Follow Us @literasi_smkn23jkt

Kamis, 02 Juli 2015

Potret Kehidupan Presiden Pertama dalam Film "Soekarno"


Oleh : Eka Maharani



Judul Film                  : Soekarno
Tahun                        : 2013
Sutradara                  : Hanung Bramantyo
Pemain                      :  - Ario Bayu
                                     - Lukman Sardi
                                     - Maudy Koesnaedi
                                     - Emir Mahira
                                     - Ratu Tika Bravani

Orientasi 1 :
Film terbaru yang disutradarai oleh Hanung Bramantyo ini berjudul “Soekarno”. Film ini menceritakan tentang perjalanan bapak Proklamator yaitu bapak Soekarno dalam meraih Kemerdekaan Indonesia. Film “Soekarno” ini diperankan oleh Ario Bayu sebagai Soekarno, Emir Mahira sebagai Soekarno muda, Lukman Sardi sebagai Moh. Hatta, Maudy Koesnaedi sebagai Inggit Garnasih, Ratu Tika Bravani sebagai Fatmawati dan masih banyak peran-peran lainnya yang diperankan oleh artis-artis Tanah Air. Film yang melejit di pasaran ini dirilis pada 11 Desember 2013.

Orientasi 2 :
Film “Soekarno” mampu menguras emosi patriotisme dan kebangsaan sehingga membuat penikmat film menangis haru mengikuti alur kisah dan momentum-momentum nasional yang dikemas oleh Hanung. Film terbaru karya Hanung Bramantyo ini mengisahkan dengan ringkas dan cerdas fase-fase kisah kehidupan Soekarno. Film yang melejit di pasaran ini juga menuai kontroversi di sana-sini. Ada beberapa pihak yang keberatan dan memprotes adegan-adegan yang terdapat dalam film ini.

Tafsiran Isi 1 :
Film ini dimulai dengan kisah kelahiran Soekarno dari pasangan Raden Soekemi Sosrodiharjo yang diperankan oleh Sujiwo Tejo dan Ida Ayu Nyoman Rai yang diperankan oleh Ayu Laksmi. Soekarno kecil memiliki nama Kusno Sosrodiharjo, namun karena sakit-sakitan maka sang ayah yang berlatar belakang Muslim dan Kejawen memutuskan untuk mengganti namanya melalui tradisi selamatan dengan nama baru, Soekarno yang diperankan oleh Emir Mahira. Nama Soekarno dipilih dengan harapan agar kelak ia menjadi seperti Adipati Karno, yaitu Ksatria Pandawa.

Tafsiran Isi 2 :
Film beralih mengisahkan kehidupan Soekarno pada masa remaja (14 tahun) saat di mana dia memasuki Hoogere Burger School (HBS) dan tinggal bersama Oemar Said Cokroaminoto, pimpinan organisasi Syarikat Islam di Surabaya. Soekarno kerap mendengar pidato-pidato Cokroaminoto yang menggelegar mengritisi sistem kolonialisme. Soekarno remaja terlibat percintaan dengan seorang remaja Belanda, namun karena perbedaan status sebagai bangsa penjajah dan bangsa jajahan maka Soekarno remaja mendapatkan perlawanan keras dari keluarga sang gadis. Mendapat perlakuan diskriminatif dan pelarangan, Soekarno remaja bereaksi keras.

Tafsiran Isi 3 :
Soekarno remaja yang diperankan oleh Ario Bayu telah bertumbuh menjadi seorang pemuda yang aktif dalam kegiatan dan pidato-pidato politik. Sikap tersebut berbanding terbalik dengan pemuda masa kini. Pemuda Indonesia masa kini cenderung lebih pasif dalam kegiatan. Mereka cenderung tidak terlalu peduli terhadap masalah yang dialami oleh Indonesia. Mereka seperti hidup dalam paham Individualisme.

Tafsiran Isi 4 :
Film berganti menceritakan kehidupan Soekarno saat berada di tempat pembuangannya di Bengkulu. Soekarno dibuang ke Bengkulu karena dianggap pemberontak oleh Belanda. Kebijakan tersebut sangatlah berbeda dengan kebijakan yang dianut oleh Indonesia sekarang. Hukum yang diterapkan di Indonesia menurut saya sangat aneh. Karena orang yang mencuri barang yang kecil dan harganya pun tidak seberapa akan diberikan pidana penjara bertahun-tahun. Sedangkan para pejabat yang menggelapkan uang rakyat tidak mendapatkan hukuman apapun.

Tafsiran Isi 5 :
Saat Belanda tidak lagi menjajah Indonesia, Jepang datang menggantikan Belanda. Pada saat itulah permasalahan muncul. Soekarno bekerja sama dengan Jepang agar Jepang tidak berlaku seenaknya sendiri, akhirnya Jepang menyetujuinya. Tetapi apa yang dilakukan Jepang membuat Soekarno kesal. Jepang menganggap Soekarno sebagai lawan yang kuat. Soekarno tidak pantang menyerah untuk membebaskan Indonesia dari Jepang. Hingga akhirnya Jepang menyerah tanpa alasan.

Tafsiran Isi 6 :
Film ini ditutup dengan kisah heroik dan mengharukan saat naskah Proklamasi dibacakan dan bendera merah putih buatan Fatmawati pertama kali dikibarkan. Bangsa Indonesia bersorak dan bersuka cita atas kebebasan yang diproklamirkan. Inggit yang menenun sepi di Bandung pun turut bergembira atas berita kemerdekaan ini. Indonesia baru telah ditandatangani dan diproklamirkan, sebuah pintu masuk menuju jembatan emas – sebagaimana tulisan Soekarno – baru saja dimulai.

Evaluasi :
Film yang digarap oleh Hanung Bramantyo ini hampir tidak ada kesalahan. Film ini mampu membuat orang yang pertama kali menontonnya menitikan air mata melihat perjuangan Soekarno. Bagian yang membuat terharu adalah saat Soekarno pulang ke rumah setelah merumuskan teks Proklamasi bersama Moh. Hatta di rumah Laksamana Muda Maeda, ia jatuh sakit. Penyakit malarianya kambuh yang membuat ia harus istirahat total. Tetapi, ia memaksakan kehendak untuk membacakan teks Proklamasi agar Indonesia merdeka.

Rangkuman :

Film yang memiliki sedikit kekurangan ini dapat menumbuhkan emosi patriotisme dan nasionalisme pada hati dan jiwa orang yang menontonnya. Film ini juga membuat kita tersadar akan besarnya perjuangan Soekarno untuk meraih kemerdekaan Indonesia. Untuk terus mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang telah diraih oleh Soekarno, maka kita harus menjaga persatuan dan kesatuan bangsa agar bangsa Indonesia tidak mudah terpecah belah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar