Follow Us @literasi_smkn23jkt

Selasa, 29 November 2016

Gus Dur: “SANG PENAKLUK DARI INDONESIA”



Disusun oleh: Muhammad Fadillah




Orientasi :
1. Abdurrahman Addakhil atau “Sang Penakluk”, dan kemudian lebih dikenal dengan panggilan Gus Dur. ‘Gus’ adalah panggilan kehormatan khas kepada anak kyai. Gus Dur lahir di Jombang, Jawa Timur, 7 September 1940. Gus Dur juga diajarkan membaca non Islam, majalah dan koran oleh ayahnya untuk memperluas pengetahuannya.
2.    Kakek dari ayahnya KH. Hasyim Ayari, adalah pendiri Nahdlatul Ulama (NU), Sementara kakek dari ibunya KH. Bisri Syansuri, adalah pengajar pesantren. Ayahnya adalah KH. Wahid Hasyim, sedangkan Ibunya adalah Hj. Sholehah. Gus Dur menikah dengan Sinta Nuriyah dan dikaruniai empat orang anak, yaitu: Alisa Qortrunnada (1), Zanubba Ariffah Chafsoh {Yenny} (2), Anita Hayatunnufus (3), dan Inayah Wulandari (4).

Urutan Peristiwa Kejadian Tokoh :
3.    Dia belajar di Jakarta, masuk ke SD KRIS sebelum pindah ke SD Matraman Pewari. Pada tahun 1954 di SMO ia tidak naik kelas, tetaoi karena persoalan intelektual. Pada 1959 Gus Dur pindah ke pesantren Tambakkeras di Jombong. Gus Dur mendapatkan bea siswa dari Departemen Agama di University Al-Azhar tapi tidak diselesaikan. Llau ia melanjut belajar di Universty Baghdad pada tahun 1970. Dan sayangnya di Baghdad ia tidak diakui lau ia pergi ke Belanda di Uniersity Leiden. Gus Dur pergi ke Jerman dan Perancies sebelum ke Indonesia pada tahun 1971. Gus Dur kembali ke Indonesia 1971. Gus Dur kembali ke Jakarta dan bergabung LP3ES.
4.  Abdurrahman Wahid meneruskan kariernya sebagai jurnalis, menulis untuk tempo dan kompas. Gus Dur mendirikan majalah prisma yang salah satu contributor utamanya dan seiring berkeliling pesantren dan madrasah di seluruh Jawah. Gus Dur menambah pekerjaannya dengan mejadi Guru Kitab Al-Hikam. Tahun 1977 dia bergabung di University Hasyim Asyai sebagai dekan fakultas praktik dan kepercayaan Islam, dengan mengajar subyek tambahan seperti pedagogi, syariat Islam dan misiologi
5. Gus Dur menerima Ramon Magsaysay Awards, penghargaannya untuk kategori kepemimpinan social. Dia dinobatkan sebagai “Bapak Tionghoa” oleh beberapa tokoh Tionghoa Semarang di Kelenteng. Pada 11 Agustus 2006, Gadis Arivia dan Gus Dur mendapatkan Taasrif Award-Aji sebagai pejuang kebebasan pers 2006. Gus Dur mendapatkan penghargaan lagi dari Simon Wethenthat Center, sebuah yayasan yang bergerak penegak di HAMM, karena dianggap sebagai salah satu tokoh yang peduli persoalan HAM. Gus Dur memperoleh penghargaan dari Mebel Valor, di Los Angeles karena ia memiliki keberanian membela kaum minioritas. Mendapat penghargaan dari University Temple dan namanya diabadikan sebagai nama kelompok studi Abdurrahman Wahid chair of Islamic study. Gus Dur mempunyai gelar Doktor kehormatan ( Doktor Honoris Causa), yaitu:
        Doktor Kehormatan bidang kemanusiaan dari Netanya University, Israel (2003)
·     Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Konkuk University, Seoul, Korea Selatan (2003)
·     Doktor Kehormatan dari Sun Moon University, Seoul, Korea Selatan (2003)
·     Doktor Kehormatan dari Soka Gokkai University, Tokyo, Jepang (2002)
·     Doktor Kehormatan bidang filsafat hokum dari Thammasat University, Bangkok, Thailand (2000)
·       Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand(2000)
·     Doktor Kehormatan bidang ilmu hokum dan politik, ilmu ekonomi dan manajemen, dan ilmu Humaniora dan Pantheon Sorborne University, Paris, Peranci (2000)
6.     Gus Dur berencana mengadakan musyawarah besar untuk merayakan ulang tahun NU ke-66 dan merencanakan acara itu dihadiri paling sedikit satu juta anggota NU. Namun, Soeharto menghalangi acara tersebut dengan memerintahkan polisi mengusir bus yang berisi anggota NU begitu tiba di Jakarta. Gus Dur mengirim surat protes kepada Soeharto menyatakan bahwa NU tidak diberi kesempatan menampilkan Islam yang terbuka, adil, dan toleransi. Tahun 1994 Gus Dur menominasikan diri untuk masa jabatan ketiga, tetapi pendukung Soeharto dan lain-lainnya berkampanye melawan kembali Gus Dur.
7.  Gus Dur wafat hari Rabu, 30 Desember 2009, di Rumah Sakit Cipto Mangunkosumo, Jakarta, pukul 18.45 akibat berbagi komplikasi penyakit, diantaranya jantung dan gangguan ginjal yang dideritanya sejak lama. Sebelum wafat dia harus menjalani cuci darah rutin. Sehingga sebelum dipindahkan ke Jakarta ia sempat di rawat di Surabaya usai mengadakan perjalanan di Jawa Timur.

Reorientasi :

8.  Gus Dur ialah presiden ke empat yang pantas untuk menjadi panutan masyarakat, kita dapat belajara dari kata-kata motivasinya dan sifat-sifat Gus Dur yang beragama dan berani demi kebenaran. Gus Dur juga dikenal sebagai orang yang mengerti beragama, berpendidikan tinggi, dan berpolitik di negaranya.


    Sumber:
    http://www.biografiku.com/2010/01/biografi-kyai-haji-abdurrahman-wahid.html
    https://id.wikipedia.org/wiki/Abdurrahman_Wahid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar