Salju
Oleh : Khoirunisa Oktafiani
Salju (dari bahasa Arab ثلج) adalah air yang jatuh dari awan yang telah membeku menjadi padat dan seperti hujan. Salju terdiri
atas partikel uap air yang kemudian mendingin di udara
atas (lihat atmosfer, biosfer, iklim,meteorologi, cuaca) jatuh ke bumi sebagai kepingan empuk,
putih, dan seperti kristal lembut kepingan salju,pakis seperti kristal es, kelompok dari kesemuanya).
Salju adalah air yang jatuh dari awan yang telah
membeku menjadi padat dan seperti hujan atau sebuah bentuk air es
terkristalisasi yang terbentuk dari berbagai kepingan salju. Dan apakah
kepingan salju itu? Secara sederhana, kepingan salju (snowflake) terbentuk dari
2-200 pecahan kristal salju. Kristal salju ini akan terbentuk ketika es menempel
pada serbuk pasir atau tanah yang bertebaran di dalam udara. Kristal-kristal
ini kemudian akan bergabung dan membentuk kepingan salju. Bentuk kepingan salju
itu ada bermacam-macam jenisnya, tergantung dari suhu udara di sekitarnya saat
terbentuk.
Pada suhu tertentu (disebut titik beku, 0° Celsius, 32° Fahrenheit), salju biasa meleleh dan hilang.
Proses saat salju/es berubah secara langsung ke dalam uap air tanpa mencair
terlebih dulu disebut menyublim. Proses lawannya disebut pengendapan.
Saat salju membeku, sering kali menjadi
pecahan kecil yang disebut "kepingan salju". Salju merupakan prasyarat
buat kegiatan olah raga musim dingin seperti ski dan kereta luncur).
Di dunia, salju biasa terjadi pada
negeri beriklim subtropis dan sedang. Namun, ada juga daerah tropis yang
bersalju, yakni di Pegunungan Jayawijaya dan Barisan Sudirman di Papua, Indonesia.
Proses Terjadinya Hujan Salju
Bagaimana proses terjadinya
hujan salju?
Untuk menjawab itu, bisa
kita mulai dari proses terjadinya salju. Berawal dari uap air yang berkumpul di
atmosfer Bumi, kumpulan uap air mendingin sampai pada titik kondensasi (yaitu
temperatur di mana gas berubah bentuk menjadi cair atau padat), kemudian
menggumpal membentuk awan. Pada saat awal pembentukan awan, massanya jauh lebih
kecil daripada massa udara sehingga awan tersebut mengapung di udara persis
seperti kayu balok yang mengapung di atas permukaan air. Namun, setelah
kumpulan uap terus bertambah dan bergabung ke dalam awan tersebut, massanya
juga bertambah, sehingga pada suatu ketika udara tidak sanggup lagi menahannya.
Awan tersebut pecah dan partikel air pun jatuh ke Bumi.
Partikel air yang jatuh itu
adalah air murni (belum terkotori oleh partikel lain). Air murni tidak langsung
membeku pada temperatur 0 derajat Celcius, karena pada suhu tersebut terjadi
perubahan fase dari cair ke padat. Untuk membuat air murni beku dibutuhkan
temperatur lebih rendah daripada 0 derajat Celcius. Ini juga terjadi saat kita
menjerang air, air menguap kalau temperaturnya di atas 100 derajat Celcius
karena pada 100 derajat Celcius adalah perubahan fase dari cair ke uap. Untuk
mempercepat perubahan fase sebuah zat, biasanya ditambahkan zat-zat khusus,
misalnya garam dipakai untuk mempercepat fase pencairan es ke air.
Biasanya temperatur udara
tepat di bawah awan adalah di bawah 0 derajat Celcius (temperatur udara
tergantung pada ketinggiannya di atas permukaan air laut). Tapi, temperatur
yang rendah saja belum cukup untuk menciptakan salju. Saat partikel-partikel
air murni tersebut bersentuhan dengan udara, maka air murni tersebut terkotori
oleh partikel-partikel lain. Ada partikel-partikel tertentu yang berfungsi
mempercepat fase pembekuan, sehingga air murni dengan cepat menjadi
kristal-kristal es.
Partikel-partikel pengotor
yang terlibat dalam proses ini disebut nukleator, selain berfungsi sebagai
pemercepat fase pembekuan, juga perekat antaruap air. Sehingga partikel air
(yang tidak murni lagi) bergabung bersama dengan partikel air lainnya membentuk
kristal lebih besar.
Jika temperatur udara tidak
sampai melelehkan kristal es tersebut, kristal-kristal es jatuh ke tanah. Dan
inilah salju! Jika tidak, kristal es tersebut meleleh dan sampai ke tanah dalam
bentuk hujan air.
Pada banyak kasus di dunia
ini, proses turunnya hujan selalu dimulai dengan salju beberapa saat dia jatuh
dari awan, tapi kemudian mencair saat melintasi udara yang panas. Kadang kala,
jika temperatur sangat rendah, kristal-kristal es itu bisa membentuk bola-bola
es kecil dan terjadilah hujan es. Kota Bandung termasuk yang relatif sering
mengalami hujan es. Jadi, ini sebabnya kenapa salju sangat susah turun secara
alami di daerah tropik yang memiliki temperatur udara relatif tinggi dibanding
wilayah yang sedang mengalami musim dingin.
Tahap-tahap terjadinya hujan salju :
• Uap air berkumpul di atmosfir,
kumpulan uap air mendingin sampai pada titik kondensasi, dan kemudian
menggumpal membentuk awan.
• Gumpalan-gumpalan uap air mengapung
di udara karena massanya jauh lebih ringan dari pada udara di bawahnya. Setelah
gumpalan uap air terus bertambah dan massanya semakin berat, udara di bawahnya
tidak sanggup lagi menahannya dan gumpalan-gumpalan itu pun jatuh.
• Jika temperatur udara di bawahnya
cukup dingin, gumpalan tadi jatuh berupa kristal-kristal es (salju). Biasanya
temperatur udara tepat di bawah awan adalah di bawah nol derajat Celcius. Tapi,
temperatur yang rendah saja belum cukup untuk menciptakan salju. Saat
partikel-partikel air murni tersebut bersentuhan dengan udara, maka air murni
tersebut tercemar oleh partikel-partikel lain. Ada partikel-partikel tertentu
yang berfungsi mempercepat fase pembekuan, sehingga air murni dengan cepat
menjadi kristal-kristal es.
• Partikel-partikel pencemar yang
terlibat dalam proses ini disebut nukleator. Selain berfungsi untuk mempercepat
fase pembekuan, nukleator juga berfungsi sebagai perekat antar uap air.
Partikel air (yang tidak murni lagi) bergabung dengan partikel air lainnya
membentuk kristal yang lebih besar. Jika temperatur udara tidak sampai
melelehkan kristal es tersebut, kristal-kristal es akan jatuh ke tanah menjadi
salju. Jika temperatur udara sampai melelehkan kristal air, maka kristal es
tersebut sampai ke tanah dalam bentuk air hujan biasa.
Pada banyak kasus di dunia ini, proses turunnya hujan selalu
dimulai dengan salju beberapa saat dia jatuh dari awan, tapi kemudian mencair
saat melintasi udara yang panas. Kadang kala, jika temperatur sangat rendah,
kristal-kristal es itu bisa membentuk bola-bola es kecil dan terjadilah hujan
es. Kota Bandung termasuk yang relatif sering mengalami hujan es. Jadi, ini
sebabnya kenapa salju sangat susah turun secara alami di daerah tropik yang
memiliki temperatur udara relatif tinggi dibanding wilayah yang sedang
mengalami musim dingin.
Warna Unik Salju
Di dunia, salju biasa
terjadi pada negeri beriklim subtropis dan sedang. Namun, ada juga daerah
tropis yang bersalju, yakni di Pegunungan Jayawijaya di Papua, Indonesia.
Bentuk salju
Misteri
tentang serpihan salju masih merupakan teka-teki bagi para ilmuwan. Sampai
sekarang, belum ada yang tahu bagaimana cara menciptakan tiap-tiap kristal
salju yang telah terbentuk secara sempurna dengan 6 sisi atau 6 titik. Para
ilmuwan masih penasaran dengan bentuk kristal salju yang rata atau datar, tidak
bulat seperti hujan batu es atau titik air. Waktu proses pembentukan kristal
saljupun hingga saat ini belum bisa diketahui. Kristal salju memiliki bentuk
unik. Tidak ada kristal salju yang memiliki bentuk yang sama di dunia. Kristal
salju yang turun ke bumi dalam jumlah besar memiliki bentuk kristal yang
berbeda satu sama lain. Kristal salju memiliki struktur
unik, tidak ada kristal salju yang memiliki bentuk yang sama di dunia
ini seperti sidik jari kita. Bayangkan, salju sudah turun semenjak bumi
tercipta hingga sekarang, dan tidak satu pun salju yang memiliki bentuk
struktur kristal yang sama!
Ciri-Ciri Salju:
• Kristal salju terbentuk dari uap yang
langsung menjadi padat (membeku) di awan,
• Bentuk kristal salju biasanya segi
enam.
• Bentuk kristal salju tergantung pada
suhu dan kelembabannya.
• Butiran-butiran salju terbentuk dari
2-200 kristal salju,
• Sebenarnya salju tidak berwarna.
Karena terdiri dari kristal-kristal salju yang berupa prisma, salju membiaskan
cahaya menjadi semua warna yang dilihat mata sebagai warna putih. Warna salju
bisa berubah jika tercemari debu yang terbang ke atmosfir. Misalnya tanah
setempat berwarna merah, saljunya berwarna kemerahan atau merah jambu.
Dapat disimpulkan, bahwa proses hujan salju diawali dengan proses Evaporasi/Transpirasi Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk salju, es.
Diadaptasi dari :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar