Disusun Oleh: Luthfi Rachnady
1. Syekh
Ali Jaber, sapaan akrab dari Syekh Ali Saleh Muhammad Ali Jaber, lahir di Kota
Madinah Munawarah Saudi Arabia 3 Shafar 1396 H / 03 Februari 1976 M. Sejak
kecil Ali Jaber telah menekuni membaca Al-Qur’an. Ayahnya yang awalnya
memotivasi Ali Jaber untuk belajar Al-Qur’an, karena dalam Al-Qur’an terdapat
semua ilmu Allah SWT. Dalam mendidik agama, khususnya Al-Qur’an dan shalat,
ayahnya sangat keras, bahkan tidak segan-segan memukul bila Ali Jaber kecil
tidak menjalankan shalat. Ini implementasi dari hadis Nabi Muhammad SAW yang
membolehkan memukul anak bila di usia tujuh tahun tidak melaksanakan shalat
fardhu. Keluarganya dikenal sebagai keluarga yang religius.
3. Ia
menjalani pendidikan, baik formal maupun informal, di Madinah, tahun 1410 H /
1989 M, ia tamat ibtidaiyah, tahun 1413 H / 1992 M tamat Tsanawiyah, tahun 1416
H / 1995 M tamat aliyah. Tahun 1417 H / 1997 M sampai saat ini ia mulazamah
(melazimi) pelajaran-pelajaran Al-Qur'an di Masjid Nabawi, Madinah.
4. Kegiatan
selama di Indonesia antara lain adalah sebagai berikut :
- Guru Tahfidz Al-Qur’an di Islamic Centre / Masjid Agung Al- Muttaqin Cakranegara Lombok NTB,
- Imam Besar dan Khatib di Masjid Agung Al- Muttaqin Cakranegara Lombok NTB,
- Imam Sholat Tarawih, Qiyamul Lail dan pembimbing Tadarus Al- Qur’an selama Ramadhan 1429 H serta Imam Sholat Idul Fitri 1429 H di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Jakarta Pusat,
- Pengajar di Pesantren Tahfidz Al- Qur’an Al- Asykar Puncak Jawa Barat,
- Muballigh Majelis Taklim di Jakarta dan sekitarnya (Nikmatnya sedekah MNCTV, Indonesia Menghafal MNCTV, dan mengajar di majelis taqlim di pancoran).
- Menjadi Juri di acara Hafiz 2014 RCTI
- Damai Indonesiaku TvOne
6. Dalam sebuah cuplikan video ceramah
yang ada di Youtube, Syekh Ali Jaber mengisahkan tentang dirinya sewaktu
berjumpa dengan salah seorang ustadz anti maulid, ustad yang selalu
membid’ahkan Maulid Nabi.(Bid’ah: tidak pernah diajarkan rasul) Syekh Ali Jaber
kemudian menghampiri dan bertanya”Kenapa Maulid Bid’ah?” Jawaban dari ustadz
tersebut adalah karena tidak ada dizaman Rasulullah. Syekh Ali Jaber kemudian
bertanya lagi: “Jadi dasarnya Cuma itu saja?”, jadi tidak ada didalam Al-Qur’an
maupun Hadits yang secara jelas melarang hal itu, maka Syekh Ali Jaber pun
berkata lagi: “Antum dari kepala sampai ujung kaki, bid’ah. Karena antum tidak
ada dizaman rasul.” Diakhir kisahnya, Syekh Ali Jaber memberikan nasehat bahwa
“Walaupun dalam masalah Maulid itu ada beda pendapat, tapi tidak salah kita
saling silaturahim, saling menasehati dan saling mengisi."
7. Syekh Ali Jaber pantas
menjadi panutan karena ia
adalah seorang muslim yang luar biasa. Ia tekun dalam membaca, mempelajari,
menghafal dan mengamalkan Al-Qur’an. Terus Berjuang untuk berdakwah dan pantang
menyerah mengajarkan banyak orang untuk menghafal Al-Qur’an.
Daftar Pustaka:
http://www.viva.co.id
http://www.masuk-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar