Follow Us @literasi_smkn23jkt

Minggu, 05 Juli 2015

TUMBUH SEMANGAT JUANG DALAM FILM “GARUDA DI DADAKU"

Oleh : Rizki Fikriyah

 
Judul Film                   : Garuda di Dadaku
Tahun                          : 2009
Sutradara                     : Ifa Isfansyah
Pemain                        : Emir Mahira (Bayu), Aldo Tansani (Heri), Marsha Aruan (Zahra)
  Iknagara (Kakek Bayu), Maudy Koesnaedi (Ibunda Bayu), Ary Sihasale,
  Ramzi.

ORIENTASI
Film “Garuda di Dadaku” diadaptasi dari Novel Garuda di Dadaku karya Salman Aristo. Berkisah tentang Bayu, seorang anak SD yang tinggal di perkampungan sesak di Jakarta. Ia memiliki fisik yang kecil dengan semangat juang yang tinggi tanpa seorang Ayah dan hanya tinggal ditengah keluarga sederhana. Sementara itu, Bayu juga dikelilingi 2 teman dekatnya yang selalu mendukung mimpi Bayu yang bermimpi menjadi pemain sepak bola, mereka adalah Heri dan Zahra. Heri adalah seorang anak orang kaya yang menggilai sepak bola, tetapi sayangnya ia adalah penyandang cacat dan harus duduk di kursi roda. Sedangkan Zahra, seorang anak perempuan penjaga kuburan yang secara tidak sengaja bertemu dengan Bayu ketika Bayu berlatih di kuburan tempat ia tinggal.

TAFSIRAN ISI 1
            Cita-cita Bayu ditentang oleh sang Kakek dengan alasan bahwa Ayah Bayu yang dulunya seorang pemain bola mengalami cedera berat dan akhirnya hanya menjadi seorang supir taksi, sehingga kakek Bayu tidak mau nasib yang sama menimpa cucunya. Bayu yang benar-benar mencintai sepak bola tidak begitu saja menuruti apa kata kakeknya. Apalagi ketika secara tiba-tiba ia mendapat tawaran beasiswa di sekolah sepak bola terkenal di Jakarta. Heri yang mendukung mimpi Bayu juga membantu pelatihan Bayu dengan cara diam-diam mencari tempat untuk latihan Bayu, dan tempat itu adalah di kuburan Zahra.

TAFSIRAN ISI 2
            Film “Garuda di Dadaku” menunjukan rasa nasionalisme, yang diterbitkan untuk sebuah misi dunia sepak bola Indonesia agar lebih maju. Dengan logo garuda yang disematkan dalam seragam nasional pemain sepak bola anak-anak U-13 membuat Bayu yang berusaha mati-matian untuk menjadi pemain sepak bola handal dan kita dapat melihat serta merasakan aroma perjuangan sang Bayu anak yang masih duduk di bangku kelas 6.

TAFSIRAN ISI 3
            Dalam film ini sikap yang disarankan kepada penonton tidak boleh pantang menyerah bila menginginkan sesuatu. Sebagaimana Bayu yang selalu mendapat hambatan dalam meraih mimpinya, tapi dia tidak pernah gentar dan selalu berusaha untuk menjadikan mimpinya menjadi kenyataan dan membuat orang yang dia sayangi bangga terhadapnya. Selain itu, Bayu juga anak yang rela berkorban demi orang lain. Ketika tidak diduga Kakeknya datang dan melihat Bayu di sekolah sepak bolanya dan Kakek tiba-tiba terserang penyakit jantung dan dilarikan ke rumah sakit. Sehingga Bayu memutuskan untuk berhenti bermain bola dan tidak berteman lagi dengan Heri karena ia menyesal telah mengikuti nasihat Heri daripada Kakeknya. Tak disangka kakek Bayu sadar bahwa ia salah dan mendukung Bayu bermain bola. Dengan dukungan Ibu, Kakek, Heri daan Zahra, Bayu berhasil lolos seleksi masuk Tim Nasional Indonesia.

TAFSIRAN ISI 4
            Cerita semacam inilah yang ditawarkan “Garuda di Dadaku” pada penonton yang mereka sasar, tidak lain tentu anak-anak bangsa, untuk membuai mereka dalam mimpi-mimpi masa depannya, agar mereka nanti terbangun sebagai anak-anak bangsa yang diharapkan bisa membangun semangat juang yang tinggi, pantang menyerah dan juga mementingkan orang yang kita sayangi, yaitu dukungan dari orang tua dan keluarga.

EVALUASI
            “Garuda di Dadaku” merupakan Masterpiece yang dibuat oleh orang Indonesia dengan kualitas legendaris dan go Internasional. Mulai dari cerita, rekaman sampai actingnya pun berkualitas Internasional, namun sayangnya film ini mengalami beberapa kesalahan konyol ketika Bayu bermain di stadium Gelora Bung Karno, background yang harusnya penonton berada tampak kosong dan ini menjadi kekurangan dari film “Garuda di Dadaku”.

RANGKUMAN

            Film ini dapat diambil beberapa pelajaran hidup yang penting, seperti persahabatan yang kuat dan rela berkorban. Walaupun tujuan utama film ini adalah untuk menghibur ternyata juga memiliki makna yang besar terhadap kemajuan sepak bola Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar