Disusun Oleh Sylvia Agnes
Zumipah Tisejapalasny
Pernyataan Umum :
Orang transgender adalah orang yang memiliki identitas
gender atau ekspresi
gender yang berbeda dengan seksnya yang
ditunjuk saat lahir. Orang transgender juga terkadang
disebut sebagai orang transseksual jika ia menghendaki bantuan medis
untuk transisi dari
satu seks ke seks lainnya. Transgender juga merupakan sebuah kata umum.
Urutan Sebab Akibat :
Tingkat
seorang individu untuk merasa asli, murni, dan nyaman dengan penampilan luarnya
serta menerima identitas aslinya disebut sebagai kesesuaian transgender (transgender congruence). Banyak dari orang transgender
mengalami apa yang disebut disforia
gender dan beberapa
menerima bantuan medis seperti terapi
penyulihan hormon, operasi
penentuan ulang seks, atau psikoterapi. Tidak semua orang transgender
menghendaki penanganan medis dan beberapa tidak melakukannya karena kendala
ekonomi atau kesehatan. Mayoritas orang transgender menghadapi diskriminasi
dalam pekerjaan dan pencarian kerja, pemenuhan
kebutuhan tempat tinggal,[15] serta pelayanan kesehatan. Orang transgender juga tidak
dilindungi oleh hukum dari
diskriminasi di banyak tempat.
Pada hakikatnya, masalah kebingungan jenis kelamin
atau yang lazim disebut juga sebagai gejala transseksualisme ataupun
transgender merupakan suatu gejala ketidakpuasan seseorang karena merasa tidak
adanya kecocokan antara bentuk fisik dan kelamin dengan kejiwaan ataupun adanya
ketidakpuasan dengan alat kelamin yang dimilikinya. Ekspresinya bisa dalam
bentuk dandanan, make up, gaya dan tingkah laku, bahkan sampai kepada operasi
penggantian kelamin (Sex Reassignment Surgery). Dalam DSM (Diagnostic and Statistical
Manual of Mental Disorder) – III, penyimpangan ini disebut sebagai juga
gender dysporia syndrome. Penyimpangan ini terbagi lagi menjadi beberapa
subtipe meliputi transseksual, a-seksual, homoseksual, dan heteroseksual.
Transeksual dapat diakibatkan faktor bawaan
(hormon dan gen) dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan di antaranya
pendidikan yang salah pada masa kecil dengan membiarkan anak laki-laki
berkembang dalam tingkah laku perempuan, pada masa pubertas dengan homoseksual
yang kecewa dan trauma, trauma pergaulan seks dengan pacar, suami atau istri.
Perlu dibedakan penyebab transseksual kejiwaan dan bawaan. Pada kasus
transseksual karena keseimbangan hormon yang menyimpang (bawaan),
menyeimbangkan kondisi hormonal guna mendekatkan kecenderungan biologis jenis
kelamin bisa dilakukan. Mereka yang sebenarnya normal karena tidak memiliki
kelainan genetikal maupun hormonal dan memiliki kecenderungan berpenampilan
lawan jenis hanya untuk memperturutkan dorongan kejiwaan dan nafsu adalah
sesuatu yang menyimpang dan tidak dibenarkan menurut syariat Islam.
Upaya
Pencegahan :
Antara lain adalah ;1. Menjaga pergaulan
2. Menutup segala celah pornografi misalnya dari gadget. Orang tua harus aktif dalam hal ini.
3. Diadakan kajian atau seminar mengenai bahaya Transgender di sekolah-sekolah
4. Adanya undang-undang yang melarang adanya Transgender sehingga hal ini tidak menyebar semakin parah.
5. Diadakan penyuluhan keagamaan mengenai Transgender yang menyimpang dari aturan agama.
Dengan hal-hal tersebut, diharapkan Transgender dapat dicegah dan penyebarannya tidak semakin luas. Transgender merupakan suatu masalah kejiwaan yang perlu ditangani oleh semua pihak baik dari pelaku maupun lingkungan sekitar. Dengan adanya kerja sama yang baik, bukan tidak mungkin masalah Transgender yang menjadi kontroversi ini bisa diatasi dengan baik.
Daftar Pustaka
Tidak ada komentar:
Posting Komentar