1.
Syeda Fatimah binti Muhammad
lahir pada 27 Juli 604 M, Mekkah,Arab Saudi. Fatimah adalah anak perempuan
keempat pasangan Rasulullah SAW dan Ummul Mu’minin Khadijah. Fatimah memiliki
banyak julukan, julukannya yang paling mahsyur adalah Az-Zahra yang artinya
bercahaya, berkilau. Ulama berbeda pendapat dalam sebab dijulukinya Az-Zahra,
ada yang mengatakan karena Fatimah adalah bunga Rasulullah SAW. Ada juga yang
mengatakan karena Fatimah berkulit putih. Pendapat ketiga mengatakan karena
apabila Fatimah beribadah dalam mihrabnya (musholah) maka cahayanya menerangi
makhluk yang ada dilangit seperti halnya cahaya bintang menerangi makhluk yang
ada di bumi. Selain itu, Fatimah mendapat julukan Ash-Shiddiqh, Al-Mubarakah,
Az-Zakiyyah, Ar-Radhiyyah, dan Al-Murdhiyyah.
2. Di
masa kecilnya, Fatimah harus menggantikan pekerjaan sang bunda untuk melayani,
membantu, dan membela sang ayah. Hal itu dilakukannya karena diusianya yang
kelima tahun sang bunda yakni Khadijah harus pulang ke Rahmatullah. Masa kecil
Fatimah penuh dengan tantangan juga cobaan serta kesedihan. Berkali-kali ia
harus menyaksikan sang ayah ditentang oleh kaum kafir Quraish. Tidak jarang
Fatimah kecil meneteskan air mata di pipinya karena melihat perjuangan serta
penderitaan sang ayah saat berdakwah. Sampai akhirnya ia dewasa dan menikah
dengan Saidina Ali A.S lalu memiliki anak bernama Al-Husein dan Al-Hasan.
3. Fatimah
Az-Zahra terdidik di madrasah ayahnya, Rasulullah SAW yang notabene adalah
rumah kenabian. Sebuah rumah yang disitu wahyu dan ayat-ayat Al-Qur’an
diturunkan. Fatimah termasuk kelompok pertama dari kaum Muslimin yang beriman
kepada Allah Swt dan ia begitu tegar dan selama hidupn kukuh dalam keimannanya.
Rahasia dibalik kesendirian Fatimah selama hidupnya adalah bahwa Fatimah sejak
kecil harus memfokuskan perhatiannya pada latihan fisik dan pendidikan
spiritual.
4. Pekerjaan
Fatimah Az-Zahra hanyalah ibu rumah tangga. Ia menjalani kehidupan rumah tangga
yang sederhana bersama Saidina Ali A.S. Di samping menjaga dan memelihara anak
juga menggiling gandum, membuat adonan dan memanggang roti. Fatimah adalah
orang yang dicintai Rasulullah SAW dan Saidina Ali. Namun, ia harus merasakan
banyak penderitaan termasuk dalam rumah tangganya yang sederhana itu. Banyak
sekali tubuhnya yang terluka, karena terlalu sering menimba air sehingga
menimbulkan bekas di dadanya. Begitu sering menumbuk gandum sehingga tangannya
terkelupas. Karena terlalu sering menyapu sehingga bajunya berwarna tanah.
Karena terlalu sering menyalakan api sehingga warna pakaiannya berubah. Bahkan
Fatimah pernah menjual kerudungnya untuk makan anaknya.
5. Fatimah
hidup hanya untuk beribadah kepada Allah Swt. Selain itu, ia adalah wanita yang
mampu menghimpun kesabaran dan ketakwaannya, sehingga Allah Swt memilihnya
menjadi pemimpin para wanita penghuni syurga. Ada beberapa hal yang membuatnya
pantas menjadi pemimpin para wanita penghuni syurga. Mulai dari julukan
Al-Butul yang berarti memutuskan hubungan dengan dunia untuk beribadah kepada
Allah Swt. Kemudian, Fatimah menjadi sosok istri yang patuh pada suaminya yaitu
Ali a.s. Sampai Fatimah menjadi anak yang sholehah bagi Rasulullah SAW. Adapula
keistimewaan-keistimewaan lain yang Fatimah dapatkan, seperti bau surga yang
tercium darinya dan cahayanya yang diciptakan sebelum terciptanya seluruh cahaya
langit dan bumi.
6. Meskipun
demikian banyak masalah hidup dan tantangan yang Fatimah hadapi. Salah satunya
adalah kehidupan rumah tangganya bersama Ali yang sederhana. Kehidupan rumah
tangga Fatimah dan Ali sangatlah sederhana. Sebab, Ali bukanlah pemuda kaya
tetapi Ali hanyalah pemuda miskin yang tidak mempunyai apa-apa. Seringkali anak
Fatimah yang bernama Husein menangis karena kelaparan. Bahkan Fatimah tidak
mempunyai uang untuk memerdekakan seorang budak untuk membantunya. Sehingga
tidak jarang Fatimah terluka. Namun, itu semua tidak mengurangi kesetiannya
terhadap Saidina Ali a.s
7. Sampei
akhirnya Fatimah jatuh sakit yang menyebabkan Fatimah meninggal dunia. Fatimah
wafat pada 3 Ramadhan tahun 11 Hijriah. Fatimah dimakamkan di Jannatul Baqi,
Madinah, Arab Saudi. Pada saat itulah Madinah harus kehilangan mawarnya, yaitu
Fatimah Az-Zahra.
8.
Fatimah Az-Zahra memiliki
kesabaran dan ketakwaan yang luar biasa. Sudah sepantasnya sosok yang bersahaja
itu menjadi teladan bagi seluruh wanita di dunia. Perjuangan dalam menghadapi
tantangan dan masalah hidupnya meninggalkan pelajaran yang sangat berharga bagi
dunia.
Sumber diperoleh dari :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar