1.
Bambang
Mustari Sadino atau akrab dipanggil om Bob, adalah seorang pengusaha asal
Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Tanjungkarang,Lampung pada tanggal 9 Maret 1933. Ayahnya bernama Sadino dan
ibunya bernama Itinah
Soeraputra. Sadino lahir dari sebuah keluarga yang
hidup berkecukupan. Ia adalah anak bungsu dari lima bersaudara.Ayahnya
merupakan Kepala Sekolah di SMP dan SMA Tanjungkarang.
2. Bob Sadino pernah mengenyam pendidikan di SD
Yogyakarta tahun 1947,SMP di Jakara tahun 1950 dan dia melanjutkan sekolah SMA
di Jakarta pada tahun 1953.
3. Ketika orang tuanya meninggal, Bob yang ketika itu berumur 19 tahun
mewarisi seluruh harta kekayaan keluarganya karena saudara kandungnya yang lain
sudah dianggap hidup mapan. Bob kemudian menghabiskan sebagian hartanya untuk
berkeliling dunia. Dalam perjalanannya itu dia singgah di Belanda dan menetap
selama kurang lebih 9 tahun. Di sana dia bekerja di Djakarta Lylod di kota
Amsterdam dan juga di Hamburg, Jerman. Ketika tinggal
di Belanda itu, dia bertemu dengan pasangan
hidupnya, Soelami Soejoed.
4. Pada tahun
1967,Bob dan keluarga kembali ke Indonesia. Dia membawa serta 2 Mercedes
miliknya, buatan tahun 1960-an. Salah satunya dia jual untuk membeli sebidang
tanah di Kemang,Jakarta Selatan sementara yang
lain tetap dia simpan.
5. Kembalinya
ke tanah air, Bob Sadino bekerja di PT. UNILEVER Indonesia. Suatu hari ia
memiliki keingan untuk bekerja secara mandiri sehingga ia memutuskan untuk
keluar dari pekerjaannya. Memanfaatkan satu mobil yang dimiliki, dia memulainya
dengan menyewakan Mobil Mercedesnya dan dia sendiri yang menjadi sopirnya.Tidak
berjalan dengan lancar, usaha pertamanya ini boleh dibilang gagal karena Mobil
Mercedesnya yang ia sewakan mengalami kecelakan sehingga membuat mobil tersebut
rusak parah.Dia tidakbisa memperbaikinya lagi dikarenakan mahal.
6. Tidak
berhenti di situ saja, akhirnya Bob Sadino memutuskan untuk bekerja sebagai
kuli bangunan dengan upah harian yang boleh dibilang sedikit sebesar Rp.100,-
yang ia gunakan untuk menafkahi keluarganya.Dengan kondisi seperti ini
membuat Bob Sadino sedih, warisan peninggalan dari orang tuanya habis.
Kehidupan yang tadinya berkecukupan sekarang berbanding terbalik. Namun dengan
keadaan seperti ini tidak membuatnya untuk menyerah dan menerima keadaan begitu
saja.
7. Suatu
hari ada seorang sahabat Bob Sadino yang memberikan saran untuk beternak dan
berbisnis telur ayam negeri karena pada waktu itu telur ayam negeri masih
jarang ada di pasaran. Akhirnya dia menggeluti bisnis ini. Bersama istrinya,
dia memulai bisnis dengan berjualan telur ayam negeri yang dia tawarkan dari
pintu ke pintu kepada orang asing yang tinggal di daerah Kemang, Jakarta
Selatan. Bob Sadino bersama istrinya menjual telur beberapa kilogram
perharinya. Dalam tempo satu setengah tahun, dia
dan istrinya memiliki banyak langganan, terutama orang asing.
8. Seiring
dengan berjalannya waktu, telur ayam negeri mulai dikenal sehingga bisnisnya
semakin berkembang kemudian ia melanjutkan usahanya dengan berjualan daging
ayam. Pada tahun 1970, Bob Sadino mendirikan sebuah perusahaan yang diberi
nama Kem Chicks,
supermarket yang menyediakan beragam produk pangan impor untuk masyarakat
Jakarta. Seiring dengan berjalannya waktu permintaan akan daging dan sosis
semakin meningkat.
9. Maka
tahun 1975 ia mendirikan sebuah perusahaan yang bernama Kem Food, pelopor
industry daging olahan di Indonesia. Kem Food memproduksi
berbagai jenis daging olahan seperti Sosis, Burger, dan Baso.
10. Bisnis pasar swalayan Bob berkembang pesat, merambah ke
agribisnis, khususnya holtikutura, mengelola kebun-kebun sayur mayur untuk
konsumsi orang asing di Indonesia. Selain menjadi orang pertama
yang memperkenalkan telur ayam negeri, dia juga merupakan orang pertama yang
menggunakan perladangan sayur sistem hidroponik di Indonesia. Namanya Kem Fam, sebuah ladang sayur yang
didirikan oleh Bob Sadino dengan sistem hidroponik.
11. Bob
Sadino percaya bahwa setiap langkah sukses selalu
diawali kegagalan demi kegagalan. Perjalanan wirausaha tidak semulus yang
dikira. Dia dan istrinya sering jungkir balik. Baginya uang bukan yang nomor
satu. Yang penting kemauan, komitmen, berani mencari dan menangkap peluang.
12. Pada
tahun 2014 Soelami Soejoed istrinya meninggal dunia,semenjak itu kesehatan Bob
Sadino terus menurun. Sempat dirawat intensif selama dua Minggu di Rumah Sakit
Pondok Indah, namun pada 19 Januari 2015 pada pukul 17.55 dia meninggal dunia
karena sakit.Dia dimakamkan di
Tamam Pemakaman Umum Jeruk Purut, Jakarta Selatan, pada pukul 13.00 WIB.
Jasadnya ditempatkan satu liang lahat bersama ayah (Sadino), ibu (Itinah
Soeraputra), dan kakak perempuannya (Asiah Sadino).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar