|
Gizi Buruk
Disusun
oleh : Revani Aggustin
Salah satu masalah sosial yang
sedang ramai terjadi terutama di daerah pelosok yaitu gizi buruk yang umunya
terjadi pada anak – anak. Gizi buruk adalah kondisi tubuh terparah yang
mengalami kekurangan gizi dalam kurun waktu yang lama (menahun).
Dirangkum dari berbagai sumber, diketahui ada
3 jenis gizi buruk yang sering terjadi, yaitu Kwashiorkor atau busung lapar merupakan salah satu jenis dari gizi buruk.
Seorang anak yang mengalami kondisi ini memiliki ciri yang khas yaitu terdapat
edema (bengkak) pada seluruh tubuh sehingga tampak gemuk. Selain Kwashiorkor
atau busung lapar, terdapat jenis Marasmus
merupakan salah satu bentuk kekurangan gizi buruk yang sering dialami oleh
balita, penyebabnya, seperti kurang makan, mengalami infeksi di tubuhnya,
bawaan lahir, prematuritas, serta faktor lingkungan. Jenis gizi buruk
berikutnya yaitu Marasmik-kwashiorkor merupakan
gabungan antara marasmus dan
Kwashiorkor. kondisi ini memiliki berat badan kurang dari 60 persen berat
badan yang sesuai dengan usianya, kemudian disertai dengan pembengkakan yang
tidak mencolok.
Terdapat sebuah model yang
dikembangkan Unicef tahun 1990, untuk mengurai faktor penyebab gizi
buruk ini (Soekirman, 2000). Dengan model tersebut, penyebab masalah gizi dibagi
dalam tiga tahap, yaitu penyebab langsung, penyebab tidak langsung dan penyebab
mendasar. Penyebab langsung gizi buruk, yaitu asupan gizi yang kurang dan
penyakit infeksi. Penyebab tidak langsung, yaitu tidak cukup pangan, pola asuh
yang tidak memadai, dan sanitasi, air bersih/ pelayanan kesehatan dasar yang
tidak memadai, sedangkan penyebab mendasar/akar masalah gizi buruk adalah
terjadinya krisis ekonomi, politik dan sosial termasuk bencana alam, yang
mempengaruhi ketersediaan pangan, pola asuh dalam keluarga dan pelayanan
kesehatan serta sanitasi yang memadai, yang pada akhirnya mempengaruhi status
gizi balita.
Gizi buruk pada anak ditangani
dengan tiga fase, yaitu stabilisasi, transisi, dan rahabilitasi. Pemerintah
menggelar upaya penanggulangan gizi buruk yang terjadi di masyarakat dengan
cara Pemberian Makanan Tambahan (PMT) merupakan salah satu
komponen penting Usaha Perbaikan Gizi Keluarga (UPGK) dan program yang
dirancang oleh pemerintah.
PMT sebagai
sarana pemulihan gizi dalam arti kuratif, rehabilitatif dan sebagai sarana
untuk penyuluhan merupakan salah satu bentuk kegiatan pemberian gizi berupa
makanan dari luar keluarga, dalam rangka program UPGK. PMT ini diberikan setiap
hari, sampai keadaan gizi penerima makanan tambahan ini menunjukkan perbaikan
dan hendaknya benar-benar sebagai penambah dengan tidak mengurangi jumlah
makanan yang dimakan setiap hari dirumah.
Dilakukan penanganan sebagaimana
mestinya oleh penyedia layanan kesehatan, selanjutnya antibiotik bisa diberikan
apabila diketahui ada infeksi yang menyeratai. Dokter juga akan memberikan
suplemen vitamin A dengan dosis yang disesuaikan usia anak.
Multivitamin
dan mineral terutama asam folat juga diberikan di hari pertama sebanyak 5 mg
dan selanjutnya 1 mg perhari. Pemberian
makanan diberikan secara bertahap,
karena tubuh yang tadinya tidak mendapatkan cukup makanan perlu beradaptasi,
makanan terbaik adalah yang tinggi protein dan karbohidrat.
Sumber :
http://sehatceriaavail.blogspot.co.id/2012/01/program-penanggulangan-gizi-buruk-dari.html
diakses
pada tanggal 28 April 2018.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar