Disusun oleh :
Widaty Putri Maharani
1. Andrea Hirata lahir 24 Oktober 1967 di Gantung, Belitung Timur, Bangka Belitung dengan nama lahir
Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun. Ia adalah anak ke-4 dari pasangan Seman Said
Harunayah dan NA Masturah. Desa miskin yang kehidupan di dalamnya serba pas -
pasan itu secara langsung sangat mempengaruhi kepribadian Andrea sejak kecil.
Kepribadian Andrea terbentuk dari lingkungan yang memprihatinkan, sedih, penuh
dengan rintangan hidup yang berat.
2. Sebenarnya nama Andrea Hirata itu bukan nama pemberian
dari ibu dan bapaknya. Melainkan nama yang dibuat – buatnya sendiri. Nama
sebenarnya yang diberikan oleh kedua orang tuanya adalah Aqil Barraq Badruddin Seman Said Harun. Andrea
merasa tidak cocok dengan nama itu, kemudian ia menggantinya dengan nama Wadud.
Nama Wadud ini masih gak cocok, hingga Andrea mengubah kembali namanya sebagai
“Andrea Hirata” sewaktu meranjak remaja.Ungkapan Andrea tentang
namanya “Andrea diambil dari nama seorang wanita yang nekat bunuh diri
bila penyanyi pujaannya, yakni Elvis Presley tidak membalas suratnya,”.
3. Kemudian kata Hirata dipungut dari nama melayu kampung (bukan nama Jepang
yang orang anggap). Di masa meranjak remaja itulah, pria asal pulau Belitung
itu mendapatkan nama yang cocok “Andrea Hirata”. Andrea Hirata tumbuh
bagai anak – anak melayu kampung pada umumnya. Ia tumbuh dengan segala
keterbatasan ekonomi kampung, namun Andrea tetap menjadi anak yang bijak,
periang, pembuat onar :D, dan penebar kegembiraan.
4. Dalam karya
novel Andrea Hirata yaitu “Laskar Pelangi”, ia sewaktu kecil sekolah di
tempat yang sangat memprihatinkan, mengenaskan, bahkan tak layak disebut
sebagai sekolah. Sekolah tersebut adalah “SD Muhammadiyah”. Andrea mengakui
bahwa sekolah tersebut sangat mengenaskan. Akan tetapi, berkat kegigihannya
ingin belajar iapun bersekolah di tempat mengenaskan itu. Di sekolah itulah
Andrea bertemu dengan“Laskar Pelangi” sebutan untuk sahabat – sahabat
Andrea Hirata.
5. Disekolah
itu pula lah, Andrea bertemu dengan sosok guru yang sangat istimewa. Guru
tersebut bernama bu Muslimah. Kegigihan dan semangat bu Muslimah untuk
mengajari murid – muridnya yang hanya berjumlah tidak lebih dari 11 orang.
Andre Hirata mengaku bahwa bu Muslimah lah yang telah merubah Andrea menjadi
sosok yang sangat bersemangat dalam menuntut ilmu.
6. Sebenarnya
di pulau Belitung ada sekolah yang layak untuk Andrea masuki, namun karena
keterbatasan ekonomi dan karena status bapak nya sebagai pegawai rendahan yang
membuat Andrea tak berhak untuk sekolah di sana.“Novel yang saya tulis
merupakan memoar tentang masa kecil saya, yang membentuk saya hingga menjadi
seperti sekarang,” Itu lah ungkapan Andrea yang memberikan
royalti untuk sekalah yang mengenaskan itu.
7. Banyak
sekali rintangan yang dihadapi oleh Andre untuk bisa sekolah, mulai dari jarak
sekolah yang sangat jauh, hingga keadaan sekolah yang sangat mengenaskan itu.
Motivasi dari guru istimewanya itu lah yang terus ia pertahankan untuk tetap
semangat menimbah ilmu.
8. Peran Bu
Muslimah ini lah yang memotivasi Andrea untuk menulis. Hingga sewaktu kelas 3
SD ia bertekat untuk bisa menulis sebuah cerita tentang perjuangan bu Muslimah.
Andrea pun tak pernah berhenti untuk berlatih nyorat - nyoret di kertas untuk
bisa menulis.“Kalau saya besar nanti, saya akan menulis tentang Bu
Muslimah,”. Itu lah ungkapan Andrea Hirata yang akrab disebut
"Ikal".Seusai Andrea menempuh pendidikan di pulau Belitung kampung
halamannya, ia kemudian bertekat untuk pergi dari kampung untuk merantau ke
pulau Jawa. Setamat SMA, Andrea dengan keinginan yang kuat untuk menggapai cita
– cita sebagai seorang penulis dan bisa melanjutkan pendidikan hingga ke bangku
kuliah, ia pun merantau ke Jakarta.
9. Pada saat di
kapal laut yang ia naiki, ia mendapat saran dari nahkoda untuk pergi ke daerah
Ciputan dimana masyarakat setempat belum begitu ramai. Saran tersebut pun ia
ikuti, dan ia naik bus untuk pergi ke Ciputan, namun al-hasil, bus tersebut
malah mengantar Andre ke Bogor. Al-hasil, Andrea pun mau tak mau lantas memulai
hidup baru di kota Bogor yang dikenal sebagai kota hujan.
10. Tak tau
nasib baik apa yang terjadi pada Andrea, ia pun mendapat pekerjaan sebagai
tukang pos (penyortir surat di kantor pos). Dengan segala kekuatannya, ia pun
akhirnya bisa melanjutkan pendidikannya ke bangku kuliah Fakultas Ekonomi,
Universitas Indonesia.
11. Setelah Andrea tamat dari Universitas Indonesia, ia berusaha keras untuk
mendapatkan beasiswa S2 Economic Theory di Universite de Paris, Sorbonne.
Dengan segala tenaga dan kerja kerasnya, al-hasil ia mendapat kesempatan untuk
melanjutkan pendidikan ke Universitas de Paris, Sorbonne, Prancis dan
Sheffield Hallam University, Inggris.
12. Andrea Hirata adalah penulis novel yang sangat terkenal dan 8 tahun belakangan Andrea mendapatkan penghargaan karena
kontribusinya di sastra internasional, berkat novel pertama Andrea Hirata
‘Laskar Pelangi’ telah diterjemahkan ke dalam 34 bahasa asing dan diterbitkan
di lebih dari 130 negara oleh penerbit-penerbit terkemuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar