
perkembangbiakan hewan-hewan laut.
·
Mematikan
berbagai jenis ikan.
·
Dapat
menjadi racun bagi manusia.
·
Menyebabkan
kerusakan lingkungan.
D. Metode Pencegahan
Di Amerika
Serikat, banyak pembangkit tenaga listrik tenaga batu bara
menggunakan Flue gas desulfurization (FGD) untuk menghilangkan gas yang
mengandung belerang dari cerobong mereka. Sebagai contoh FGD adalah wet
scrubber yang umum digunakan di Amerika Serikat dan negara-negara lainnya. Wet
scrubber pada dasarnya adalah tower yang dilengkapi dengan kipas yang
mengambil gas asap dari cerobong ke tower tersebut. Kapur atau batu kapur dalam
bentuk bubur juga diinjeksikan ke dalam tower sehingga bercampur dengan gas
cerobong serta bereaksi dengan sulfur dioksida yang ada, Kalsium karbonat dalam
batu kapur menghasilkan kalsium sulfat ber pH netral yang secara fisik dapat
dikeluarkan dari scrubber. Oleh karena itu, scrubber mengubah
polusi menjadi sulfat industri.
Di beberapa area, sulfat tersebut dijual ke pabrik
kimia sebagai gipsum
bila kadar kalsium sulfatnya tinggi. Di tempat lain, sulfat tersebut
ditempatkan di land-fill.
Diadaptasi
dari:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar